Haloo ketemu lagi! Semoga suka sama ceritanya ya mihihi. Btw, yang diatas itu anggap aja Jessica Stephanie heho.
Happy reading!💗
================
"Kak Alva! Besok lo harus ikut gue!"
Alva menutup telinganya kuat dan mengabaikan ocehan adik semata wayangnya itu. Ia tetap memandang fokus ke arah iPhonenya, masih dengan tangan yang menutup telinganya.
Clairine berjalan menuju arah Alva yang daritadi mencuekinya. Ia berdecak dan mengguncang tubuh Alva. Alva yang merasa terganggu dan sedikit kesal dengan adiknya yang terlalu manja, akhirnya mengalah.
"Acara apa sih?"
"Ulang tahun temen gue. Ikut yaaa?"
"Males ah. Gue mau balapan besok."
"Lo ya kak gak pernah tobat. Udah dihajar papa masih aja mau balapan." Clairine menggelengkan kepalanya, merasa gak ngerti lagi sama kelakuan Alva yang terlalu keras kepala. Sejujurnya, Alva gak se-berandalan kaya orang-orang pikirkan. Clairine merasa kalau Alva bisa jadi orang yang baik sama orang yang dia sayang. Alva bisa jadi orang baik kalau orang-orang gak mancing dia. Tapi kalau soal clubbing, balapan dan rokok, salahkan pergaulannya.
"Kak gue serius. Gue sendiri kesana. Lo tau kan gue baru putus?" Clairine memasang wajah memelasnya. Salah satu cara yang paling ampuh untuk merayu kakak laki-lakinya itu.
Alva mengintip adiknya dan menghela nafas. Kalau udah kaya gini, dia gak bakal bisa untuk bilang enggak ke adiknya.
"Yaudah. Besok malam kan? Jam 7 udah siap."
Clairine mengembangkan senyumnya. Clairine tau, walaupun Alva kelihatan cuek, tapi itu hanya diluarnya saja. Mungkin Alva gak memberikan perhatiannya secara terang-terangan. Tapi sebagai adik, Clairine bisa merasakan bahwa Alva selalu menjaganya.
Entah mengapa dia bangga menjadi adik seorang berandalan seperti Alva.
***
Shareefa: Kak Jess. Besok datang kan?Jessica masih memandang pesan tersebut tanpa menjawabnya. Ia bingung. Di satu sisi, Jessica sangat ingin datang ke acara Shareefa besok, berhubung hubungan dia dan Shareefa cukup akrab--no, sangat akrab. Tapi di sisi lain, ia berharap bahwa undangan itu tidak datang ke rumahnya. Ia berharap bahwa ia tidak undang.
Alasannya; karna Shareefa adalah adik Damian. Dan Damian adalah mantan Jessica.
Jessica: besok bukan sweet17 lo kan?
Shareefa: emang gue harus sweet seventeen dulu baru bikin acara? Emang Kak Jess mau datang pas gue sweet seventeen aja?
Jessica mendengus dan mencampakkan iPhonenya. Alice yang duduk di sebelahnya, menatap Jessica dengan pandangan bingung. Alice meraih iPhone Jessica ketika Jessica sibuk membersihkan mukanya di cermin.
"Mending lo datang aja besok, Jess. Gue datang kok. Lagian ada Davian, Karla, Vanessa, Benjamin. Anak sekolah kita banyak diundang tau."
Jessica mendengus. Jessica tau Alice pasti tau kenapa dia gak mau datang ke acara Shareefa besok. Jessica tau Alice cuman ingin membujuknya.
"Lo tau kan kalau Shareefa adeknya Damian? Gue gak mau ketemu Damian lagi."
"Kenapa? Cuman gara-gara dia mutusin lo dan sekarang lo benci sama dia sampe-sampe lo gak mau ketemu dia lagi?"
Jessica tidak menjawab. Sejujurnya, bukan itu alasan sepenuhnya kenapa dia gak mau ketemu Damian. Jessica benci Damian, itu benar. Jessica benci gimana Damian yang tiba-tiba mutusin dia karena Damian merasa kalau Jessica udah hilang dari hatinya. Bagi semua perempuan, siapa yang gak kecewa diputusin dengan alasan seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen
Teen FictionJessica yang baru saja diputuskan oleh pacarnya memilih untuk melampiaskan semua kekesalannya di bar. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan seseorang yang bernasib sama dengannya, Alvaro. Awalnya ia hanya memanfaatkan Alva sebagai tempat hiburannya disaa...