Youngmi mengusap wajahnya gusar, ia menatap barang-barang miliknya yang ada di meja kantor dengan tatapan malas. Tidak minat untuk membereskannya karena ia di pindahkan di rungan untuk pasukan khusus penyelidikan pembunuhan berantai itu.
"Mau ku bereskan?" tanya Changbin yang tangannya sibuk merapikan berkas-berkas miliknya sendiri, Youngmi menghela nafas berat yang kemudian tangannya mulai bergerak merapikan barang-barangnya.
"Hyung sendiri saja repot begitu, mau membantuku?" ejeknya pada Changbin. Changbin mengusap dadanya perihatin. Ia cukup sabar dengan Youngmi yang mode judes-nya sedang aktif.
"Untung sayang, kalo enggak usah saya tendang," gumam Changbin tak jelas tapi karena Youngmi sering membersihkan kotoran di telingannya jadi ia bisa mendengar itu dengan jelas sejelas-jelasnya. Ia melirik Changbin tajam, yang di lirik menoleh dengan ekspresi tak enak.
Bugh!
"Aku mendengarnya ya!" kesal Youngmi yang memukul pantat Changbin.
"Aku kan hanya berniat membantumu, kau ini sensi sekali. Sedang pms apa bagaimana?" tanya Changbin, ia berusaha sabar. Youngmi lagi-lagi menghela nafas tapi kali ini terlihat lelah.
"Aku sedang kesal saja," ujarnya mengakhiri pembicaraan kala itu dan memilih fokus berberes. Mereka di pindahkan di ruangan khusus yang di lengkap dengan ac, telepon di setiap meja kerja, komputer, handphone plus mic, serta layar komputer besar yang canggih.
Changbin menatap ruangan itu kagum, ia tak pernah meyangka akan di tempatkan di sini sebelumnya. Tapi bagi Youngmi ini sudah biasa, ia sudah pernah berada di ruangan-ruangan seperti ini sebelumnya tapi ia memilih untuk langsung turun ke lapangan daripada memantau dari ruangan seperti ini. Karena kasus ini agak berbeda jadi ia nanti juga akan memantau serta langsung turun ke lapangan.
Yang di tugaskan untuk mengurus kasus ini selain Youngmi dan Changbin ada; Lee Minho yang menjadi kapten Profiling serta yang paling bertanggung jawab atas pimpinan kasus ini. Ada Ahn Yujin yang bekerja untuk memantau dari kantor, memberi informasi yang diminta, dan masih banyak lagi. Ada Woojin dan Chan yang bertugas untuk turun lapangan. Lee Jeno an Hendry sebagai pengumpulan data serta, dokumentasi, dan masih banyak lagi.
"Selamat datang, meja kalian sudah di atur jadi kalian tinggal meletakkan barang-barang kalian. Mohon kerja samanya!" intruski Minho.
"Siap Kapten Lee!" seru yang lain yang setelah itu mereka mulai menata barang-barang milik mereka sendiri.
Minho mendekat pada Youngmi dan membantunya berberes, "Aku bisa sendiri hyung!"
"Eyi padahal aku hanya ingin membantu, setelah ini kalian akan memiliki sedikit istirahat dan aku akan langsung membahas pembunuhan kali ini," jelas Minho yang masih besi keras membantu Youngmi berberes.
Youngmi tak menghiraukannya, terserah Minho juga sebenarnya mau membantunya apa tidak. Youngmi merasa perasaannya gelisah dan tak enak. Sesaat setelah semua selesai berberes, mereka duduk di bangku masing-masing dan Minho ke depan untuk berbicara.
"Perhatian! Kita akan mulai membahas pembunuhan kali ini! Yujin tampilkan foto dokumentasinya!" titah Minho memimpin rapat. Yujin mulai mengutak-atik komputer di hadapannya hingga sesaat setelahnya foto-foto hasil jepretan penyelidikan tertampil di komputer besar di depan. Membuat rekan-rekannya dapat melihat dengan jelas.
"Kim Tae Ho, laki-laki tuna wicara yang dulu pernah di rawat di sebuah panti jompo, Ceogman-gu, Seoul dan kabarnya ia melarikan diri darisana. Ia di bunuh tadi malam, terlihat sekali dari darah yang masih segar. Di bunuh di lorong Dohon-dong, Seoul dan di temukan di sawah milik warga setempat. Pembunuhan kali ini pembunhuannya terlihat tidak ragu-ragu, kemungkinan besar Pak Tae Ho tidak melakukan perlawanan, kita bisa lihat dari bekas lukanya!" Minho menjuk pada layar komputer itu.
"Pelaku seperti sedang mempermainkan kita, ia mencoba memancing kita agar panik dan bersifat gegabah. Ia cerdas, bahkan ia menggunakan peluru jenis magnum buatannya sendiri," Minho mengangkat sebuah peluru bekas di tembakkan pada tembok lorong waktu itu.
"Kalian pasti tau jika peluru magnum jenis ini untuk mengisi peluru sniper, dan ia memiliki jarak 300mm. Biar ku beri tambahan, selain profil tersagka waktu itu ia juga seorang yang kaya raya, memiliki citra baik dalam masyarakat, tidak menonjol dalam hal kejahatan. Karena itu, ia merasa tenang-tenang saja menghadapi polisi seperti kita. Bahkan berani menantang kita dengan membuang mayat di tempat terbuka," Youngmi menarik nafas panjang, ia benar-benar merasa geram dengan pembunuhan kali ini.
"Jangan terbawa emosi. Jika kita emosi dan bertindak gegabah maka kita tak bisa menangkapnya, karena itulah tujuan pelaku. Membuat kita emosi dan bertindak tanpa berpikir panjang. Ingat! Emosi hanya akan menghancurkanmu!" Minho mengingatkan rekan-rekannya terutama pada Youngmi yang wajahnya merah padam menahan amarah.
Gadis itu memejamkan matanya sebentar sambil mengatur nafasnya, ada benarnya juga kata Minho. Minho tersenyum tipis melihat Youngmi berusaha untuk tetap tenang.
"Dia juga mulai bermian-main dengan jelas pada kita. Seperti yang di katakan Youngmi, pada kasus Lami, pelaku menuliskan satu huruf atau mungkin lebih tepatnya adalah satu kata yaitu 'aku', lalu hari ini di tangan korban yang tak lain adalah Pak Tae Ho, pelaku menuliskan sebuah kata lagi, 'ingin'." Layar komputer di depan menampilkan foto bekas luka goresan di lengan Lami dan Kim Tae Ho.
'I' dan 'Wanna'
"Dua kata itu, jika kita gabung berarti 'aku ingin', tapi ini belum selesai. Aku tau itu! Kemungkinan besar pembunuhan akan terjadi lagi hari ini, dan kita akan menemukan mayatnya besok. TAPI! Tentu saja kita sebisa mungkin tak akan membiarkan hal itu terjadi! Karena pelaku sudah memberi peringatan untuk kita jika ia akan mencari korban lagi dengan menuliskan kata 'Next' di tembok lorong waktu itu, kita tak boleh lengah!" Minho berkata dengan begitu kerennya. Dan lagi-lagi layar komputet menampilkan foto tembok yang bertuliskan kata 'Next' dengan darah itu.
"Youngmi dan Changbin kalian ikut berpatroli di daerah Sungsin-dong. Woojin dan Chan kalian di daerah Ilyang Dunsan-dong, Beomgyu dan Yuju disekitar Sungai Han, Jeno dan Chaerin kalian di daerah Hwabok-dong! Seoyeon dan Ji Won kalian di daerah Sungai Nadeul! Pastikan kalian selalu terhubung dengan kantor dan jika ada suatu hal yang mencurigakan kalian harus segera bergegas! Ingat jangan gegabah!" titah Minho mengakhiri rapat waktu itu. Ia tak ingin ada korban lagi dan berharap ia dapat segera menyelesaikan kasus ini.
***
Udara Seoul yang dingin, orang-orang berlalu lalang padahal jam sudah menunjukkan pukul 22.37 KST. Minju berdiri di pingir jalanan yang masih ramai akan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan itu. Dengan menggunakan dress hitam selututnya, serta high heels yang lumayan tinggi ia dengan sabar menunggu taxi pesanannya.
Tak lama, taxi itu datang. Seorang lelaki yang ternyata supir taxi itu menurunkan kaca mobilnya ketika mobilnya berhenti tepat di depan Minju, "Benar dengan nona Kim Minju?"
"Iya, ini taxi yang saya pesan?" tanya Minju memastikan. Lelaki berumur pertengahan 30-an samapai awal 40-an tahun itu menangguk. Minju lantas memasuki taxi sambil tersenyum miring yang sialnya tak sempat di lihat oleh supir taxi itu.
"Ingin kemana, nona?" tanya supir taxi itu memastikan melihat Minju dari kecil kaca depannya.
"Aku ingin ke daerah Sungsin-dong, pak!" lelaki itu menangguk paham, ia lantas menjalankan taxinya dengan kecepatan normal. Diam-diam Minju tersenyum licik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Or Devil Ft Hwang Hyunjin [✓]
Mystery / ThrillerLee Young Mi seorang detektif wanita di Seoul, Korea Selatan. Youngmi memiliki sebuah kekuatan supranatural yang membuatnya bisa melihat kondisi seseorang sebelum meninggal. Youngmi juga telah menyelesaikan kasus-kasus besar di Korea. Dan kali ini i...