AOD 26

44 3 0
                                    

Di ruangan yang minim cahaya, aroma amis khas darah menyeruak di indra penciuman Minju. Matanya yang ditutup serta tangan dan kaki yang di ikat kuat pada kursi yang ia duduki, Minju berusaha melepaskan dirinya.

"Hyunjin-ah t-tolong selamatkan aku, hiks ..." isaknya tertahan. Ia merasa ketakutan, bahkan pada dua orang bertubuh kekar yang membawanya kemari dari rumah sakit tadi Minju merasa ketakutan.

Mereka bilang di suruh oleh Tuan Hyunjin, tapi Minju tak percaya kala itu sebelum salah satu dari mereka memperlihatkan log panggilan dari Hyunjin. Setelah itu Minju percaya, tapi siapa sangka ia malah berakhir di ruangan ini?

Ceklek

Minju menoleh cepat pada sumber suara, "H-hyunjin?"

Klik

"Sudah menunggu lama?" tanya Hyunjin sambil menyalakan saklar lampu yang ada disana, seketika ruangan itu menjadi terang dan dapat dilihat dengan jelas jika banyak sekali bercak darah di lantai sampai ke tembok-tembok.

Hyunjin mendekat pada meja yang menyediakan banyak sekali alat seperti pisau dapur, pisau lipat, cutter, kampak, sebuah bola besi berat, dan masih banyak lagi.

"Hyunjin kenapa kau lakukan ini? Hiks ... kenapa?" isak Minju mulai menangis, ia tak berhenti berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Hyunjin sendiri terlihat tak mengubris dan asyik memilih pisau yang tepat.

"Haruskah ku tusuk dulu? Hm ... mungkin akan lebih mengasyikan jika ku gantung dulu," gumam Hyunjin yang tak jadi mengambil pisau dan malah mengambil tali yang mirip dengan tali tambang.

"Hyunjin ... kau dengar aku? Hiks ... lepaskan aku!" Minju kembali berseru dan itu membuat Hyunjin muak.

"Diamlah anjing! Menurutlah pada Tuanmu!" kata Hyunjin sarkas. Minju terkejut, hatinya merasa nyeri saat itu juga, apa barusan? Hyunjin membentaknya?

Hyunjin mengambil kursi untuk ia naiki dan memasukkan tali tadi pada sebuah besi yang ada di langit-langit ruangan yang berbentuk latter-U. Ia memasukkan ujung tali, lalu ujung tali lainnya ia kalungkan pada leher Minju. Setelah itu, ia melepaskan ikatan tali di tangan dan kaki Minju. Gadis itu segera bangkit dari duduknya dan membuka kain yang menutupi matanya.

"Hyunn – akh!" Minju berjingit berusaha untuk tidak tercekik oleh tali yang di tarik Hyunjin. Hyunjin tersenyum miring melihat Minju kesusahan bernafas dan lama-kelamaan tubuhnya terangkat.

Bruk!

"Uhuk ... uhuk ... uhuk," Minju terbatuk-batuk memegangi lehernya yang tercekik tadi. Hyunjin berjongkok menghadap Minju, "Karena kau adalah anjingku yang istimewa, maka aku akan membunuhmu tanpa rasa sakit."

Minju menggeleng, air matanya turun lagi. "Kau tidak mau?"

"Hiks ... kenapa kau lakukan ini padaku Hyunjin? Bukankah kau mencintaiku?"

Crak!

"Agh," Minju menutup mulutnya sendiri yang berdarah akibat serangan mendadak dari Hyunjin. Yaa pemuda yang di cintainya itu baru saja melukai mulutnya dengan mengayunkan pisau lipat tepat mengenai mulutnya hingga robek.

"Tutup mulutmu! Jangan pernah mengatakan jika aku mencintai gadis sepertimu!" bukan hanya fisik tapi hati Minju lebih terluka mendengar itu dari Hyunjin. Lantas selama ini ia anggap apa dirinya? Lantas selama ini yang ia lakukan untuk Hyunjin itu apa? Semuanya tak ada artinya.

Darah terus keluar dari mulut Minju, gadis itu menangis sejadi-jadinya. Tangan Hyunjin terlulur untuk mencekik leher Minju, dan Minju hanya diam pasrah. Ia tau melawan Hyunjin tak itu sia-sia.

Lama mencekik Minju hingga hampir saja ia kehilangan kesadaran, tapi buru-buru Hyunjin melepas cekikannya. "Jangan tutup matamu dulu, tidak akan mengasyikan jika kau mati duluan sebelum aku puas menyiksamu!"

Hyunjin melepaskan tali yang tadinya masuk dalam latter-U di langit-langit ruangan, ia kemudian menariknya hingga Minju mau tak mau harus mengikutinya mengelilingi ruangan. Kaki Minju yang telanjang menginjak serpihan kaca hingga berdarah, gadis itu mencoba menahan sakit.

"Perlu kau tau, jika aku hanya mencintai Youngmi. Hanya dia! Kau tau sendirikan jika aku mencintainya sejak lama, dan aku sudah berusaha mencarinya sejak aku kembali ke Seoul. Dia adalah seseorang yang tak pernah bisa ku lupakan, setiap saat ketika aku tinggal di Jepang. Hanya dia yang membuatku bertekad untuk keluar dan kembali ke Korea," Minju merasakan hatinya seperti di tusuk-tusuk ribuan jarum mendengar cerita Hyunjin. Hatinya terluka lebih parah dari fisiknya, Hyunjin berbalik badan dan langsung menarik sekuat tenaga tali yang ia pegang tadi hingga Minju mendekat.

Plak!

Hyunjin menampar Minju sampai gadis itu terjatuh ke lantai yang penuh serpihan kaca, bukan hanya kaki kini tangannya pun ikut terluka akibat serpihan kaca itu. Hyunjin berjongkok dan mengeluarkan pisau lipatnya, ia menyusuri wajah kacau Minju dengan pisau itu dan berhenti di pipi mulus Minju.

Hyunjin menekan pisau lipatnya menimbulkan luka dalam di pipi Minju, "Terima kasih telah menjadi anjing yang baik, Kim Minju."

Crak

"AAAAAAARGHHH!"

***

Sudah beberapa hari ini Minju menghilang tanpa jejak, polisi juga sudah mencoba melacakknya. Youngmi mengigit kukunya khawatir, ia sampai tidak tidur beberapa hari ini karena memikirkan kasus itu.

"Segera bersiap! Ada penemuan mayat di apartemen daerah Yangsik-dong yang terduga milik Kim Minju," Youngmi berdiri tegak ketika Chan mengabarkan itu, tubuhnya tiba-tiba membeku di tempat.

Yang lain juga sama terkejutnya dengan Youngmi, tapi mereka segera bertindak dan pergi ke TKP untuk melihat mayat siapa yang di temukan. Youngmi juga segera bergegas, dalam perjalanan pikirannya berkecambuk. Siapa pelaku sebenarnya?

Setelah tiba di TKP, Youngmi segera masuk ke dalam apartemen dan ternyata mayat itu adalah mayat Kim Minju. Dengan sadisnya pelaku pembunuhan kali ini menyalip mayat di lemari pakaian milik Minju.

Youngmi tak kuasa melihat itu, ia menunduk diam-diam memendam amarah yang kapan saja siap meledak tapi sebuah tepukan di bahunya menyadarkannya. Ia Lee Minho kakaknya sendiri juga ikut terjun ke TKP untuk menyaksikan bagaimana keadaannya.

"Ini semakin menjadi hyung!" lirih Youngmi menatap Minho penuh harap. Minho sendiri yang sering menangangi kasus seperti ini hanya mampu menghela nafas pelan.

"Hyung! Apa maksud dari kaca yang di letakkan di dekat kaki korban?" Youngmi menunjuk ke sebuah pecahan kaca yang di bawah dekat kaki korban dan memantulkan bayangannya. Minho yang melihat itu lantas menarik lengan Youngmi.

"Ada apa?" tanya Youngmi sungguh penasaran. Minho memejamkan matanya sebentar sebelum menjawab.

"Kuharap ini hanyalah kebetulan," katanya pada Youngmi. Gadis itu semaikin penasaran hingga mengoyah-goyahkan lengan kakaknya itu.

"Itu artinya yang menjadi korban selanjutnya adalah orang yang melihat bayangannya sendiri di cermin itu," jelas Minho dengan berat hati.

"Dan apa artinya itu aku? Karena aku telah melihat bayanganku dalam cermin itu?" Minho moncoba meyakinkan dirinya dan adiknya itu jika itu tidak benar adanya. Youngmi hanya terdiam hanyut dalam pikirannya.

Angel Or Devil Ft Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang