CHAPTER 20 Invasi Aura

250 46 9
                                    

Beberapa jam sebelum Tuti tewas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa jam sebelum Tuti tewas.
.
.
.

        Atmosfir ruangan terasa berat. Aura-aura berganti dan saling membaur di dalamnya. Namun aura pekat milik Rayland Pram Adiptara jauh lebih mendominasi, mengenyahkan aura lain milik Ramlan, Ryan, juga Tania. Ini bukan kali pertama terjadi. Aura Rayland yang suram terkadang menginvasi aura lain hingga membuat pria itu tampak unggul--di mana pun dan kapan pun--saat dia menghendakinya. Tidak menutup kemungkinan, jika hal inilah yang membuat Rayland selalu tampak mengintimidasi, mengendalikan berbagai macam situasi, karena auranya.

       Tidak ada yang tahu, bahwa sejatinya sosok Rayland juga mampu melihat warna aura seseorang. Pria itu terlalu misterius, gerak-geriknya nampak pasif sehingga tidak ada yang tahu pasti apa yang tengah dipikirkannya atau akan dilakukannya, sebab semua dia kerjakan dalam diam.

     Pria itu telah menyimpan kemampuannya sejak usia belia, begitu rapat. Karenanya, baik ayah ataupun saudara-saudaranya yang lain, tidak ada yang menyadari keanehannya.

        Sekalipun pria itu berusaha menjelaskan, dia tidak bisa memastikan bahwa mereka akan percaya. Sebab melihat warna aura seseorang bukanlah hal logis yang bisa diterima rana akal sehat khalayak umum, termasuk keluarganya. Karena itu lah dia memilih diam dan menyimpan segalanya seorang diri, tidak terkecuali mengenai kemampuannya. Kecuali, untuk satu orang--Antonio.

      Kemudian, kejadian naas beberapa tahun silam itupun terjadi. Rayland akhirnya mulai dipandang aneh, terkesan menakutkan bagi orang-orang di lingkungannya, di dalam mansionnya sendiri.

     Seiring berjalannya waktu, Rayland tumbuh dewasa dengan normal seperti remaja lain dan kebanyakan orang. Namun, bukan hanya fisik dan pikirannya yang kian bertambah--tetapi juga kemampuan anehnya. Mulanya dia hanya mampu melihat warna-warna tersebut, tetapi tepat ketika dia berumur empat tahun dia telah mampu mengendalikan auranya sendiri, bahkan terkadang orang lain.

     Kendati demikian, Rayland ketakutan.

     Ketika berumur tujuh tahun. Kemampuan anehnya mulai menunjukkan hal-hal yang jauh dari kata normal, terkesan menyeramkan. Dia mampu mempengaruhi orang-orang untuk melakukan sesuatu seperti keinginannya, dengan mengendalikan aura mereka. Mengacaukan emosi mereka. 

     Pernah suatu ketika, itu merupakan bagian yang tidak pernah dilupakannya, bahwa Rayland kecil telah membuat seseorang tewas.

    Dia telah membunuh seseorang karena kemampuannya tersebut.
.
.
.

     Hari ini suasana mansion sedang kacau, Rayland mengamuk dan membuat ulah sebab Niko tidak ingin bermain dengannya lagi. Niko adalah bocah berusia delapan tahun, satu tahun lebih tua dari Rayland yang merupakan putra dari pelayan di mansionnya--Tuti. Wanita itu merupakan seorang janda beranak satu, dan suaminya adalah tukang kebun yang juga bekerja di mansion. Naasnya, sebuah kecelakaan merenggut nyawanya diusia yang masih terbilang muda, 26 tahun. Itu saat Niko berulang tahun yang ke-8, tepatnya hari ini.  

Adiptara Family's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang