Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)

48. Hujatan

Kesendirian adalah teman terbaik. Karena hanya sepi, yang mampu menerawang segala rasa sakit yang menjalar.

—Asyilla Maharani Carollien—

[Manusia biasa yang di pandang hina]

——————

Setelah 3 hari berada di Bandung. Hari ini, Asyilla sudah memasuki sekolahnya kembali. Namun, setiap langkahnya menjadi sorot banyak orang, seperti CCTV yang tengah mengintai. Asyilla hanya bisa menunduk, saat orang-orang membisiki dirinya tanpa henti. Sebuah majalah dan foto itu, sudah benar-benar tersebar luas.

Tiba-tiba saja, langkah Asyilla harus di hadang oleh seseorang. Mereka tersenyum remeh pada dirinya. Mereka kenapa? Itulah pikiran Asyilla saat ini. Karena sebelumnya, Asyilla tidak pernah membuat masalah kepada mereka.

“Jadi ini, mostwanted girls yang mempunyai kedudukan tinggi di SMA Angkasa?” tanya Gisel menatap Asyilla.

“Kenapa?” Asyilla menaikkan satu alisnya ke atas.

“Lo nanya kenapa? Hahaha ... ngaca dong! Lo itu udah malu-maluin nama SMA Angkasa tahu gak!” sungut Gisel dengan nada yang sangat tinggi.

“Oh ... jadi ini seorang model majalah dewasa itu?” tukas Keysa menyahuti. “Cantik sih ... tapi sayang, pelacur!” sindir Keysa salah satu murid SMA Angkasa Jakarta.

Mata Asyilla berkaca-kaca. Ternyata, foto itu sudah tersebar luas. Tapi siapa yang sudah memanipulasi foto tersebut? Asyilla tidak pernah melakukan itu semua. Masih jadi tanda tanya besar untuk mengungkapkan siapa dalang di balik semua ini.

“Sil, lo disuruh ke ruangan BK tuh,” ucap salah satu murid yang tiba-tiba saja menghampiri Asyilla.

Asyilla mengangguk. “Iya, gue ke sana sekarang,” ucapnya.

Asyilla berjalan meninggalkan dua gadis di depannya. Ia tak mau larut meladeni ucapan mereka yang terus menghakiminya. Namun tetap, langkahnya masih saja menjadi sorot dan menerima semua cemoohan yang di beri oleh murid-murid SMA Angkasa. Ternyata, bukan hanya teman-temannya yang membencinya. Ternyata semua orang.

Kini, kepopulerannya dan kedudukannya runtuh sekejap hanya karena sebuah fitnah yang kejam. Sekarang, ia bukan seorang Asyilla yang di kagumi oleh orang-orang. Melainkan, wanita hina yang tak layak berdiri di muka bumi.

“Assalamualaikum,” ucap Asyilla memberi salam saat ia baru saja sampai di ruang BK

“Wa'alaikum salam ... silakan duduk dulu Asyilla.” Asyilla memasuki ruangan itu, dan duduk di depan gurunya. “Kamu tahu kesalahan kamu apa, Asyilla?” tanya Pak Toni.

Asyilla terdiam. Dirinya tidak mampu berkata apa-apa.

“Kamu sudah mempermalukan SMA Angkasa, Asyilla! Kasus kamu ini sudah tidak bisa ditoleransikan lagi,” jelas Pak Toni dengan wajahnya menahan amarah.

“Tapi itu bukan saya Pak, ada orang yang sudah memanipulasikan foto saya.” Asyilla mencoba membela diri. Karena memang Asyillaa tidak pernah melakukan itu semua. “Tolong Bapak percaya sama saya. Mana mungkin saya melakukan itu semua, Pak?!”

“Kamu sudah salah, tapi masih saja berkilah!” bentak Pak Toni. “Mohon maaf Asyilla, pihak sekolah harus mengeluarkan kamu dari SMA Angkasa ini. Karena pihak sekolah tidak ingin, nama SMA Angkasa tercoret karena memiliki seorang murid seperti kamu.”