22

9.4K 642 29
                                    

Usai berbicara empat mata dengan Jason, aku memutuskan untuk kembali ke rumah kami. Di tengah perjalanan, aku meminta Jason berhenti sebentar di indom*ret untuk membeli pisau cukur kumis dan beberapa camilan untuk anak-anak.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, aku kembali masuk ke dalam mobil.

"Udah?"

Aku mengangguk sembari memberikan kinderjoy pada Saka dan marie susu untuk Tama dan Dana. Jason pun menjalankan mobilnya kembali.

      Sesampainya di rumah, aku melihat sosok wanita yang duduk di teras bersama dengan anak kecil yang berada di sampingnya.

Kami semua turun dari mobil, aku yang sedang menggendong Dana dan Tama yang berada di gendongan Jason, sedangkan Saka berada di gandengan ku.

Aku berjalan mendahului Jason, lalu menghampiri wanita itu.

"Ada perlu apa kamu kesini?" Tanyaku. Ia tidak menjawab, ia malah menghampiri Jason yang berada di belakang ku.

Aku lu beralih menatap mereka. Jason hanya diam dengan tatapan tidak suka nya terhadap wanita itu.

"Jas, aku hamil."

Aku terkejut. Dia bilang apa? Hamil? Terus hubungan nya dengan Jason apaan?!

"Terus, apa hubungan nya sama aku?" Balas Jason.

Ku lihat wanita itu meremas tangan nya. Aku hanya memperhatikan nya.

"Aku mau kamu tanggung jawab,"

Wah, emang nggak beres wanita ini. Dia minta pertanggung jawaban? Gila aja, seenak nya aja nih orang kalau ngomong.

Ku hampiri mereka berdua, lalu ku tampar pipi wanita itu hingga memerah.

"Hey, sebulan yang lalu aku diam aja ya sama tingkah mu. Sekarang aku udah nggak bisa diam lagi, seenaknya aja kamu minta pertanggung jawaban dari Jason. Emang itu anak nya Jason?!"

"Sampai segitu nya ya kamu mau merebut Jason dari aku! Harusnya kamu sadar diri, kamu itu cuma masa lalu Jason. Dan kamu nggak pantas buat mendapatkan Jason kembali!" Ucapku mengebu-ngebu. Jason memengang tangan ku, lalu ku tepis tangan nya kasar.

"Kamu mending sekarang pulang deh dari pada kamu saya pukul di sini." Lanjut ku.

Wanita itu hanya diam, dan tidak beranjak dari tempatnya.

"Sandrina tolong, lebih baik kamu pulang. Aku udah nggak mau berurusan sama kamu lagi. Ini buat kamu ongkos pulang," Ucap Jason, sembari menegluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu lalu di berikan nya kepada wanita itu.

Setelah Jason memberikan uang pada wanita itu, ia menggeret ku dan Saka masuk ke dalam rumah. Nafas ku masih terengah-rengah akibat berteriak tadi.

Ku duduk kan diri di sofa ruang tamu, ku pejamkan mata sambil mengelus perut. Rasanya sangat lega setelah tadi menampar dan berteriak di hadapan wanita itu.

"Minum dulu yang,"

Ku tatap Jason, lalu menerima gelas yang berisi air.

"Makasih by," Ucap ku lalu memberikan gelas yang telah kosong.

Jason menerimanya lalu duduk di sampingku. Ia mengelus kepala ku pelan.

"Maafin aku ya,"

"Ini semua gara-gara aku, kalau waktu itu aku berusaha nggak peduli mungkin ini semua nggak akan pernah terjadi." Lanjut Jason.

Ku hembuskan nafasku secara perlahan, lalu menatap nya. "Udah ya by, nggak usah di bahas lagi. Toh aku udah maafin kamu, kalau kamu semakin membahasnya aku semakin stres mendengarnya." Ucap ku, Jason mengangguk lalu merangkul ku.

"Mama, abang lapar."

Jason melepas rangkulan nya, lalu aku menatap Saka yang sedari tadi tertidur di lantai dengan mimik wajah yang menahan lapar.

Aku terkekeh di buatnya, lalu mendudukkan Tama di samping Dana.

"Aku masak dulu by, kamu jagain bentar anak-anak."

"Mama, abang ikut mama masak ya." Aku mengangguk, lalu menggandeng tangan Saka menuju dapur.

Sesampainya di dapur, aku langsung membuka kulkas. Di dalam sana hanya terdapat telur, dan juga sosis kesukaan Jason dan Saka. Ku ambil beberapa telur dan juga sosis, lalu mulai menggoreng nya.

Saat sedang menggoreng, aku teringat wajah menyebalkan wanita itu. Sungguh, aku di buat geram oleh nya. Dengan enteng nya dia datang ke rumah, lalu meminta pertanggung jawaban dari Jason?

Aku tertawa, andai saja membunuh seseorang di perbolehkan, saat itu juga aku langsung membunuh nya di hadapan Jason.

"Mama kenapa?"

Aku sadar kembali, lalu menatap Saka. "Gapapa bang," Ucap ku sembari tersenyum. Lalu mengangkat sosis yang sudah terlalu matang.

Usai menggoreng telur dan sosis, ku panggil Jason untuk makan bersama kami.

☘☘☘☘

Keesokan nya saat aku hendak mengantar Jason dan Saka ke teras rumah, wanita itu datang lagi bersama dengan anaknya. Ku pejamkan mata ku, sembari menghembuskan nafas secara perlahan agar emosi ku tidak meledak-ledak.

Wanita itu berjalan ke arah kami, lalu ia duduk bersimpuh di hadapan Jason. Jason yang merasa tidak nyaman langsung mengangkat wanita itu agar berdiri kembali.

"Jas, tolong nikahin aku. Aku nggak masalah jadi istri kedua kamu Jas,"

Aku mendelik mendengar ucapan nya, dia mau jadi istri kedua Jason?

Sontak ku dorong wanita itu agar menjauh dari Jason. Aku berdiri di hadapan Jason dan menatap sinis ke arah wanita itu.

"Mbak Sandrina yang terhormat, anda memang tidak punya rasa malu sama sekali ya? Datang sepagi ini meminta Jason untuk menikahi mu?!"

"Jangan mimpi! Sampai kapanpun, istri Jason itu cuma saya, ingat itu!!" Lanjut ku. Sedangkan Jason hanya terdiam di belakang ku.

Ku geret tangan Jason dan Saka ke arah mobil. Lalu, mereka berdua pun masuk ke dalam mobil.

"Kita berangkat dulu ma," Ucap Jason. Aku mengangguk lalu melambaikan tangan ku pada mereka. Setelah mobil Jason tidak terlihat lagi, wanita itu masih berdiri di posisi yang sama. Langsung saja ku hampiri wanita itu, lalu menggeret nya ke luar dari halaman rumah ini.

"Mending sekarang kamu pergi, dari pada aku panggilin satpam." Ucapku setelah mengeluarkan wanita tidak tahu diri itu.

Wanita itu menatap ku tajam, ku balas juga tatapan nya tak kalah tajam juga.

"Kamu!! Puas kamu telah merebut Jason dan kebahagiaan ku, dasar wanita murahan!!!" Teriak wanita itu.

Aku tertawa di buatnya, dia bilang aku wanita murahan?

Ku pegang kedua bahunya, lalu di tepisnya secara kasar.

"Sekali lagi, dengar kan ya mbak Sandrina yang terhormat. Dulu, kenapa kamu tinggalin Jason, Sampai-sampai dia mengalami depresi?"

"Dan sekarang, dengan seenak jidat mu kamu datang terus meminta Jason untuk menikahi mu?" Lanjut ku di sertai tawaan yang cukup kencang.

"Lebih baik kamu bangun dari tidur mu, sampai kapanpun Jason tidak akan pernah menikahi perempuan manapun termasuk kamu!!"

Setelah mengucapkan itu, ku tutup pagar besi dan ku kunci. Aku berjalan meninggalkan wanita itu yang menangis sambil berteriak.
.
.
.
.










Vote dan komen nya di tunggu ❤

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang