°•Chappter 10•°

8.5K 516 11
                                    

Vote, komen, Vote, komen. Author sedang menunggu kalian untuk memVoment😜👉👈

Happy Reading♡

☃️☃️☃️

"Ki, stop sini aja Ki." ucap Reyna sambil menepuk pundak Rezky dua kali. Bermaksud agar Rezky menghentikan motornya.

Lantas Rezky pun menghentikan motornya. Tak lama kepalanya menoleh kearah Reyna. "Emang rumah lo dimana?" Tanya Rezky setelah membuka helmetnya.

"Itu." Tunjuknya, "Tapi udah mau deket kok," ucap Reyna lalu turun dari motor besar milik Rezky.

"Nih makasih Ki," ujarnya yang kini tengah menyodorkan helmetnya pada Rezky.  

"Dah, gue dul—" ucapan Reyna terhenti ketika melihat Rezky yang kini tengah memajukan wajahnya.

"L-lo mau ng-ngapain," ucap Reyna gugup. Pasalnya kini muka mereka hanya tinggal beberapa senti saja, untuk bersentuhan. Bahkan Reyna bisa merasakan hembusan nafas cowok itu yang berbau mint.

"Nah udah rapih, tadi rambut lo berantakan, kaya gembel," Ucap Rezky lalu terkekeh ketika melihat perubahan dari raut wajah Reyna.

"M-makasih," Sialll, kenapa dirinya menjadi gugup gini?

"Sama-sama. Gausah gugup juga kali, belom pernah ya liat cogan kaya gue?" Ucap Rezky lalu menyibakan rambutnya kebelakang.

Reyna pun memutar bola matanya malas, lalu berkata, "Ge.er," ucapnya penuh penekanan, membuat Rezky terkekeh.

"Btw, sekali lagi makasih Ki. Gue masuk dulu bye Ki," ucapnya lalu melambaikan tangannya pada Rezky.

☃️☃️☃️

"Hftt, akhirnya sampe juga," ujar Reyna yang kini tangannya tengah menutup pintu.

Saat hendak berbalik Reyna tergelonjak kaget yang kini tengah mendapatkan orang dengan wajah datarnya memandang dari atas sampai bawah. Siapa lagi kalau bukan Naufal?

"Dari mana?" Tanya Naufal dingin.

"Dari sekolahan, abis nungguin orang gajelas," ucap Reyna berlalu.

Belum sempat melangkah kakinya kini tanga Reyna dicekal, membuat sang empu meringis.

"Awshh," ringis Reyna pelan, membuat Naufal langsung melepaskan cekalannya.

"Ini kenapa?" Tanya Naufal ketika melihat lengan dan kening Reyna terperban.

"Gapapa," ucap Reyna singkat lalu melangkahkan kakinya.

Belum sempat berjalan kini lagi dan lagi tangan Reyna dicekal, membuat Reyna refleks menghempaskan tangan Naufal.

"Apalagi sih?! Gue capek kak, gue mau istirahat." Ujar Reyna lirih. Bisa dikatakan Reyna hari ini lelah. Bahkan sangat lelah.

"Kenapa?" Tanyanya lagi dengan wajah dingin.

Reyna menghembuskan nafasnya kasar.

"Keserempet motor. Puas?" Ucapnya Reyna sambil besedekap.

"Udah—" ucapan Reyna terhenti ketika Naufal menarik lengannya dengan lembut.

"Ikut," ucap Naufal.

"E-eh mau kemana?" Tanyanya pada Naufal.

Naufal hanya diam enggan menjawab pertanyaan Reyna.

"Es Batu! Mau kemana?!" Ucap Reyna kesal.

"Duduk," titah Naufal. Bermaksud agar Reyna duduk.

Reyna yang kesal pun akhirnya duduk di meja makan. Sambil memperhatikan Naufal yang kini tengah mengambil sebuah Es batu.

"Sakit?" Tanya Naufal yang kini sudah berada di samping Reyna sambil membersihkan luka-luka Reyna.

"H-hah?"

Naufal pun memutar bola matanya malas, "sakit?" Tanyanya ulang.

Lantas mata Reyna pun mengerjap, lalu tak lama kemudian kepalanya menggeleng pelan.

"Kenapa bisa gini?"

"Apanya?" Tanya Reyna heran.

"Keserempet," ucap Naufal singkat.

Reyna pun mengangguk seolah paham dengan pembicaraan Naufal.

"Ya bisalah, namanya juga musibah. Kan kita gatau kalo musibah datengnya kapan aja,"

"Maaf," ucap Naufal tulus.

"Buat?" Tanya Reyna bingung.

"Udah bikin lo kaya gini,"

Reyna menganggukan kepalanya, "its'okey, bukan salah lo juga," ucapnya membuat Naufal mengangguk.

"Lain kali hati-hati," ucap Naufal lalu mengacak rambut Reyna pelan.

Reyna yang diperlakukan seperti itu pun hanya bisa menahan nafasnya.

"Jangan ceroboh, hati-hati. Gue khawatir sama lo Reyna," ujar Naufal membuat semburat menghiasi di pipi Reyna.

Apa tadi katanya? Gue gaksalah dengerkan? Dia khawatir!? Khawatir woyyy!!

"Huaaa, mama tolong Reynaa!!Jantung Reyna jedag jedug!" Jerit Reyna dalam hati.

"I-iya," ucap Reyna gugup.

"Es b-batu," panggil Reyna membuat Naufal berdeham.

"Lo jangan deket-deket sama g-gue," ujar Reyna membuat Naufal menaikan salah satu alisnya. "Kenapa? Gue suam—" ucapan Naufal ter sela oleh Reyna.

"Pokoknya jangan!!" Pekik Reyna.

"Kenapa?"

"Jantung gue gila! Bahaya banget kalo deket sama lo," ucap Reyna polos lalu memegang dada kirinya yg masih berdetak cepat.

Ucapan Reyna membuat Naufal mengembangkan senyumnya lalu terkekeh geli, dengan jahilnya Naufal memajukan wajahnya pada Reyna, membuat Reyna refleks memundurkan wajahnya.

"L-lo m-mau nga-ngapain?" Tanya Reyna gugup. Pasalnya kini wajah Naufal tinggal beberapa senti lagi untuk bersentuhan dengan wajah Reyna.

"Kalo gini jantung lo masih sehat gak?" Tanya Naufal lalu tersenyum miring.

Refleks Reyna pun menggebrak meja.

Siall, makin gak sehat nih jantung!

"Hmm, minggir g-gue mau kekamar," ucapnya lalu bangkit meninggalkan Naufal yang sudah tersenyum puas.

☃️☃️☃️

Yeay!! Welkambek di MCB:))

Gimana-gimana, setelah kalian baca part ini?🤭

Author nulis aja senyam-senyum sendiri oeyyy!! Berasa dag dig dug serrr😭

Tolong dong, itu sih Naufal kenapa jadi iseng banget hikss😭🔫

Kan kasian si Reyna nya, katanya jantungnya jedag jedug😭😜

Mau lanjut lagi ga?☃️

Pokoknya jangan lupa tinggalkan jejaknya:")✨

Komen, Votte, Komen, Votte, kalo bisa yg banyak:"v

Okeoke udah segini aja pidatonya:))

See you next part❤🔫

Tunggu selanjutnyaa!!!👁👄👁

Salam,
Ragitaoktavia

My Cold Boyfriends [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang