"apa lagi kali ini?" suara bas itu mengandung emosi terpendam.
"gudang utama pabrik tekstil dibawah naungan Green Coopration meledak pukul 1.52 dini hari tadi." jawab sosok pria tinggi, tampan, berkulit putih, dan berlesung pipit. Brigjen Jung Jaehyun.
"dia meninggalkan jejak lagi?"
Sosok lainnya sama-sama bertubuh tinggi, hanya saja dari pada tampan, wajahnya menjurus ke cantik, Briptu Kim Jungwoo menyodorkan sebuah kertas yang hampir terbakar setengahnya. "para penyidik menemukannya di dalam laci ruangan manager gudang yang belum terbakar sepenuhnya.
Tangan kekar tersebut mengambil kertas itu, disana hanya tertulis dua titik dan satu bintang.
"aku yakin hasilnya pasti sama, seperti halnya jejak yang ia tinggalkan sebelumnya. Mulai dari yang paling mudah, lima tambah lima, hingga yang terakhir, satu titik eks lima koma strip dua kurung plus tujuh garis miring. Yang ini pun akan sama hasilnya." ujar sosok berkewarga negaraan Jepan yang sedang bertugas di Korea selatan sejak dua tahun terakhir hingga tiga tahun kedepan, Komjen Nakamoto Yuta.
Sosok pemilih tubuh tinggi kekar, dengan sorot mata tajam dan jangan lupakan wajah rupawannya, Jendral Seo Johnny mengangguk. Dua titik satu bintang, jelas dua titik itu artinya dua, sedangkan bintang terdiri dari empat garis dengan satu titik sebagai penghubung dibagian tengah yang berarti jumlah garis menjadi delapan. Dua tambah delapan sama dengan sepuluh. Easy.
"lalu rencana kita apa? Kasus ini sudah berjalan cukup alot." Jaehyun angkat suara.
"besok kita adakan rapat divisi, semua perwakilan harus hadir. Kita tak bisa menangani ini hanya dengan satu tim." komando Johnny.
Semuanya langsung mengambil sikap tegap. "Yes Sir!"
*
*
*Sedangkan di tempat yang cukup jauh dari markas utama intel negara, seorang pria bertubuh mungil tengah berbaling tengkurap diatas karpet bulu lembut berwarna putih yang berada di lantai kamar luasnya. Tubuh dengan balutan kemeja satin tipis berwarna hitam dan celana dalam senada tersebut terlihat sangat kontras dengan kulit dan alas yang ia tiduri.
Jemari lentik tersebut tengah asik mengelus bulu halus seekor kucing yang ia beri nama Louis, bibir seksi tersebut mengukir senyuman tipis. "kapan menurutmu dia akan menemukanku?" tanyanya pada sang kucing yang hanya dibalas dengan wajah mengantuknya.
Sosok cantik tersebut tiba-tiba terkikik geli. "ugh~ aku tak sabar untuk bergerumul dengannya. Tubuhnya begitu kekar, pasti dia juga sangat perkasa dalam urusan ranjang."
Ditengah khayalan liarnya, suara pintu yang dibuka mengalihkan perhatiannya. Ia menoleh dan tersenyum girang saat melihat siapa yang memasuki kamarnya, dengan segera ia bangkir dan berlari kearah sosok tersebut. "Luke!" serunya seraya melompat kegendongan koala sosok tinggi teraebut.
Sosok yang baru masuk tersebut dengan sigap menangkap tubuh kecil itu, menepuk pelan bokong tersebut seraya berjalan kearah ranjang. "kalau begini, kau seperti adik ku hyung." ujarnya.
Sosok kecil tersebut hanya terkekeh ringan seraya mencari kehangatan dan kenyamanan di dada sosok yang lebih muda darinya itu. "kau pergi lima hari, aku merindukanmu~"
Sosok dengan kulit tan itu, Lucas Wong atau yang dipanggil Luke tadi hanya tersenyun seraya mengecup ringan bahu yang tak tertutup oleh kemeja tipis itu. "jadi, selama lima hari ini, siapa yang menemanimu hm?"
"Xiaojun."
Lucas menyerngit. "kalian membakar sesuatu?"
Si mungil mengangguk. "hanya sebuah gudang."
Lucas mengangguk pahan sebelum kemudian membaringkan diri dengan simungil tetap berada diatasnya. "hah, aku sangat lelah hyung."
Si mungil menyandarkan pipinya di dada bidang Lucas dengan satu tangannya menelus pelan dada lainnya. "istirahatlah, aku akan membangunkanmu saat makan malam."
"terima kasih." Lucas mengecup puncak kepala ltu sebelum kemudian memejamkan matanya.
*
*
*Malam ini Johnny memilih untuk menginap dimarkas, dan disinilah ia sekarang. Berdiri di depan papan penyelidikan yang berada di ruang rapat. Manik tajamnya menyusuri dari foto yang paling ujung atas sebelah kiri hingga pojok bawah sebelah kanan. Disana terdapat banyak foto lengkap dengan catatan waktu, barang bukti yang ditinggalkan dan keterangan saksi.
"5 + 5 = 10 , 11 x 58 = 12 - 2 = 10 , J = 10
California = 10 , N x Y - S : B = 10
.x,,,,,-((+/////// = 10 , dan ..* = 10. Kenapa semuanya memiliki hasil sepuluh?" gumamnya.Otak cerdasnya terus berputar yang sebagian besarnya berisi angka sepuluh. "wait—" Johnny mengambil spidol dan melingkari setiap hitungan yang ada disana. "one, two, three, four, five, six, seven. Needed three for bocame ten."
Seolah sebuah lampu yang tiba-tiba menyala dikepalanya, Jendral tersebut langsung bergeser ke papan kaca yang masih kosong, tangan nya dengan cepat menulis disana.
______________________________________
1 x 52= 2 + 8 = 10, Juli + Oktober = 10,
7 : 7 = 1 x J = 10 , 10.10.10Analisis serangan puncak, 10 Oktober pukul 10
______________________________________
Johnny melingkari hasil analisisnya. "setelah ini tinggal mencari tahu dimana serangan itu akan dilakukan. Aku memiliki dua serangan sebagai bahan analisis tempat." Seringainya terbit di ujung bibir seksi itu. "kita lihat, apa yang akan menjadi angka sepuluh selanjutnya."
Tbc
-------------
Haii aku bawa ff baru nih😆 gimana perasaannya waktu di chap pertama udah disuruh mikir?Aku tinggu tebakan kalian tentang angka diatas😂
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch me, Sir! [Johnten]
Fanfiction🔞WARNING🔞 BOCIL DILARANG MENDEKAT! ADULT ONLY! HOMOPOBICK SILAHKAN MINGGAT! TEORY IN ANYWHERE! SIAPKAN OTAK! 🔽🔽🔽🔽🔽 Seo Johnny, pimpinan intel kepolisian. Sedari awal dia dilatih untuk tegas, cermat, dan tentunya cerdas. Pangkat di bahunya tak...