Happy Reading
***
Semilir angin yang menyibakkan rambut seorang pria dengan seragam sekolah itu begitu menenangkan sosoknya. Menatap gedung-gedung tinggi yang berada di bawahnya serta kendaran-kendaran yang melintas di jalanan. Tangannya yang kosong itu sesekali menyisir rambutnya kebelakang, guna memperjelas penglihatannya yang sempat tertutup rambut karena angin.
Drrtt.. Drrtt..
"Halo?"
"Lo dimana? Bolos lagi?" Suara yang terdengar dari seberang telefon tidak membuatnya bergeming sedikitpun, ia malah melanjutkan menyesap batang rokoknya sebelum semua terbakar menjadi abu karena terlalu lama dibiarkan termenung.
"Jay? Lo dengerin gue kan?"
"Gue males masuk, lo bisa kasih alasan yang lain"
"Mau alasan apalagi yang perlu gue sebutin sama papa buat nutupin? Gue gak mau sering-sering terlibat sama sifat malesan yang lo punya!" Bentak gadis itu yang membuat pria bernama Jay ini berdecak malas.
"Ya udah, gue balik ke kelas bentar lagi"
"Ca, lo bawa parfum kan?"
"Ck, lo tu ya! Suka banget bikin masalah. Gue tunggu deket tangga, sekarang!"
Panggilan itu terputus satu pihak dari gadis yang semula menelfon. Jay menghela nafasnya pelan, lalu beranjak dari posisinya. Angan-angan yang masih ia rangkai saat menatap jalanan dan gedung tinggi tadi harus sirna, ia hanya tak ingin membuat yang buruk menjadi lebih buruk lagi.
Langkahnya yang cukup besar membuat suara bising di dalam tangga darurat yang hanya dilewati oleh dirinya sendiri. Sesekali pria itu bersiul untuk mengisi kekosongan dalam tangga darurat yang sepi ini.
Satu lantai terakhir, ia mencoba membuka ponselnya dan mengatakan pada gadis tadi untuk masuk ke dalam.
Tak lama, seorang gadis masuk ke dalam tangga darurat dan menemukan Jay sedang bersandar dengan ponselnya.
"Nih" Ia melempar botol parfum yang Jay minta tadi. Pria itu tersenyum sebelum mengatakan, "Thanks"
Lalu menyemprotkan ke beberapa bagian tubuhnya dengan parfum milik Cassandra, atau orang lain sering memanggilnya Caca.
"Abis dah tuh parfum gue" Celetuk Caca menyindir.
Jay hanya tersenyum simpul sambil mengembalikan botol parfum yang sudah tinggal seperempat isi itu kepada sang pemilik, "nanti gue ganti. Dah sana lo keluar dulu, takut ada yang liat kalo kita keluar barengan"
"Lo hutang budi sama gue ya!"
"Iya, iya"
Setelah perginya gadis itu, Jay kembali menghela nafasnya panjang. Ia sempat menunduk memperhatikan kedua kakinya yang terbalut sepatu Nike berwarna putih. Ada sesuatu hal yang beberapa hari belakangan melintasi pikirannya. Sesuatu yang ia tidak paham betul, kenapa dengan dirinya ini.
Bagaimana caranya tersenyum, bagaimana caranya mengomel hanya untuk hal sepele, bagaimana caranya menunjukan perhatian yang tidak secara langsung ia tunjukan, hal-hal kecil semacam itu membuat pria itu tersenyum lagi. Jadi, apakah benar seorang Jay Wiratama yang tidak pernah lepas dari pandangan orang-orang tentang sikap selalu seenaknya akan menelan ludahnya sendiri?
Akankah kalian akan menjadi saksi dari kisah klasik pria ini bersama seorang gadis yang sedikit demi sedikit membuka kerasnya hati?
***
Halo, apa kabar?
Aku kembali dengan cerita baru dan suasana baru. Kali ini aku menantang diri aku sendiri untuk mengubah gaya bahasa dari tiga cerita aku sebelumnya.Cerita ini menggunakan bahasa tidak baku pada dialog tokoh. Tapi aku masih berusaha memilih diksi yang pantas untuk ditulis.
Menggunakan latar tempat negara Indonesia juga pertama kali buat aku. Ya semoga aku bisa.
Cast :
1. Park Jongseong as Jay Wiratama
2. Park Sunghoon as Saga Anggara
3. Shim Jaeyoon as Steven Jake
4. Nishimura Riki as Geonino Riki
And other~
Visual cast di atas hanya untuk mempermudah kalian berimajinasi. But, pembaca dibebaskan untuk berimajinasi sesuai dengan apa yang ada dipikiran kalian. Hehe.
So, semoga cerita ini bakalan selesai sesuai waktu yang aku inginkan dan gak molor kayak yang sebelumnya:"
Mohon dukungannya temen-temen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour | Jay
Short Story[Follow dulu] Ini hanya seutas cerita singkat mengenai perjalanan pria penuh tatapan tajam dengan kisah klasiknya bersama seorang gadis yang sengaja menyembunyikan berbagai kebenarannya. Akankah kalian akan menjadi saksi dari kisah klasik mereka? M...