Bab 5

11 6 2
                                    

Dalam gelap apakah ada yang peduli?
Rasa kecewaku pun seakan tak pergi
Aku sendiri, dalam gelap
Tanpa warna, tanpa tawa
Hanya aku sendiri dan rasa kecewaku

Fahri masuk kedalam markas kebanggan nya itu dengan raut wajah yang cemas dan binggung, bagaimana cara nya agar wanita yang dia sayangi itu dapat merasakan meski tak bisa melihat.

"lu kenapa si, binggung gitu" sapaan dari gilang sahabat nya itu

"gua lagi binggung gimana caranya biar aina tu bisa gitu ngrasain apa aja tanpa harus liat" jawab fahri yang menunduk binggung

"emang aina kenapa si?" tanya gilang yang cemas dan khawatir, gilang tidak tau apa yang terjadi seminggu lalu karena gilang beda sekolah dengan fahri dan aina

"aina sekarang buta ga bisa liat apa apa" jawab fahri pada gilang

"apaaa? Gua ga salah denger kok bisa?" tanya gilang yang ikut khawatir
"seminggu yang lalu ada kecelakaan di sekolahan gua, cerita nya panjang yang intinya sekarang aina ga bisa liat apa apa, nah sekarang gua binggung gimana cara nya aina tetep bisa ngrasain sesuatu tanpa haru ngeliat" jawab fahri pada gilang

"gimana kalo kita cariin guru khusus orang buta buat aina, kebetulan kakak gua suka ngajar murid yang ga bisa liat gitu" usulan ide bagus dari gilang

"boleh deh, jadi kapan gua bisa ketemu sama kakak lu?" pertanyaan antusias dari fahri

"coba gua kabarin kakak gua dulu deh besok siang baru kita ke rumah nya aina bareng-bareng, janjian aja jam 2 yaa" kata gilang pada fahri

"oke deh kita langsung ketemu aja besok di rumah nya aina" jawab fahri

........

Sedangkan itu aina yang tengah termenung di kamarnya merasakan gelap gulita tanpa lampu atau alat penerang apapun, aina masih belum bisa terima dengan semua keadaan nya semua adik adik aina pun telah mencoba menghiburnya namun sama saja tidak ada respon apapun dari aina. Setelah kejadian itu aina berubah seketika dia sekarang menjadi anak pendiam tak mau bicara apapun hingga berat badan nya pun turun secara drastis, entah sampai kapan dia seperti ini terus orangtua aina pun hanya bisa pasrah dengan ini semua.

"kamu kenapa sayang? Udah makan belum? Cari makan yuk cari seblak di perempatan jalan sana yuk ayah temenin kamu" ajakan ayahnya yang menghibur anak perempuannya

"enggak ayah, aina ga laper" tolakan halus dari aina

"kenapa? Liat badan kamu sekarang jadi kurus ga gendut lagi ga cantik lagi" ejekan dari ayah agar aina semangat kembali, karena dulu aina tidak suka jika dikatakan kurus atau tidak cantik. Aina adalah anak perempuan satu satunya karena semua saudaranya adalah laki laki

"biarin ayah, percumah aina mempercantik diri jika aina sendiripun tidak bisa melihat wajah aina di kaca seperti dulu. Aina masih kecewa dengan diri aina sendiri" jawab aina yang membuat ayahnya terdiam seketika

"jangan begitu kamu tetap cantik bagi semua orang, ayah mengerti kamu kecewa dengan diri kamu sendiri tapi tidak begini cara nya sayang" ayah aina menangis mendengar ucapan anak perempuannya itu

"udah lah ayah.. Aina tau ayah menangis berhentilah menangis yah, aina baik baik saja biarin aina disini sendiri dalam gelap tanpa penerangan apapun ini" jawab aina yang sambil meraba muka ayah nya untuk menghapus air mata yang jatuh di pipi ayah kesayangannya itu

"yaudah kamu jangan mikir aneh aneh yaa sayang, kamu tidur udah malem, istirahat yang cukup" jawab ayahnya yang langsung menidurkan anaknya lalu meninggalkan nya di kamar itu.

Keesokan pagi nya fahri dan teman teman nya datang ke sekolah seperti biasanya, namun kedua sahabat aina dan fahri pun tak pernah fokus dalam belajar selama aina tak masuk ke sekolah dan rasa dendam fahri pada falah pun tak kunjung selesai malah makin mengeras karena melihat keadaan aina yang memburuk. Hari pun tak terasa sudah siang matahari yang terik pun sudah siap menyinari hari ini yang begitu panas, fahri pun bersiap ke rumah aina dan begitu juga gilang dan kakaknya

.....

Gilang dan fahri pun akhirnya sampai dirumah aina bersama kakak nya gilang yang berpengalaman menangani orang seperti aina yang tak bisa melihat apapun

"assalamualaikum aina" suara gemetar dari fahri yang gugup

"waalaikumsalam nak fahri ayo masuk, ini siapa ya?" tanya ibunya aina

"kenalkan saya gilang buk, dan ini kakak saya yang akan membantu aina dalam belajar dan segala hal selama aina belum mendapat donor mata" sautan sopan dari gilang

"kenalkan bu, saya fairuz salsabila saya kakaknya gilang saya juga guru untuk tuna netra seperti aina" jawab ka salsa memperkenalkan diri pada ibunya aina

"wah terimakasi sekali kalian masih peduli dengan aina anak saya, bahkan kami sekelurga tidak ada fikiran untuk mencari guru tuna netra. Terimakasih sekali yaah nak fahri dan nak gilang, mari masuk biar saya panggilkan aina nya" ibunya aina pun mempersilahkan mereka bertiga masuk kedalam rumah nya.

"aina.. Sayang itu diluar ada beberapa orang yang pengen ketemu sama kamu tu nak, temuin dulu yuk" ajakan ibunya dan menuntun aina keluar dengan pelan pelan

"siapa sih paling juga fahri" jawab aina yang berjalan pelan pelan bersama ibunya

"waaah jadi ini yang namanya aina, cantik sekali anak nya. Adek apakabar hari ini?" sapaan dari ka salsa yang pertama kali suara nya didengar oleh aina

"aina baik baik aja kok.. Itu suara siapa ya?" jawab aina yang kebinggungan mendengar suara itu

"kenalin aku fairuz salsabila, panggil aja ka salsa. Kakak disini cuman mau bantuin aina biar aina bisa belajar dan beraktivitas seperti orang normal kaya dulu, aina mau kan?" perkenalan dari ka salsa yang mendekati aina

"iyhaa aina mau, tapi apa usaha ini ga sia sia? Paling juga aina ga akan pernah bisa liat lagi buat selamanya" jawab aina yang sudah pesimis terlebih dahulu

"jangan gitu naa, semua usaha kalo kita jalani dengan doa dan niat pasti ko ga ada yang sia sia" jawab gilang yang menyemangati aina

"semangat terus pokok nya yaa, aku tau kamu cewek yang kuat" kata fahri yang juga menyemangati aina

"yaudah kita mulai belajar besok pagi yaa, nanggung kalo hari ini takut nya ga keburu soal nya ka salsa juga harus ke yayasan kakak lumayan jaub juga tempat nya, mungkin beberapa jam lagi kakak jalan otw kesana" saut ka salsa yang sibuk sekali

"iya tidak apa apa nak, jika nak salsa terburu buru ibu paham kok. Ibu malah sangat terimakasi sekali dengan niat baik nak salsa" jawab ibunya aina kepada ka salsa

Akhirnya ka salsa pun pergi diikuti dengan gilang dan fahri yang ikut pulang karena hari sudah mulai malam,Aina pun juga beristirahat di kamarnya.


*jangan lupa vote yaa,, follow juga jangan lupaaaa.. Kan kalian baik


Kamu Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang