Tidak ada yang tahu kapan hari itu akan datang dan tidak ada yang mengira bahwa hari itu akhirnya datang juga.
(Alesya POV)
Minggu, 12 Juli 2020
Aku memutuskan untuk pergi bersama kakak sepupuku dan teman teman sekolahnya, pada pukul 6 pagi. Mengendarai motor masing-masing termasuk aku. Saat sampai ditujuan, ku pikir hanya kita-kita aja, ternyata tidak. Terdapat tiga anak laki-laki yang duduk di pinggir jalan sambal memperhatikan banyak motor-motor cornering layaknya di circuit. Aku melihat kakakku dan teman temannya itu bersalaman dengan tiga anak laki-laki itu. Tanpa ragu, akupun berkenalan dengan mereka. Ada Athalla, Gilang, dan Bara. Sungguh aneh. Jantungku bergetar saat bersalaman dengan Athalla, padahal itu hari pertamaku bertemu dengannya. Rasa canggung dan grogi memenuhi tubuhku. Bagaimana tidak? Di antara Sembilan orang yang ada di perkumpulan kakakku ini, hanya aku perempuan seorang diri.
Tak lama kemudian, Athalla mengajak kakakku untuk turun ke jalan mengelilingi Monasco. Dua anak lelaki SMA menggunakan duduk di motornya masing-masing. Kakakku menggunakan CBR 150 R berwarna merah, dan Athalla menggunakan GSX R150 berwarna hitam.
Mereka berdua mulai menyalakan motor masing-masing dan mengendarainya. Aku dan yang lain hanya duduk sambil menunggu mereka berdua terlihat kembali. Tak lama kemudian mereka terlihat dan kita mulai pergi dari tempat itu. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang. Aneh. Aku terus saja memandanginya dari belakang. Sampai di Jakarta Timur, tiba-tiba kakak sepupuku dan teman-temannya berpencar sementara aku ada bersama Athalla, Gilang, Bara. Dan kami berempat menepi untuk menunggu kakak sepupuku dan teman-temannya.
Setelah menepi, Aku menyalakan hpku untuk menghubungi kakak sepupuku. Lalu terdengar sebuah suara, "Sya, lagi telpon abang lo?" Tanya Athalla. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban 'iya'. Dan dia menjawab "Yaudah".
Setelah beberapa kali menelpon, kakak sepupuku akhirnya mengangkat telpon dariku dan bertanya, "Lo dimana, dek?".
"Ini lagi bareng temen lo, mas" Jawabku.
"Kasih hp lo ke si Athalla coba" Suruh Kakak sepupuku, dan ku memberikannya.
"Halo, han. Lo dimane?" Tanya Athalla kepada kakak sepupuku, Raihan.
"Tadi gua belok ke kiri, eh ternyata lo lurus" Jawab Raihan.
"Iye, ini adek lo sama gue" Ucap Athalla
"Yaudah, tunggu. Gua sama anak-anak kesana" Ucap Raihan.
"Gece" Jawab Athalla.
"Iye" Ucap Raihan, Lalu Athalla mengembalikan hpku.
Tak lama kemudian, datanglah abangku dan teman-temannya. Tak butuh basa-basi, kita langsung melajukan motor masing-masing dan sampai di tempat yang bernama "Babut" tempat yang biasa dijadikan tempat nongkrong oleh anak anak motor.
(Author POV)
Rasa canggung masih ada di diri Alesya. Aneh. Biasanya, Alesya tidak perlu waktu untuk akrab dengan orang baru. Asal orang baru asik dan membuatnya nyaman, ia tidak akan merasakan canggung. Dan juga, ia tak menyadari jika dirinya ditatap oleh sepasang mata milik Athalla. Alesya hanya terpaku dengan hpnya dan bolak-balik membuka media sosial, padahal tidak ada notifikasi apapun.
Sebuah tangan mengambil hp dari tangan Alesya. " Kalo lagi nongkrong, jangan mainan hp aja. Gabung sini" Ucap laki laki yang baru saja mengambil hp Alesya, yaitu Raihan.
"Gue bukannya gamau. Lu masa ga paham sih cap" Ucap Alesya.
"Lah, lo biasanya kan enjoy enjoy aja mau kenal ga kenal. Masa sekarang malu malu anjing" Ucap Raihan.
"Kucing han" Sahut teman Raihan, Vando.
"Santai aja kali sama kita, gak gigit kok, apalagi nyulik" Ucap temannya Athalla, Gilang.
"Iya tuh bener. Kita bukan pedopil kok" Ucap Bara.
"Tolol lu pikir kita umur berapa anjing" Sahut Gilang.
"Gua mah masih 16 lang. Bukan lo yg udah 23" Jawab Bara.
"Anjing. Jangan percaya Tay. Bara 16. Gue 17 kok" Ucap Gilang kepada Alesya.
"Kalo Athalla?"Tanya Alesya.
"16" Jawab Athalla.
"Ekhem keseleg bajai" Ucap Bara.
"Ga usah mulai lo goblok" Ucap Athalla sambal melempar kulit kacang kepada Bara.
"CIE ARGA" Ucap Gilang.
"Bangsat lo berdua mau gue tendang?" Tanya Athalla kesal.
"Bercanda doang elah boss, serius amat idup lo ah" Kata Gilang. Athalla yang melihat hanya diam dan memakan mie ayam yang sudah ia beli.
Sebuah hp bergetar diatas meja makan, Alesya cepat cepat mengambil hpnya dan menjauh dari tempat nongkrong barunya. Ia mengangkat telpon dari nomor seseorang yang amat sangat ia benci. Orang yang pernah datang lalu pergi, walaupun tak ada hubungan.
"Ngapain telpon gue?"Tanya Alesya.
"Gue denger lo lagi pergi? Sama siapa?"Tanya Cowok itu.
"Mau gua pergi sama siapa juga bukan urusan lo"Jawab Alesya kesal.
"Urusan gue"Sahut Cowok itu.
"Lo siapa gue? Pacar aja bukan" Volume suara Alesya semakin meningkat, Athalla yang tadinya ingin membeli minuman, langsung menghampiri Alesya dan bertanya tanpa suara, "Siapa?".
"Gatau, Cowo, ganggu banget"Jawab Alesya juga tanpa suara.
Athalla langsung merebut hp Alesya tanpa izin. Kebiasaan. Ini kedua kalinya ia merebut hp Athayya.
"Gausah ganggu cewe gue bro. Atau lo bakal tanggung resikonya" Ucap Athalla lalu mematikan telponnya.
"Nih hp lo"
"Makasih kak" Kata Alesya.
"Sans. Ayo ke tongkrongan lagi" Ajak Athalla kepada Alesya. Merekapun kembali ke tongkrongan bersama.
Sudah sekitar enam jam mereka bersama. Tawa, Riang, Canda menyatu menjadi satu. Akhirnya merekapun kebali ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, Alesya mendapatkan notifikasi whatsapp.
+62 8123 **** ****
P
Save Back ya
Gue (?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalla
Teen FictionAthalla Arga adalah cowok yang sifatnya susah ditebak, tetapi sukses membuat seorang Athayya sukses jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama.