"Bubuuu", Jeno memanggil Taeyong yang sedang duduk di ruang TV mereka. Sebenarnya mata pria cantik itu menatap ke layar handphonenya.
"Heii heii.. siapa yang mengajarimu memanggil Mommy begitu?", Jaehyun yang baru sudah mandi mendudukkan dirinya di samping sang istri, merangkul pundak itu mesra.
Jeno yang mendengar protesan sang ayah hanya mendengus, "kenapa memangnya? Daddy saja memanggil Mommy begitu kan? Bubu.. bubu..." Jeno mengejek Jaehyun dengan memaju-majukan bibirnya yang berhasil membuat Taeyong tertawa. Ibu dua anak itu meletakkan handphonenya memilih untuk ikut masuk dalam obrolan dari kedua orang di hadapannya kini.
Tak lama Mark turun dengan botol plastik di pegangannya, ingin mengambil air untuk persediaan di kamarnya nanti. "kalian mengobrol dan aku tidak di ajak? Waahhh parah sekali" Mark menggelengkan kepalanya mendramatisir keadaan.
"Siapa suruh telponan terus dengan Chocoball ku?!", Jeno berbicara sambil bersandar di Sofa
Mark yang sudah selesai dari dapur melirik Jeno tajam, "apa katamu tadi?"
"Chocoball." ucap Jeno dengan polos. Mark mendekat kearah Jeno yang duduk di samping Taeyong, mengulurkan tangannya kearah si bungsu.
Tak
"Jangan sematkan kata ku."Mark tak segan kembali menjitak kepala si bungsu.
"Hyung tidak boleh bermain kekerasan", Jeno mengusap kepalanya yang terkena jitakan dari Mark.
"Kepalamu kekerasan!"Mark menjatuhkan dirinya disamping Jaehyun.
"Dad kapan aku bisa mulai berkerja di perusahaan mu?"
Jaehyun menoleh, kemudian menelengkan kepalanya kesamping. Sedang berfikir kapan si sulung bisa menggantikan dirinya.
"minggu depan sudah bisa, atau kamu mau besok juga tidak apa-apa"
Mark mengangguk, "lusa saja aku survei kesana ya Dad" yang diangguki oleh Jaehyun.
"Markeu" panggil Taeyong.
Mark yang tadi sedang menonton tv menoleh, menatap sang mommy dengan tatapan bertanya.
"kenapa mau cepat-cepat bekerja, kamu kan masih semester 6, kamu juga mengambil S1 itu berarti kamu masih akan menjalani 2 semester lagi"
"itu juga kalau cepat lulus", Jeno menyahuti.
Mark tak menghiraukan ucapan si bungsu, ia memilih menjawabi ucapan Taeyong. "Biar mendapatkan uang dan segera menikahi Haechan tentu saja"
Jeno menatap Mark dengan tatapan terkejutnya, "HYUNGGG!"
Mark memutar bola matanya, sedangkan Taeyong memejamkan matanya, kupingnya serasa akan berlari membawa serta gendang telinganya sejuah mungkin. Si kepala keluarga hanya tersenyum saja.
"Hyung serius mau menikah dengan Haechan?"
Mark mengangguk, "memangnya kenapa?"
"Memang si manis itu mau dengan Hyung yang dingin dan galak ini?"
Mark mengangkat bahunya acuh, "doakan saja dia mau, kalau dia tidak mau itu berarti kami belumlah jodoh"
Jeno menggelengkan kepalanya, "kalau hyung tidak serius dengan Haechan jangan coba-coba mendekatinya lagi. Aku tidak keberatan menjadikan dia yang kedua asal kamu tahu"
Mark menatap Jeno horor, enak saja Haechannya mau diambil maruk sekali memang oknum bernamaJung Jeno ini. Mark memilih beranjak dari sofa ruang TV menuju kamarnya, lebih baik dia menelpon sang kekasih hati daripada meladeni Jung Jeno si bucinnya Jaemin. Padahal oknum bernama Jung Mark itu sama bucinnya terhadap lelaki manis bernama Lee Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮 [Matahariku] || MarkHyuck ✓
FanfictionMark mempercepat langkahnya ketika melihat punggung kecil Haechan kini semakin dekat dengannya. Grep Haechan menoleh, sedikit kaget ketika melihat siapa yang mencekal lengannya. Genggaman Mark terasa dingin ditangannya. "Ada apa Hyung?" Mark tak...