Bab 3

39 6 4
                                    

Akan ada saatnya kamu pulang
Dari kepergian panjangmu
Tolong jangan pergi lagi
Aku hancur saat kamu pergi

Pagi ini dikota semarang turun hujan yang deras dari pagi sampai sore, semua siswa pun banyak yang datang terlambat termasuk aina dan fahri, Untuk pertama kalinya aina datang terlambat hari ini.

Bel masuk sekolah pun telah berbunyi dan gerbang pun sudah di tutup tak ada cara lagi untuk aina dan fahri masuk ke sekolah,

"duh.. Gimana ini udah ga bisa masuk lagi, sial banget apalagi hari ini ada ulangan dari pak yusuf gimana yaa" guman aina yang resah karena tak bisa masuk ke dalam sekolah nya

"gabisa masuk ya?" suara laki laki yang tiba-tiba datang mendekati aina

"iya, liat tu gerbang nya udah di tutup kalo lama nunggu disini ga bisa keburu ikut ulangannya pak yusuf" jawab aina yang setengah kesal kepada fahri

"tenang aja aku ada jalan rahasia" ajakan fahri yang setengah menenangkan hati aina

"yaudah hayuk lah kita ke jalan rahasia itu" jawab aina yang sambil menarik tangan fahri

Mereka pun sampai di gerbang belakang sekolah yang menurut fahri aman bagi mereka berdua

"ayo kamu naik duluan, aku bantu dari bawah sini" jawab fahri yang menyodorkan tangan nya

"jangan ngintip yaa, awas kalo ngintip" jawab aina yang takut kalo fahri mengintip rok nya

"satu, dua, tiga... Yee bisa sekarang kamu yang naik" ajakan aina yang antusias menaiki pagar gerbang yang tinggi itu

"geser dikit biar aku di sebelahmu" jawab fahri

Ternyata cara itu hanya sia sia karena mereka berdua telah ketahuan oleh satpam sekolah nya dan melaporkan nya kepada guru piket hari ini, akhir nya mereka berdua dihukum untuk berdiri dilapangan selama jam belajar itu berlangsung untung saja tidak terlalu terik matahari siang ini

"kamu sih jadi gini kan, jadi dihukum" kata aina yang menyalahkan fahri

"apaan sih kamu, udah beruntung kita bisa masuk masih aja nyalahin aku" tegur fahri yang menasehati aina

"iya kita masuk ke sekolah, tapi tetep aja ga bisa ikut pelajaran percumah tauuu..." kekesalan hati aina dan fahri pun hanya diam dan terus hormat bendera yang seperti di perintahkan oleh guru nya.

Hari ini kelas iqbal yang berolahraga dan matahari pun mulai cerah dan terik lagi, fahri takut jika aina tidak kuat karena hukuman ini karena matahari pun makin siang makin teriknya. Kelas iqbal hari ini mempelajari tentang bola basket dan ada pertandingan kecil dalam kelas nya, pertandingan kecil itu mulai rusuh dan bola basket nya pun makin keluar dari lapangan basket yang menggelinding di lapangan dekat fahri dan aina dihukum dan benar bola itu menghantam kepala aina dengan keras hingga aina tak sadarkan diri

"niaaa.. Bangun, jangan pingsan dong" seruaan dari fahri yang berusaha membangun kan aina
"siapa tadi yang nglempar bola ke arah aina?" kalimat geram dari fahri

"gua ga sengaja rii maaf, maafin gua"
Kata falah yang tak sengaja melempar bola basket ke arah aina

"lu tu kalo main yang bener dong kasian tu aina" kata fahri yang emosi kepada falah

"yaudah ayo kita bawa ke rumah sakit saja, karena kliniknya belum ada dokter jaga nya" kata pak suripto, guru olahraga saat itu

Sampai di rumah sakit fahri pun menghubungi dan menjemput ibu nya aina ke rumah sakit dimana aina di rawat seperti biasa. Rasa khawatir dan cemas terlihat di raut muka ibunya aina dan fahri , karena aina pun juga memiliki penyakit yang cukup serius.

"gimana dok.. Keadaan anak saya?" kata ibunya aina yang khawatir

"kita lihat dulu ya buk perkembangan nya gimana, lihat nanti jika aina sudah sadar. Karena benturan bola basket yang mengenai aina cukup keras buk saja pun juga takut jika terjadi apa apa dengan aina" tutur dokter yang ikut khawatir dengan pasien nya itu

Mendengar kata dokter fahri pun merasa bersalah kepada aina, dia rasa dia tidak bisa menjaga aina dengan baik. Tak tinggal diam fahri pun mendatangi kamar aina dan menangis di depan nya

"niaa.. Bangun, jangan tinggalin kita semua. Tolong jangan pergi, aku hancur tanpa kamu bodohnya aku yang belum sempat mengatakan aku sayang sama kamu niia plis kamu bangun aku mohon niaa" bisikan dari fahri yang berharap aina bangun dari pingsan nya. Mendengar bisikan itu pun aina tersadar dari pingsan nya itu, tapi sayang aina tak bisa melihat apapun karena benturan bola basket tadi tepat mengenai mata sebelah kiri aina

"kok gelap, aina dimana kenapa semuanya gelap gini?" aina pun langsung histeris dengan keadaan nya tadi, fahri pun bergegas memanggil dokter dan ibunya aina

"dok ini aina kenapa kok ga bisa liat gini? Tanya fahri yang nada khawatir

"anak saya kenapa ya dok?" tanya ibu nya aina yang juga ikut khawatir

"bentar saya periksa dulu" jawab dokter itu

"bu, ini sepertinya aina mengalami buta pada mata nya karena benturan dari bola basket tadi" jawab dokter setelah memeriksa mata aina.

Isak tangis aina dan ibunya pun makin kian keras saat mendengar ini semua, tak lama ayah aina pun ikut datang ke rumah sakit tersebut. Ayah aina pun juga ikut menangisi anak perempuan nya ini, setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit akhir nya aina pun di perbolehkan dokter untuk pulang ke rumah nya. Aina pun tidak bisa bersekolah seperti dulu karena dia pun masih belum bisa melihat semuanya.

*jangan lupa vote yaah...
Tunggu cerita selanjutnya:v

Kamu Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang