Mengayuh tanpa lelah

5 1 0
                                    

Aku sudah menyiapkan beberapa kotak makanan yang isinya sederhana saja, nasi+telur balado+mie goreng.

Rencananya rute Jum'at ini kawasan banyak pedagang asongan.
Mataku menyisiri pinggir jalan yang ada orang berjualan.

Mataku membulat senang, saat melihat beliau.
Aku memutar motorku, berhenti sesaat setelah belakangku tak ada kendaraan yang melaju.

"Mbah, permisi. Ini Mbah" aku menyodorkan pelan ke arah pak tua itu.
Pak tua yang berjualan aneka kripik seperti keripik singkong ,pisang, dan ku liat ada gantungan kerupuk juga.
Dengan badannya yang bungkuk pak tua itu terengah-engah di balik masker hitamnya.

"Alhamdulillah, makasih nduk" sahut pan tua itu mengambil nasi kotak dari tangan ku dan meletakkan di atas sepedanya.

"Saya permisi Mbah" aku menunduk seraya berpamitan untuk melanjutkan jalan.

Pak tua itu menunduk dan mulai mengayuh sepedanya dengan sisa tenaga tuanya.

Sepanjang jalan. Aku berpikir keras. Beliau berjualan dengan mengayuh sepedanya entah dari mana arahnya.
Yang jelas aku melihat beliau berjualan tak kenal lelah. Dengan sisa kekuatan tua dari dirinya untuk mencari rejeki yang halal.
Mungkin sebagian yang tua ada yang pekerjaannya meminta/mengemis karena alasan badan tak sekuat muda dulu dan tuntutan perut yang harus di penuhi.

Tapi tidak dengan pak tua itu. Beliau memilih berjualan meskipun keuntungan nya tak seberapa ,hanya cukup untuk makan sehari, itu pun sudah Alhamdulillah.

Ahh, aku hari ini belajar lagi.
Bagaimana mensyukuri nikmat Tuhan dari segala arah datangnya.

Memang kita hidup untuk besok dan masa depan. Tapi kita jangan lupa untuk bersyukur hari ini.

🍃🍃🍃

RD311020 7.01 BPP

Cerita SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang