09. BISIKAN HANGAT

4.3K 174 9
                                    

Setelah keduanya berada di kamar, Rilian menyalakan lampu tidur di atas nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah keduanya berada di kamar, Rilian menyalakan lampu tidur di atas nakas.

Tubuh macho Rilian menindih badan tegap Andra. Lidah mereka berdua saling berpautan.

Rilian mencopot satu per satu pakaian Andra, membuatnya telanjang bulat. Mata Rilian bahkan hampir tidak berkedip tatkala melihat badan menggoda Andra.

Badan Andra benar-benar gambaran seorang pria perkasa, di atas perut kotak-kotaknya terdapat puting yang menyembul indah. Rilian tak kuasa melihatnya, secara bergantian, dia menyedot kuat-kuat kedua puting menonjol itu, sesekali dia menggigitnya pelan.

"Abang ... geli ... sshh ..." Andra mendesis.

Bibir Rilian kemudian beralih menciumi daun telinga Andra.

"Abang udah nggak kuat, Sayang." bisik Rilian, "Langsung aja ya?"

Andra mengangguk, "Tapi kok Abang belum copot seragam?"

"Udah biarin aja!" Rilian tersenyum, "Abang mau ngentotin kamu sambil pake baju Polisi."

"Dasar cabul!"

Rilian hanya melepaskan celana serta boxer briefs yang dipakainya. Tak lama kemudian terlihatlah kelamin besar dan panjang-nya di hadapan Andra. Siap mengubrak-abrik lubang pantat kekasihnya itu.

Andra menelan ludah, dia benar-benar takut dengan batang besar tak disunat milik Rilian. Panjang kelamin Rilian sekitar tujuh belas sentimeter dengan lingkar tak lebih dari empat belas sentimeter.

Melihat wajah ketakutan Andra, Rilian tentu saja mengerti. Andra bisa jadi masih trauma dengan kelamin pria akibat pemerkosaan yang dilakukan sang Ayah tiri kepadanya. Rilian kemudian berbisik mesra di telinga Andra, "Jangan takut, Sayang. Abang nggak akan kasar."

Mendengar bisikan hangat dari kekasihnya itu, ketakutan di diri Andra mulai menghilang.

Rilian kemudian membimbing tangan Andra untuk memegang kelaminnya, Andra menurut, kini tangannya sudah memegang kelamin Rilian.

"Kocokin kontol Abang, Sayang." pinta Rilian.

Andra menuruti keinginan kekasihnya itu. Tangannya secara perlahan mengocok kelamin Rilian.

"Ahh ..." sebuah desahan keluar dari mulut Rilian.

"Kontol Abang gede banget." Andra bergidik ngeri membayangkan jika kelamin itu masuk ke dalam lubang pantatnya.

"Kamu bakal ketagihan, percaya deh sama Abang." bisik Rilian lagi.

Setelah itu Rilian mengangkat kedua kaki Andra.

Sekarang tampaklah sudah lubang pantat Andra yang bersih nan sempit itu, lubang yang selama ini diinginkan Rilian.

Setelah melihat lubang pantat kekasihnya itu, Rilian tidak kuat untuk tidak menjilati lubang pantat Andra. Andra tentu saja bereaksi, badannya sesekali meronta-ronta.

"Abang ... ahh ..." desah Andra.

"Enak kan? Pantat kamu wangi, Sayang." puji Rilian, "Kamu pintar ngerawatnya."

Rilian kemudian menusukkan jari tengahnya ke dalam lubang pantat Andra, memutar-mutar jarinya di dalam sana.

"Arrghh ..." Andra berteriak, "Sakit!"

Mendengar teriakan Andra, Rilian buru-buru menjilati lagi lubang pantat itu dengan lidahnya, sesekali dia memaju mundurkan jari tengahnya.

Rilian berhasil, Andra kembali tenang.

Rilian lalu menambah jarinya lagi ke dalam lubang pantat Andra, kali ini telunjuknya.

"Ah ... sakit, Bang!" rintih Andra, "Udahan ya, Bang."

Rilian kemudian mencabut kedua jarinya. Saat wajahnya mendongak ke atas, betapa terkejutnya dia melihat kekasih yang dicintainya itu menitikkan air mata.

Rilian kemudian mengangkat kedua kaki Andra ke pundaknya. Perlahan dia mengecup bibir Andra, menenangkannya.

"Bang, aku takut." suara Andra parau.

"Jangan takut, Sayang." Rilian mengusap setitik air di ujung kelopak mata Andra, "Coba kamu tatap mata Abang. Abang cinta sama kamu."

Andra kemudian menatap bola mata coklat Rilian. Di sana Andra menemukan sebuah ketulusan, sebuah cinta yang besar untuknya.

Andra tahu kekasihnya itu sangat mencintainya.

"Arghh ..." Andra memejamkan matanya tatkala kepala kelamin Rilian itu masuk ke dalam lubang pantatnya.

"Sayang?" panggil Rilian mesra, "Abang mohon tatap mata Abang." pintanya.

Walaupun lubang pantatnya masih terasa sakit, Andra menuruti perkataan Rilian. Dia membuka matanya kemudian memandang bola mata coklat kekasih yang dicintainya itu.

"Abang cinta sama kamu." ucap Rilian seraya masih berusaha mendorong setengah batang kelaminnya, "Kamu percaya kan sama Abang?"

Andra mengangguk, kedua tangannya memegang punggung perkasa Rilian.

"Aku cinta sama Abang," wajah Andra sedikit meringis, "Abang jangan tinggalin aku ya?"

Hati Rilian tentu saja tersentuh mendengar perkataan kekasihnya itu, "Abang janji nggak bakalan ninggalin kamu." Rilian mengecup kening Andra, "Kamu itu dunianya Abang."

Rilian mendorong setengah batang kelaminnya itu ke dalam lubang pantat Andra.

"Arrgghh ... Bang Rilian!" teriak Andra sekencang-kencangnya ketika...

(Lanjutannya ada di Karyakarsa, cek di bio saya) 🤭❤️

***

Missy Higgins - Warm Whispers

YOUR WARM WHISPERS [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang