Putar mulmednya ya. Kebetulan lagunya lagi ngena banget sama keadaan peri kesunyian (Jesi).***
Bahagia ku adalah 'kamu'.~✋Substitusi✋~
Alaram jam untuk keluar rumah sudah berbunyi lima menit lalu. Kini, Jesi masih betah melamuni dua orang sosok yang terlihat bahagia.
Jesi menangis dibalik pepohonan rumahnya. Ralat, saat ini rumah itu bukan lagi rumahnya melainkan rumah keluarga Rian.
"Selamat atas hari bahagianya. Kalian terlalu sibuk sehingga melupakan hari kebahagiaan ku." Gumam Jesi sendiri.
"Semoga langgeng sampai pelaminan."
Jesi tersenyum pedih berusaha untuk bahagia, satu tahun ia dikucilkan dan sekarang dirinya malah disodorkan pada momen yang membuat hatinya sesak.
Tidak cukupkah kepahitan Jesi yang harus ia tanggung sejak umur 14 tahun? Belum puaskah mereka menelantarkan Jesi tanpa beban?
Menurutnya, percuma saja marah karena hidupnya akan selalu menderita. Jesi tak mampu membenci siapa pun, dia hanya terus menyalahkan dirinya. Self hate, ketika tak bisa membenci malah melampiaskannya pada diri sendiri.
Dan saat ini, untuk apa lagi dia berusaha tersenyum, sedangkan akhir hidupnya adalah kepahitan? Bagaimana jika Jesi adalah kamu?
Jesi merasa kaget saat merasakan tepukan bahu di belakangnya. Jesi berbalik menatap seorang pria yang berdiri di belakangnya.
"Aku minta maaf!" Tutur lelaki itu, Jesi menatapnya dengan pilu.
"Kamu tidak salah. Aku yang salah karena terlanjur mencintai mu." Ucap Jesi dengan jujur. Maklum, dia memang sudah merasa nyaman saat pertama kali bertemu dengan pria ini.
Lelaki itu menarik Jesi ke dalam pelukannya, bernafas normal sambil mengusap rambut Jesi lewat ciuman hangatnya.
"Cintaku bukan untuk dia. Aku hanya menginginkan mu."
"Tian," panggil Jesi dengan pelan. Lelaki yang membuatnya terluka, ternyata adalah Tian Prakasa.
Ya, dia adalah pria pertama yang pernah dimiliki Jesi. Pria yang mengaku sama, akan bertahan dengannya dikastil kesunyian sekaligus pria yang pernah mengatakan ingin menikahinya.
Namun, apa kenyataannya sekarang? Tian hanyalah cogan php yang membuat Jesi semakin terluka.
"Kamu boleh memintaku untuk membatalkan pernikahannya. Dengan senang hati akan ku turuti." Tian melepaskan pelukannya. Menatap pipi Jesi yang sudah dibasahi oleh cairan bening.
"Ga-k bisa." Ucap Jesi sambil tersedu-sedu.
Tian meraih tangan wanita itu, mencium lembut tulang punggung jemari Jesi. Dia rela meninggalkan Julia ditengah foto prewed hanya demi menemui Jesi.
Gadis ini diam, tak bersuara dengan perlakuan Tian.
"Aku ingin bersamamu." Ucap Tian sambil menatap dalam mata Jesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)
Romance[Fanfiction/Romance] [Follow akun author, karena seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya!] Senja akan selalu siap siaga, ketika harus menggantikan Fajar. "AKU BUKAN PEMBUNUH YANG KALIAN MAKSUD!" teriak gadis remaja...