DLUT~5

253 96 37
                                    

Matahari sudah hampir pulang, sinar keemasannya mengiringi langkah pemuda yang tengah berjalan pelan.
Pemuda itu sengaja berlama-lama karena ingin menikmati cantik dan indahnya senja. Sungguh semua yang ada di alam ini adalah keistimewaan dari tuhan. Walaupun begitu, masih banyak sekali orang-orang yang kurang bersyukur. Ciri-ciri kufur nikmat namanya.

pemuda itu, Kenta. Dia sangat menikmati perjalanannya. Penatnya sekolah seharian tak membuat semangat Kenta padam. Wajahnya yang di terpa sinar keemasan dari matahari semakin bersinar dan tampan.

Menikmati senja mungkin menjadi kebiasaannya dulu walaupun dia tak ingat. Tapi ini rasanya tidak asing. Dan menikmati senja mungkin akan menjadi hobi barunya saat ini. Kenta kadang berfikir, seperti apa dirinya dulu, seperti apa kehidupannya dulu, dan seperti apa orang tuanya.

Dirinya memang amnesia, namun kebiasaan yang ia lakukan dulu mungkin tanpa Kenta sadari juga turut ia lakukan juga sekarang ini. Dokter yang menanganinya dulu pernah bilang kalau orang yang amnesia itu walaupun melupakan masa lalunya seperti yang Kenta alami saat ini tak bisa lupa akan kebiasaanya dulu.

Maksudnya, otaknya tetap mengingat kebiasaan atau tingkah lakunya. Tapi tidak dengan hal-hal yang berat seperti mengingat orang-orang atau objek-objek di sekelilingnya dulu.
Ya contohnya, kalau seseorang sebelum amnesia itu pintar, tak ada kemungkinan seseorang itu saat mengalami amnesia jadi bodoh. Beda lagi kalau gegar otak.

"Ken, lo udah hafal kan jalanan mau ke panti? Soalnya gue besok ada acara sama Rey. Lo nggak papa kan berangkat sama pulang sendiri?" tanya Hanggara.

"Hafal kok, emang kalian mau kemana?"

"Ada deh ... Kalau mau lo besok bareng aja sama Darka." Kenta melirik malas pada Reynandra yang melontarkan usul itu.

Kenta menggeleng, mengingat betapa sarkas dan tak asyiknya Darka, Kenta bergidik. Lebih baik ia berangkat sendiri saja besok. Bersama Darka tak membuat lebih baik malah sebaliknya. Darka terlalu pendiam dan kaku. Dan ia malas kalau seumpama nantinya ketika ia berbicara malah di acuhkan.

"Darka itu nggak seperti yang lo pikirin, dia itu aslinya baik kok. Cuma,ya sifat sarkasme nya itu loh. Jadi pengen nyentil ginjalnya, biar sadar," jelas Hanggara.

Kenta hanya mengangguk. Namun karena sifat Darka, Kenta tak bisa merasakan kebebasan. Dirinya seharian ini di monopoli oleh Darka. Membuat teman-teman sekelasnya yang ingin berkenalan saja tak berani mendekat. Ah, Darka menyebalkan.

"Hmm, ngomong-ngomong kenapa Darka nggak pernah bareng sama kita? Tujuan kita kan sama." Kenta menatap penuh tanya kepada Hanggara dan Reynandra.

"Nggak tahu juga sih. Selama gue kenal sama Darka, nggak sekalipun gue ngelihat dia nggak aneh. Kita aja nggak punya hubungan dekat sama dia lho. Nggak lebih dari sekedar kenal nama kayaknya. Darka tertutup banget orangnya," jelas Reynandra yang di angguki oleh Hanggara.

"Eh, Rey! Kita jadi, kan?" Suara Hanggara membuat hening sekejap di antara mereka.

Reynandra terlihat menepuk dahinya pelan dengan telapak tangannya.

"Ah iya, gue sampai lupa. Tapi gimana si Kenta?"

"Emangnya kenapa sama gue? Kalau masalah balik sendiri sih nggak usah khawatir. Gue bisa sendiri kok. Pergi aja kalian kalau emang ada urusan."

"Beneran?" tanya Hanggara dan Reynandra kompak.

Kenta mengangguk. Lagipula sebentar lagi juga sudah sampai panti. Hanggara dan Rey sangat berlebihan. Dia bukan anak kecil lagi ngomong-ngomong.

"Ya udah deh. Kita duluan ya ...."

Kenta melambaikan tangan singkat. Atensi Hanggara dan Rey sudah tak terlihat. Kenta berjalan pelan. Pikirannya melayang, hari pertamanya masuk sekolah baru sama sekali tak menyenangkan. Karena Darka yang sok-sok an sekali menjaganya. Ini-itu tidak boleh. Tapi kenapa dengan gampangnya dia menurut saja?

Tuk

Tiba-tiba botol bekas melayang ke arah wajah nya. Asu! Siapa ini yang sembarang main lempar sampah ke arahnya. Emang dia tempat sampah? kurang ajar sekali.

"Bangsat!"  umpatnya lumayan keras. Kenta sengaja, memang siapa sih yang tidak marah. Wajah woy! kena timpuk botol bekas. Di tempat umum pula, malu.

"Ups! Sorry, sengaja."

Dan dengan kurang ajarnya sosok cewek muncul dan menabrak tubuhnya. Untungnya Kenta gentle jadi dia tidak oleng saat merasakan dorongan dari cewek gila yang berdiri di depannya ini. Yang rupanya ternyata cewek yang dia tak sengaja ia tabrak di kelas tadi pagi. Mau balas dendam ternyata.

"Ada apa sih mbak? Bukannya gue tadi udah minta maaf, ya? Ada apa lagi? Nggak terima?" tanya Kenta bertubi-tubi.

"Mbak-mbak mata lo."

Kenta mengernyit, bingung dengan maksud cewek ini. Lucu sekali sih cewek ini. Dia udah tanya baik-baik lo. Tapi kenapa malah di mata-mata kan.
Ada yang salah dengan matanya? perasaan tidak kok.

"Lah... Emang mbak, kan? Cewek tulen, kan? Lagian kenapa sih kok sensian banget sama gue."

" Panggil gue Shenrha, oke. Gue bukan embak lo! Jadi, berhenti panggil gue mbak!"

"Oh, mau ngajak kenalan? Bilang dong dari tadi. Nama gue Kenta, Salken ...."

"Dih, sorry ... Gue nggak mau kenalan sama rakjel,"  ucap Shenrha dengan kepala terangkat angkuh.

"Rakjel? W-what?" tanya Kenta bingung.

"Rakyat jelata, goblok! Gitu aja nggak tahu." Shenrha memutar bola matanya jengah.

"Ssstt.. Cewek kok toxic, sih. Nggak boleh." Kenta menggeleng-geleng kan kepalanya.
Cewek di depannya ini memang amazing sekali angkuhnya. Makan apa ya kira-kira?

"Ngapain lo geleng-geleng? Kagum sama kecantiakan gue? Woya jelas dong. Kecantikan gue sudah di akui oleh dunia."

Tawa Kenta pecah. Orang sombong narsisnya emang beda. Spesies seperti Hanggara tersebar banyak ternyata. Wajah Shenrha memerah, apa-apaan si Kenta ini? Meledek nya? Memang benarkan kalah dia itu cantik, kaya raya pula. Mantuable banget, kan?

"Dih, giliran lo nih yang terpesona sama gue? padahal gue jelek loh. Selera lo rendah banget, sih."

Shenrha melotot. Penghinaan ini namanya. Dia? Shenrha Alcita? Terpesona sama rakjel ? Sorry, dia masih waras. Bukan seleranya sama sekali. Sebenarnya Kenta itu ganteng kok. Dia nggak mau munafik lo ya. Tapi kok nge rendah banget sih. Jarang banget lo, ada cowok kayak gini.

"Jyjyk. Rakyat jelata banyak omong. Makan tuh halu!" Usai mengucapkan itu Shenrha berlalu begitu saja.

"Dih... Songong lu!" teriak Kenta kesal. Berharap Shenrha masih mendengarnya.

___

~Dari luka untuk tawa~

To be contiuned.

Jangan lupa voment ya guys...
Makasih udah mau mampir.

Dari Luka Untuk Tawa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang