01: Hermione's Precious Time.

3.5K 173 2
                                    

All the characters belongs to J.K. Rowling

Time has a wonderful way of showing us what really matters.

Mata Hermione mulai lelah, namun tubuhnya seolah masih belum padam daya-nya. Jemari lentiknya terampil membolak-balik halaman buku, terkadang Ia mulai menandai kalimat-kalimat penting dengan tinta biru. Warna biru, akan membuat otak lebih mudah mengingat kata-kata yang ada di dalamnya. Beberapa menit kemudian, Ia akan menutup buku itu dan meramalkan kalimat-kalimat yang berusaha Ia hafalkan, begitu terus selama beberapa waktu. Ketika matanya semakin lelah dan nyaris terpejam, Ia memaksa tubuhnya untuk duduk tegap lagi dan memulai mengulangi hal yang sama. Hingga akhirnya, Ia menyerah dan tertidur di atas halaman buku yang sedang dipelajarinya.

*

"Astaga! Jam berapa sekarang?" Hermione menggerutu kesal ketika menyadari Ia terbangun dalam kondisi menyedihkan. Buku kesayanganya harus rela sedikit lusuh karena tertidur semalam. Buru-buru, Ia menyeka saliva yang ada di ujung mulutnya dan menutup bukunya. Memasukkan beberapa peralatanya ke dalam sebuah totebag. Buru-buru Hermione berlari kecil ke kamar mandinya, membasuh mukanya dan mulai mandi. Dalam pikiranya, Ia sudah merencanakan beberapa hal yang harus Ia lakukan se-segera mungkin setelah ini. Ia segera bersiap mengucir rambut panjangnya dengan satu ikatan mengambil kardigan rajut berwarna merah untuk menghangatkan tubuhnya serta totebag yang sudah berisi peralatan yang sudah Ia masukkan tadi. Ia berlari kecil keluar flat mungilnya. Ia melihat arloji yang Ia kenakan di tangan kirinya, masih ada waktu. Hermione lalu turun dari flat-nya dan mengambil keranjang berisi puluhan susu botol milik Bibi Lily yang flat-nya berada beberapa lantai di bawahnya.

"Hermione, kenapa kau terlihat tergesa-gesa sekali pagi ini? Apakah aku terlalu merepotkanmu pagi ini?"

Hermione menggeleng dan tersenyum. "Tidak, Bibi. Tentu saja tidak. Hanya saja, aku tertidur semalaman diatas buku yang sedang kupelajari, uhm.. mungkin karena itu aku agak kesal dan terburu-buru? Tapi, it's okay. Aku akan tetap mengantar susu ini untuk membuat orang-orang memiliki tenaga yang cukup."

Wanita paruh baya itu hanya tersenyum, lalu mengelus lembut pundak Hermione dengan penuh kasih sayang. "You are so lovely, dear. Oh, hari ini kita punya pelanggan baru. Setelah kau mengantar susu ini dari atas, kembalilah kesini. Pelanggan satu ini memang agak spesial."

Hermione hanya mengangguk. Sejujurnya, susu buatan Bibi Lily ini sudah sangat menyegarkan. Rasanya juga seolah memiliki perasaan kasih sayang dalam tiap tetesan. Lalu apalagi yang harus di spesialkan? Saat ini Ia memiliki waktu kurang lebih dua setengah jam untuk mengantar susu buatan Bibi Lily, dan segera ke Universitas. Berbeda dari sahabat-nya yang lain, Ia memutuskan untuk mengenyam pendidikan Healer-atau Kedokteran- di dunia Muggle juga. Harry tentu saat ini sudah menjadi auror yang sukses sementara Ron, mengurus WWW dengan baik pula.

Setelah mengantarkan semua susu kepada pelanggan Bibi Lily, Hermione berlari kecil untuk mengambil susu terakhir milik pelanggan spesial yang disebutkan Bibi Lily tadi. Rupanya, pelanggan spesial kali ini tidak bertempat tinggal di flat yang sama dengan mereka. Setelah menerima alamat dari Bibi Lily, alamat ini ternyata tidak jauh dari Universitas tempat dia belajar. Sedikit keberuntungan untuk Hermione di pagi ini.

*

Hermione mengetuk pintu flat di depanya dengan agak keras. Ia sudah melakukan hal yang sama selama 5 menit. Ya, 5 menit-nya yang berharga. Ia mulai kesal, harusnya Ia sudah bisa berlari memasuki perpustakaan dan membaca beberapa halaman buku. Kalau orang ini bukan orang yang spesial, tentu saja Ia tidak akan membuang waktunya seperti ini. Hermione mengetuk pintu flat di depanya sekali lagi.

"Oh.. Granger?"

Hermione membulatkan matanya tidak percaya. Di depanya saat ini, berdiri Draco Malfoy. Dengan rambut yang cukup berantakan di pagi hari, matanya  terlihat masih merah dan suaranya parau. Jelas sekali. Ia baru saja bangun. Ia mulai merasa kehilangan akal sehat-nya. Pelanggan spesial? Draco? Malfoy? Hermione merasa keberuntunganya benar-benar semakin tidak masuk akal.

A Poem Titled You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang