15. Minta maaf

55 7 0
                                    

Lo yang salah gue yang minta maaf, gini amat nasib jadi cowok.
                             ~Elang Dwinata Husein

"Ya allah aku capek," keluh Ayla saat di pertengahan jalan.

Ayla duduk di pinggir jalan karen ia sudah sangat merasa lelah. Ia memejamkan matanya sejenak lalu mengibas-ngibaskan tangannya karena merasa gerah.

"Nih buat lo!" ucap seseorang yang tiba-tiba saja datang di depan Ayla dan membawa sapu tangan.

"Lo ngapain disini?" cetus Ayla.

Elang duduk di samping Ayla, "Lo marah sama gue?" tanya Elang tak merasa berdosa.

Ya seseorang ini adalah Elang. Entah bagaimana bisa dan karena apa laki-laki ini datang menghampiri Ayla lalu memberinya minum.

Ayla terdiam karena benar-benar sangat marah saat ini pada Elang.

Elang semakin merasa bersalah, ia menatap Ayla dengan lekat, "Ay" panggil Elang dengan lembut.

Detak jantung Ayla berjalan dengan cepat. Rasanya entah kenapa keadaannya begitu menjadi gugup saat ini.

Namun ingin sekali rasanya Ayla tertawa karena Raut wajah Elang begitu memelas, tidak seperti biasanya. Tetapi ia tahan sebisa mungkin karena untuk sekarang ia sangat marah pada Elang dan agar Elang tidak mengulanginya lagi.

"Apa?" tanya Ayla ketus dan dengan wajah datar.
"Lo bisa marah sama gue?" tanya Elang balik dengan polosnya.

"Dasar bodoh! Gue juga manusia kali jangan mentang-mentang gue suka sama lo gue nggak bisa marah ya kampret."  batin Ayla

Ayla terdiam tak menjawab.

"Ay gue... Gue minta maaf ya gue tau gue salah." ucap Elang merasa malu.

Ayla tak menjawab, padahal ingin sekali Ayla memaafkan tetapi biarlah supaya menjadi pelajaran untuknya agar tidak seenaknya.

"Ayla? Lo denger gue nggak sih?" cetus Elang.
"Denger," jawabnya singkat.
"Maafin gue. Iya gue tau gue salah, lo boleh minta apa aja deh yang penting lo maafin gue." lirih Elang
"Lo kenapa ngebet banget pengen di maafin gue?! bukannya tadi lo marah-marah sama gue? Dan emang bener kok kalo gue gak tau malu." Tanya Ayla dengan nada meninggi dan mengeluarkan semua unek-uneknya.
"Gue ngerasa bersalah Ay, gue nggak tenang kalo punya salah sama orang." lirih Elang
"Oke mumpung gue lagi baik gue maafin lo tapi ada satu syarat," jawab Ayla.
"Apa?" tanya Elang
"Besok kan libur, gue mau lo bikin gue seneng sehari." pinta Ayla
"Hah!" lantas Elang pun kaget mulutnya sontak menganga dan matanya membulat.
"Gimana? Kalo nggak mau yaudah gue kaga maksa," ujar Ayla.
"Yaudah iya oke." dengan sangat terpaksa Elang mengiyakan.

Elang tanpa perintah menelfon bengkel pribadinya untuk membantu Ayla.

"Iya Den kenapa?". Tanya seorang montir di seberang sana

"Pak, punten kadieu, sapédah réncang abdi rusak, janten punten lereskeun ayeuna, punten pisan" pinta Elang.

"Oh gitu ya sudah kirim lokasi aja Den nanti bapak kesana".

"Baik Pak hatur nuhun ya".

"Sami-sami atuh Den".

Elang mematikan telfonnya secara sepihak lalu mengirim lokasinya saat ini.

"Ayo pulang," ajak Elang pada Ayla setelah mengirim lokasinya.

Ayla masih terdiam tak percaya jika ini semua terjadi.

"Ayo bego! Lo mau seharian sampe sore disini?!" kata Elang sambil berdecak malas.

Ayla mengangguk ia memasuki mobil Elang dan meninggalkan sepedanya di pinggir jalan, karena ia yakin pasti Elang tadi menelfon supirnya meskipun Ayla tak mengerti pembicaraan Elang sama seseorang yang berada di telfon tadi.

Your'e Mine [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang