Tepat di ruang kelas 12 SMA , tampak gadis cantik yang kesehariannya selalu saja memaksakan pena menari-nari sepanjang hari , di atas tebalnya kertas sampai-sampai menyisakan goresan tinta . Membentuk kalimat penentu dari jawaban mata pelajaran . Seakan tidak ada lagi sesuatu yang bisa merayunya , selain alat-alat tulis yang selalu setia menemaninya .
" Ihh , Seina udah dong gak usah belajar terus sekali-kali kek nikmatin hal yang menyenangkan."
Apalah daya , Seina hanya berupaya mendengar ocehan Yulan , yang dianggapnya sugesti maut menuju kebodohan belaka. Namun , Seina tetap diam karena , tidak ingin beradu mulut dengan sahabat tersayangnya Yulan. Dia hanya fokus pada tujuannya untuk membahagiakan kedua orang tua tercinta . Dengan memperoleh juara pertama pada saat kelulusan.
"Ahh, sudah lah , gak ada gunanya aku bicara dengan sahabat yang telah dirasuki oleh soal-soal pelajaran . Bay , aku mau ke kantin !" Ucap Yulan dengan nada yang sengit .
" Iya , maaf Yul kalau aku sedikit cuek ." Dengan lemah lembut Seina mencoba meminta maaf kepada Yulan. Namun, entah apa yang mengganjal telinga Yulan, dia pergi tanpa membalas perkataan Seina. Dengan spontan Seina langsung melenakan penanya , dan segera menyusul Yulan ke kantin.
"Oiii , Seina sini !!!! Aku punya berita baru !" Teriak Yulan sembari melambaikan tangan dari deretan bangku paling ujung.
" Hai , apaan sih Yul ? Heboh banget ! Respon Seina ketika menghampiri Yulan .
" Heh , ada murid baru lho !" Ucap Yulan dengan gaya ala ibu-ibu menggosip .
" Tenang-tenang Yul, kan hanya murid baru ."Seina mencoba menenangkan Yulan yang gaya bicaranya super heboh . Dengan meneguk air yang dibelinya dari kantin , Yulan pun merasa lebih tenang dan lega . Serta , langsung menceritakan perihal murid baru kepada Seina.
Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai. Seina dan Yulan pun bergegas melangkahkan kakinya menuju istana kecil yang nyaman.
Jam rumah terus berjalan walau , dengan suara mendayu-dayu . Namun , jarumnya terus berusaha berorientasi memutar menunjukkan pukul sepuluh malam .
Akan tetapi , Seina masih terjaga dengan mulut komat-kamit menghafal materi undang-undang .
Centingggg !!!!!!!! !!
Tiba-tiba handphone Seina berbunyi. dengan lirikan mata, Seina pun langsung mengecek siapa yang mengirimkan pesan. Seina pun tercengang melihat pesan yang di kirim Yulan . Ternyata berisikan kalimat.
"Seina , kamu tau gak ? Murid baru yang Ku ceritakan tadi ternyata namanya Rifki. Katanya sih orangnya pandai, hati-hati kamu Sein ntar nilai mu ke tikung lho . Mwehehe ." Seina pun tersenyum masam usai membaca chat dari Yulan. "Pandai ? Ah , kan baru kata Yulan ini. Tapi gimana jika benar ? Bodo ah ! Artinya aku harus belajar lebih maksimal ! " Ucap Seina memotivasi diri sendiri, dalam hati.
Pagi menyapa kembali , kali ini Pak guru datang ke kelas bersama seorang murid yang tampak asing bagi Seina.
"Pagi anak-anak , langsung aja pasti kalian dah pada kepo kan siapa murid barunya ? Silahkan masuk Nak dan langsung kenalkan dirimu kepada yang lain.
Dengan sigap Rifki langsung memperkenalkan diri. Decak kagum langsung menyelimuti semua siswa. Dengan gaya bicara yang elegan dan wajah cemerlang serta meyakinkan , menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa . Namun, tidak dengan Seina . Dia berpikir bahwa Rifki bisa membawa pengaruh negatif , pada nilai-nilainya . Selesai perkenalan Pak guru pun langsung memulai pelajaran yang lumayan membuat otak Seina drop. Akan tetapi , beda dengan Rifki dia sangat gesit dalam menjawab semua pertanyaan dari Pak guru .
"Ok , anak-anak pelajaran hari ini telah usai, dan kalian boleh pulang ."Para siswa bersemangat keluar kelas . Jam pulang sekolah adalah momen yang sangat dinanti bagi siswa . Namun , tidak dengan Rifki . Seina yang sedari tadi mengamati pun, memberanikan diri bertanya.
"Hai , aku Seina . Kenapa kok sepertinya kebingungan ?" Sapa Seina .
"Ehh , hai ! Iya nih , aku lupa bawa dompet padahal aku harus naik angkot . Hehe ." Jawab Rifki nyengir kuda.
"Oh , aku ada uang sih , kalau mau ku pinjami ." Tawar Seina
" Boleh kah ? Wah ,,, makasih ya !" Seina pun merogoh kantung dan menyerahkan uang kepada Rifki.
"Segitu cukup ?" Tanya Seina
" Cukup ..... Cukup..... Makasih maaf jadi merepotkan." Jawab Rifki dengan pipi memerah . " Emm , sein , kamu kok mau membantuku sih , sedangkan kamu belum tau asal-usul ku dari mana ?" Tanya Rifki keheranan . Seina pun hanya membuat goresan senyuman di pipi halusnya . Dan langsung menjawab pertanyaan dari Rifki .
"Orang tuaku , yang mengajariku untuk menolong siapa pun itu tanpa memandang status ." Hati Rifki pun tersentuh mendengar pernyataan dari Seina . Dengan raut wajah memerah Seina pun melangkahkan kakinya untuk segera pulang.
Setibanya di rumah , seperti biasa Seina pun menghabiskan waktunya untuk belajar. Namun, anehnya hati dan pikiran Seina tiba-tiba berkompromi untuk membayangkan Rifki . Perlahan getaran-getaran rasa cinta pun mulai muncul dari dalam hati Seina . "Astaga , gak boleh , gak boleh . Kenapa tiba-tiba aku bayangin Rifki ?" Seina yang mulai merasakan getaran cinta pun mulai mencoba untuk meredamkan pikiran dan hatinya agar tidak sampai pada Rifki.
Hari yang berbeda , ada perasaan gugup menghampiri Seina saat Rifki tiba-tiba mendekatinya ." Sein , terimakasih ya , ini uangmu yang kemarin ." Ucap Rifki sembari mengulurkan uang kepada Seina.
"Oh , iya sama-sama ." Seina menerima beberapa lembar uang dengan perasaan campur aduk.
"Aduh , aku kenapa sih ? " Tanyanya dalam hati . "Hai , pagi Seina . " Yulan menyapa dengan wajah cemerlang nan girang. Seina pun segera membalas balik sapaan Yulan . "Emmm, sein belajar bareng yuk , mumpung guru belum datang ." Tiba-tiba Rifki menawarkan belajar bareng , kepada Seina . Yulan pun mulai mengejek Seina . "Diajak belajar bareng tuh , sama orang yang ganteng plus pinter . Idaman banget lah pokonya ." Dengan malu-malu kucing akhirnya Seina pun menerima ajakan Rifki
Hari berganti , kini rasa cinta Seina kepada Rifki semakin membludak. Sekarang Rifki menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan Seina. Posisi Yulan sebagai sahabat Seina pun seakan tergantikan . Namun ,dia justru senang sahabatnya kini bisa mengenal seorang lelaki yang di rasa pantas . Seina yang sehari-harinya membekukan waktunya hanya untuk belajar, kini mulai mencair . Pikiran Seina terpecah dia seakan lupa oleh tujuan utamanya yakni memperoleh peringkat pertama . Meskipun Rifki selalu mengajaknya belajar bersama atau menghabiskan waktu bersama di perpustakaan . Akan tetapi, sepertinya tidak ada satupun ilmu yang menempel di otaknya. Ya , semua tergantikan oleh pesona Rifki .
Hingga suatu ketika , Seina mendapat tamparan keras oleh pernyataan wali kelas . Bahwa , nilai-nilainya turun drastis. Seina kebingungan ,panik !
"Tenang Sein , kamu pasti bisa memperbaikinya . Aku percaya kamu bisa!" Hibur Rifki sembari tersenyum meyakinkan Seina. Ah , lagi-lagi Seina meleleh, dan seketika seluruh kepanikannya buyar . Peringkat itu yang kedua , baginya Rifki lah yang utama. Entah hal bodoh apa yang merasuki jalan berpikirnya .
" Makasih , ya Rif . Oh ya , besok jadikan ke pameran buku ?" Tanya Seina mengalihkan perhatian. "Jadi , dong besok pukul satu siang ku jemput ya !" Jawab Rifki dengan antusias. "Oke , ku tunggu ." Seina tersenyum bahagia .
Mama Seina mulai mencurigai gelagat anaknya sekarang. Setiap malam Seina menghabiskan waktunya untuk bermain gadget . Sering sekali Mama menegur Seina ,tetapi terus saja sikapnya tidak berubah. Ya , kini setiap malam , Seina sibuk melayani chat Rifki . Walau , hanya sekedar chat basa-basi . Ya , begitu lah . Seina tidak sadar bahwa ada yang aneh di antara hubungan mereka. Meskipun semakin intens, tetapi , Rifki tidak juga menyatakan cinta ! Namun, begitu lah , bagi Seina kebersamaanya dengan Rifki adalah segalanya. Untuknya pantang bagi wanita mengungkapkan cinta! Jadi, menanti menjadi hal yang tidak masalah menurut nya . Jalan bareng, makan bareng , menghabiskan waktu bareng . Itu sangat istimewa. Benar-benar buta , Seina hanya berharap perasaanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Hari berganti hari . Namun , tidak dengan hati . Hati Seina masih sama , terisi oleh nama Rifki . Hingga tiba saat penerimaan rapor. Seina bagai di senggol petir di siang bolong .
"Peringkat tujuh . Apa? Aku gak salah dengar kan Sein ? Tanya Yulan dari seberang telepon." Hiksss..... Iya Yul ! Sakit hatiku, Yul ? Mama marah besar! Aku tak tahu harus gimana ? " Seina mencurahkan isi hatinya sembari berderai air mata.
"Yang sabar ya Sein , kalau saja aku tadi berangkat , waktu penerimaan rapor, ku peluk kamu Sein. Eh tapi , gimana dengan Rifki?" Yulan memecah obrolan.
"Huaaaaa ........ .. Rifki dapat peringkat lima , Yul Mamanya juga marah besar !" Isak tangis Seina kembali memuncak dari balik telepon. "Aduh , kok jadi rumit gini ! Kalian kan sama-sama pandai , sering menghabiskan waktu untuk hal bermanfaat , tapi kenapa bisa begini jadinya? " Tanya Yulan keheranan.
" Entah lah Yul , meskipun kami sering belajar bersama . Akan tetapi , bukan materi pelajaran yang masuk ke otak . Aku menyesal Yul ! Seumur-umur aku gak pernah dapat peringkat tujuh, hiksss...... " Lagi-lagi Seina menangis. "Yang sabar ya Sein , aku tak bisa memberi saran apa-apa karena , belum pernah jatuh cinta , hihi ....." Goda Yulan . " Ahh , sangat menyebalkan deh ! Sudah ah , bay ." Seina mengakhiri teleponnya . Hari itu kamar Seina benar-benar dipenuhi tisue dan kertas-kertas coretan penyesalan yang berserakan.
Tingg....... Ting ......
Pukul tiga pagi , terdengar suara handphone Seina berbunyi . Seina pun berusaha meraih handphone nya , tepatberada di atas meja . "Siapa sih ! Masih jam segini nge chat orang ! " Gerutunya . "Rifkiiiiiiiiii ...." Spontan di bukanya chat dari Rifki , Yang berisikan kalimat .
" Sein , maaf aku mengganggu mu . Tapi , mungkin ini terakhir kalinya aku mengganggumu . Ketika kamu membaca ini , aku sudah dalam perjalanan pulang menuju ke Sekadau . Minggu ini Mama mengurus surat pindah ku. Mama terlanjur salah mengartikan bahwa kamu adalah benalu, Mama berusaha menjauhkan aku dari kamu . Maaf kan aku ya Sein , aku gak bisa berbuat banyak. Yang kutahu aku harus menyatakannya walau ini terlambat . Maaf aku merusak impian dan tujuan mu dengan cintaku . "
" Cintaaa ... ???? Rifki bilang cinta?? Jadi selama ini perasaanku bersambut ? Oh tuhan.... " Seketika air mata Seina tumpah kembali. Seina berusaha menelpon nomor Rifki , tetapi tidak di angkat . Hingga ketiga kalinya , hanya terdengar suara sang operator yang mengatakan bahwa nomor yang di tuju tidak aktiv. Entah sampai kapan .
"Rifkiiiiiiiiii ...... , Kamu jahaat !!!!! ! Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang ? Dasar , lelaki pendusta , gak bertanggung jawab!!!! " Teriak Seina sembari meremas handphone dan membantingnya ke lantai .
Hancur , ya hancur. Sehancur impiannya yang gagal meraih peringkat pertama. Sehancur hatinya yang terlambat mendapat ungkapan cinta dari orang yang dinantinya .
SELESAI
Terimakasih ❤️ bagi yang sudah membaca . Semoga terhibur 😉.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Cinta Salah Waktu "
Короткий рассказBagaimana jika suatu tujuan atau impian hidup seseorang hancur sehancur-hancur nya dan tidak bisa di gapai lagi ? Ya , itulah hal yang di alami Seina gadis pintar , yang berparas cantik . Seketika tujuan yang di tata matang-matang akhirnya hancur ol...