18+++++
Bagi yang belum cukup umur di harap skip aja part ini. 👍😂😂🙏🙏
🏵🏵🏵
Isma masih bergelayut manja di leher suaminya. Mereka berdua masih asyik main pangku-pangkuan di ruang keluarga dalam suasana perabotan yang berantakan.
Penampilan Isma semakin menantang dengan kemeja Dito yang tak sepenuhnya tersampir menampilkan pundak putih yang sangat mengoda.
Dito pun tak kalah liar. Kedua tangannya melingkari pinggang sang istri dengan bibirnya menjelajah bibir manis Isma.
Adegan kemesraan mereka terjeda karena Isma merasakan getaran ponsel dari saku celana suaminya.
"Ada panggilan masuk," kata Isma memaksa melepas pagutan liar Dito.
"Biarkan saja." kata Dito sambil memandang intens Isma yang masih di pangkuan, tak menghiraukan getaran ponsel dalam saku celana bahannya. Suara Dito berat khas orang sedang di landa h*srat.
Bibirnya kembali memagut bibir sang istri. Sesekali menyesap leher jenjang Isma menimbulkan gelayar nikmat bagi keduanya.
"Terima dulu!" kata Isma karena merasakan getaran ponsel kembali. Tangan Isma masih melingkari leher suaminya.
Merasa sangat malu, Isma menyurukan wajah di cerukan leher Dito.
Dito terlihat kesal. "Ck! Mengganggu saja," umpatan Dito sambil mengambil ponselnya tanpa menurunkan Isma. Tangan kirinya memeluk erat tubuh mungil sang istri.
"Ada apa?" tanya Dito to the point setelah mengetahui identitas si penelpon.
"Santai, Bro! Bisa kita ketemu?" walaupun lirih Isma masih bisa mendengar obrolan itu.
"Tidak. Aku sibuk!" jawab Dito sambil mengelus lembut rambut hitam sepinggang sang istri yang menjadi tergerai saat aksi panas mereka tadi. Isma hanya diam merasakan setiap belaian sang suami. Pipinya memanas merona karena malu. Ini pertama kalinya dia memamerkan tubuhnya di depan orang lain terutama laki-laki walau tanpa dia sadari laki-laki itu sudah sangat halal untuknya.
"Ayolah, Bro!" kembali terdengar suara yang menghiba dari ponsel Dito yang Isma dapat pastikan suara laki-laki.
"Di telepon saja. Aku sedang sibuk!" Isma menjauhkan wajah dari leher suaminya karena merasa wajahnya tidak lagi memerah walaupun semburat itu masih ada. Isma membenarkan kemeja Dito yang hampir lepas dari tubuhnya.
"Ayolah ...," Suara yang masih terdengar oleh Isma kemudian kembali fokus membenahi penampilan, sedangkan Dito terus memandang Isma layaknya elang menemukan buruan. Sangat minat.
Tangan Dito terulur membenahi sulur rambut Isma dan menyampirkannya di belakang telinga istrinya. Tatapannya lekat memandang terpikat pada wajah menunduk yang tengah sibuk mengaitkan kemeja masih dengan tangan kanan yang memegang ponsel di telinga.
Setelah selesai mengancingkan baju, Isma tersenyum manis membuat hati Dito semakin bertalu-talu dan si ekor semakin ngilu.
Tak kuasa menahan gejolak, Dito mendekatkan wajah kepada istrinya. Masih tersenyum Isma membingkai wajah Dito dan mendaratkan kecupan-kecupan mesra di seluruh wajah suaminya. Dito terpejam, menikmati setiap rasa yang Isma berikan. Sungguh ini memabukkan.
Isma mengakhiri kegiatan dan tersenyum mendapati Dito yang terpejam merasai kecupannya.
"Woy! Kau masih di sana 'kan Dit?" Suara bentakan di telinganya cukup membuat Dito langsung mengerjap membuka mata. Saking kerasnya suara bahkan Isma yang semula samar mendengar pembicaraan Dito juga mendengar dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pebinor Bucin.(Sudah Tamat di Kbm-app)
RomanceNamaku Radito purnama. Aku bukan pengusaha apalagi casanova. Aku seorang Arsitek yang sudah hidup berkecukupan. Usiaku 27 tahun. Usia yang cukup matang untuk berkeluarga namun aku masih bahagia sendiri. Cita-citaku bukan menjadi Arsitek, tapi karena...