Bermalam.

173 24 15
                                    


Jam 8 malam tadi Bumi betulan datang kerumahku. Ia menjelaskan kalau apa yang teman-temanku katakan, benar adanya. Kemarin malam Bumi dan teman-temannya menangkap bandar narkoba yang tidak lain kedua bandar narkoba itu kakak kandungnya Aryan. Ia dan teman-temannya di bawa ke kantor polisi untuk menjelaskan kronologi kejadian juga menjadi saksi penangkapannya.


Kedatangan Bumi ke rumahku membuat Adlan terkejut terlebih Bumi memperkenalkan dirinya sebagai pacarku. Bang Farqa mengatakan ia setuju denganku. Ia tau betul bagaimana Bumi. Ia sudah mendengar tentang Bumi. Lain dengan Adlan yang terus menentangku untuk tidak berhubungan dengan Bumi. Cihhh, dia pikir kalau ia menentang atau melarangku, aku akan menurutinya. Ia pacaran sampai memutuskan tunangan pun ia tidak bertanya lebih dulu padaku. Untuk apa juga aku menurutinya. Adlan tidak penting lagi untukku!


Bumi pulang pun karena Elang menghubunginya kalau ia sudah di rumah Bumi. Akhirnya Bumi memutuskan pulang karena memang waktu juga sudah terlalu malam. Sebelum Bumi pulang, aku mendapat telpon dari Mawar kalau dirinya dan Reno baru saja pacaran. Aku dan Bumi terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa teman dekatku dan teman dekat Bumi juga akhirnya pacaran sama seperti aku dan Bumi.


"Lan, lo tau nggak sih sebelum Medina pulang sama Mommy Dara, Kak Mecca ngomong apa ke Medina?"


Aku menoleh ke arah Maya yang sedang berbaring di sampingku. Malam ini Bia, Baba dan Bimaa sedang pergi ke Medan. Aku di tinggal sendiri dan Bia meminta Maya untuk menginap di rumahku. Kalau Bang Farqa, Adlan, Bani dan Kak Mecca sudah pulang setelah tak lama Bumi pulang.


"Apa?" Tanyaku acuh. Mendengar nama Kak Mecca membuatku ingin marah.


"Masa si Medina di minta Kak Mecca, ngomong ke Mommy Dara biar Mommy bilang ke Bia untuk deketin Medina sama Bimaa." Aku mengernyit kening heran, aku tidak mengerti maksud ucapan Maya.


"Maksudnya apa sih? kok jadi bawa-bawa Bia sama Bimaa?"


"Lo tau kan kalo si Mecca itu awalnya yang minta Mommy biar di deketin sama Kak Adlan?" Aku mengangguk, "Tujuannya biar Mommy bilang ke Ibun biar Kak Adlan mau sama dia?"


"Iya terus?"


"Lo juga tau kan kalo Medina itu suka sama Bimaa?"


"Iya?"


"Nah! Si Mecca bilang ke Medina biar ikutin jejaknya. Biar Medina dapetin Bimaa!"


"Ohhh! Gue paham! Jadi maksud lo, biar Medina bilang ke Mommy dan Mommy bilang ke Bia. Terus nanti jadinya Bimaa di jodohin sama Medina? Gitu maksud lo?"


"Ahhh! Pinter sekali anaknya Alee!"


"Bangke anaknya Damar!" Maya tertawa kencang. Aku dan Maya memang sering bercanda dengan membawa nama orang tua kami. Sangat lucu di dengar.


"Tapi lo tau nggak jawabannya Medina apa?" Aku menunggu kelanjutan ucapannya yang sering sekali menggantung dan membuat penasaran.

Tinggal KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang