"Besok kau akan kesini lagi?"
Gadis itu hanya menjawab dengan anggukan.
"Lusa juga akan kesini lagi?"
Gadis itu kembali mengangguk.
Gadis satunya terlihat sangat senang.
"Besok, lusa dan seterusnya mari kita bertemu disini setiap hari. Mulai saat ini, tempat ini adalah markas kita." katanya sambil terus tersenyum.
"Siapa namamu?"
"Namaku..."
Deg...
Joanne tersadar dari mimpi buruknya, ia menatap langit-langit ruangan itu.
"Tidak salah lagi plafon ini adalah plafon kamarku." Ucapnya sambil mencari kesadaran dan mencoba bangun.
"Ka-kau?! Bagaimana kau bisa..." Joanne kaget melihat sosok yang duduk di kursi, tepat disamping ranjangnya.
"Sudah sadar? Kau pingsan lama sekali, aku sampai bosan menunggu."
"Tu-tunggu, Yuna. Sepertinya kita..." belum menyelesaikan ucapannya tiba-tiba terlintas ingatan saat ia turun dari bus dan mengejar Yuna.
"Bagaimana? Sudah ingat?"
"Bagaimana kau tau rumahku? Kau menguntitku?!" Joanne menarik selimut, berusaha menutupi tubuhnya.
"Apakah semua manusia bertingkah sekonyol ini?!" Aura menyeramkan menyelimuti kamar Joanne.
Joanne menelan ludahnya, jelas sekali raut wajahnya terlihat takut.
"Ke-kenapa kau selalu bicara seolah-olah kau bukan manusia?"
"Memangnya kau pikir kau manusia?!" Yuna benar-benar mulai kesal dengan situasi ini tapi memberitahu Joanne soal kebenaran sama saja membunuhnya.
Yuna beranjak dari kursi.
"Aku benar-benar seperti tak mengenalmu, sungguh." Matanya yang mulai berkaca-kaca, Yuna mendongak dan menahan air matanya.
"Tidakkah sedikit pun, kau mengingatku?" Tatapannya yang begitu dalam membuat Joanne merasa bersalah.
"Aku harus bagaimana agar kau mengingatku?!"
"Siapa orang tuamu? Dimana mereka? Dari mana asalmu?! Apa kau mengingatnya?! Bagaimana saat kau kecil hingga kau tumbuh dewasa?! Siapa keluargamu? Pernahkah kau berfikir kenapa kau hanya sendirian di rumah ini?! Jawab aku!" Yuna jatuh, tertunduk dan menangis sejadi-jadinya.
Tangisan Yuna membuat Joanne sesak.
"Lagi-lagi perasaan ini..."
"Siapa aku? Dimana orang tuaku? Dari mana asalku? Kenapa aku disini? Aku benar-benar tidak pernah memikirkan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
E N V Y • 2SHIN
Fantasy"𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒖." "..." "𝑨𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊𝒎𝒖." Note : Cerita ini terinspirasi dari anime, menggunakan tema fantasi yang mirip namun alurnya tidak sama. Warning! GxG ; 2Shin.