Ini kisah mereka-

1.7K 231 28
                                    

Jaemin berjanji pada dirinya sendiri to take care of his heart first. tapi secara tiba tiba sebuah panggilan masuk tengah malam saat Jaemin lagi jaga ruangan.

Mark Crying and Sobbing... as always

not gonna lie and thats was shaken Jaemin for a bit.

dan dengan kesehatan akal yang tersisa panggilan itu Jemin matikan. menyugar perlahan rambutnya dan izin keluar ke perawat yang jaga  kalau Jaemin hendak mau membeli kopi padahal berusaha menenangkan diri.

"damn it mark, harusnya aku gak pernah dengerin kata hati buat ngangkat telpon kamu, semuanya masih sama tepat setelah aku denger suara kamu, my heart aches, We are Break up bahkan we are over" duduk pada depan Vending Machine kopi panas itu sudah Jaemin tenggak habis.

"for multiple time, kenapa kamu masih keras buat balikan padahal gak ada yang bisa di selamatkan dari hubungan ini"

Jaemin bermonolog sendiri dalam hati.

Hendak balik pada tempat jaga. Jaemin berjalan pelan melewati lorong lorong rumah sakit yang sepi. Menarik nafas dalam dan menganggap bahwa semuanya ini memang bisa terjadi.

Tapi diujung sana. Mata Jaemin menangkap sosok yang tadi berusan menelpon dia. Tampak kacau dan tidak ter urus.

Dan mata itu merah—

Berjalan pelan. Jaemin mencoba pura pura tidak melihat. Ia tidak mau ada perdebatan dilorong rumah sakit yang lenggang dan tenang.

"Scatzh, kenapa ditutup? Aku belum selesai ngomong, just please Jaemin I need—"

Dan lagi lagi— sisi Jaemin kalah telak. Mana tega melihat orang yang dulu selalu ada buat dia menjadi tak berdaya tanpa semangat hidup seperti ini—

Maka dengan itu Jaemin duduk di bangku sebelah kiri. Dan Mark disebelah kanan berbeda beberapa Senti.

Jaemin tahu kalau Mark sangat kalut tapi mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi—

"Stop hurting your self Mark. Stop Hurting Me anymore— kamu bahkan tau our relation ship didn't work"

"At least kasih kesempatan aku—" Mark belum selesai bicara Tapi jaemin enggan mendengarkan—

"Mark— thats was your 4th chance. Berkali kali aku ngasih kesempatan hasilnya apa— just let me go. Biarin aku bisa moving on dari semua ini. Apa yang kita punya it isn't healthy"

"Scatzh. Why are you doing this to me. Kepala aku sakit dada aku sakit. I've been crying for hours, it just— so hurts"

"Im wont going back to you Mark— there no room for you anymore—" Kata Jaemin lagi.

"Dont say those things Scatzh" Mark memohon.

"4 kali kesempatan— kamu gak berubah" Jaemin mengulangi perkataan.

"Aku bisa jelasin hari itu kenapa dan ada apa—" Mark berusaha menjelaskan, tapi Jaemin hanya merasakan sesak terus terusan.

Dengan bangkit dan kemudian berjalan pelan menjauhi Mark. Jaemin berujar "stop— gak usah penjelasan. Kamu tau aku bakal melunak gara gara segala mancam pembelaan itu, stop Trying to manipulate me right now!"

"Im not manipulating you Scatzh"

"But You Are— just stop looking at me" dengan itu Jaemin pergi tidak memberi kesempatan kembali.

Bagi Jaemin, Mark hanya mau memanipulasi kembali. Bukan menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

Kesalah pahaman yang Mark berusaha luruskan— tidak mendapatkan respon yang ia inginkan. Mungkin Jaemin masih butuh waktu sendiri— tapi sampai kapan.

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang