𝗙

271 41 11
                                    

"Echidna, jika kau punya niat buruk. Lupakanlah."

Echidna menghentikan aktivitasnya.

"Apa maksudmu?"

"Jika besok kau berniat membantai pasukan Ksatria, urungkanlah."

Echidna menelan ludahnya.

"Bagaimana dia tau?"

"Aku tidak ingin kita bertarung, jadi ku mohon apapun rencanamu, jangan lakukan."

Echidna menatap Satella.

"Kenapa? Ah harusnya aku curiga kenapa kau tau bahwa Laboratorium ku akan di serang. Jadi katakan, kenapa? Mereka bahkan berniat memusnahkan kita, mereka yang lebih dulu berkhianat dan menutupi kebenaran. Membuat kita menjadi jahat dan mengambil peran mereka sebagai pahlawan!"

Satella menghampiri Echidna dan memeluknya.

"Aku tidak ingin kita terlihat lebih jahat, terutama kau. Aku tidak ingin kau dianggap seperti orang jahat. Kumohon, Echidna." Satella mengusap punggung Echidna.

Keesokan harinya Ryujin dan pasukannya segera berangkat ke tempat suci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan harinya Ryujin dan pasukannya segera berangkat ke tempat suci.

Mereka dibagi menjadi beberapa regu.

"Dahyun, Chaeyoung!" Panggil Ryujin.

"Kau? Bagaimana tau nama kami?" Tanya Chaeyoung

"Entahlah, mungkin karena kalian populer hahaha" Ryujin memilih mendahului mereka.

"Hahaha apakah kita sepopuler itu diantara anak baru?" Tanya Chaeyoung dengan senyumnya yang sumringah.

"Sepertinya kau tidak." Jawab Dahyun

"Issh! Enak saja!"

"Ngomong-ngomong, mati lah kita kalau bertemu Echidna." - Chaeyoung

"Itu mimpi buruk." - Dahyun

Ryujin yang mendengar percakapan mereka pun merasa tak asing dengan situasi ini.

"Seperti dejavu." Batinnya.

Semua pasukan kembali berkumpul ke titik awal.

"Pembersihan terjadi tanpa korban jiwa! Mari pulang ke keluarga kita masing-masing!" Seru Jendral Yoo.

"Yosh!!!"

Pasukan pulang dengan hati riang, terutama mereka yang anak baru di penugasan pertama mereka, mereka bisa pulang tanpa luka sedikit pun.

"Komandan, bukannya ini semua terlalu lancar? Terlebih laboratorium itu sudah lenyap tak berbekas." Tanya wakil komandan, Jendral Park.

"Mungkin keberuntungan sedang berpihak pada kita, mungkin saja memang Echidna sudah pergi sejak lama." Jawab komandan.

Disisi lain dua gadis memandangi mereka dari kejauhan.

"Izinkan aku bertanya." Echidna melihat ke arah Satella.

E N V Y • 2SHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang