𝗗

317 50 6
                                    

Pagi yang dingin namun hal itu tidak berlaku untuk Ryujin.

"La la la la la~" gadis itu asik bersenandung.

Ia berhenti ditengah hutan.

"Mari berlatih dengan giat!" Ryujin menarik pedang dari sarungnya kemudian mengayunkannya penuh tenaga.

Tanpa gadis itu sadari ada seseorang yang duduk memunggungi disisi kirinya sambil melihat ke arah bunga-bunga.

Matahari mulai menampakkan sinarnya diikuti angin dingin yang menyertainya, Ryujin terpaku pada sosok yang ada dihadapannya.

Sosok itu berbalik tepat saat angin berhembus.

Tatapan Ryujin terkunci, jantungnya berdebar tak karuan.

"Apa ini yang namanya kematian?" Ryujin serasa di sihir.

Gadis itu memalingkan wajahnya kemudian ritme jantung Ryujin kembali normal.

"K-kau sedang apa disitu?"

"..."

"Hey!"

"..."

"Kau tersesat?"

Ryujin mendekati gadis itu dan memegang pundaknya tapi malangnya, gadis itu langsung menarik tangan Ryujin dan membantingnya, menjatuhkan Ryujin diatas bunga-bunga.

Gadis itu memandangi Ryujin yang kini dalam posisi terlentang.

"Aaissh! Kenapa kau kasar sekali?" Eluhnya sambil mengusap punggungnya yang tampaknya retak.

"Kenapa kau menyentuhku?"

"Karena kau tidak meresponku?"

"Kau bicara padaku?"

"Memangnya ada orang lain disini?!" Jawab Ryujin yang masih meringis kesakitan.

"Kau tidak takut padaku?"

"Ha? Takut pada gadis cantik sepertimu?" Ryujin langsung menutup mulut bodohnya ini.

"..."

"Kau tidak ingin membantuku berdiri?"

Gadis itu menggeleng dan pergi.

"Hey! Besok datang lagi ya!" Teriak Ryujin pada gadis itu.

"Hey! Besok datang lagi ya!" Teriak Ryujin pada gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ingat saat kita pertama bertemu?"

"Tidak."

"Ah kau benar-benar gadis kejam!"

"..."

"Sepertinya besok aku tidak bisa datang kesini."

Kalimat itu menarik perhatian gadis berambut coklat.

"Akhirnya kau melihat ke arahku haha"

"Hm..."

"Besok aku ujian ksatria, saat aku lulus bisakah kau memberiku hadiah?"

E N V Y • 2SHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang