Jurnal

437 62 15
                                    

" Surpraiseeee!!!" Teriak mereka bersama balon balon yang beterbangan di ruangan seluas auditerium itu. Tampak Mira begitu cantik dengan rambut disanggul bersama Evan dan Trevian yang terlihat sudah berlatih menggunakan tongkat.

" Daddy aku sudah melarang mereka, aku sudah bilang kau tidak suka keributan. Tapi mommy dan semuanya..." Aby yang celingak celinguk membuat Vallen mengulas senyum

" Mommy di sini?" Tanya Alice meraba lengan suaminya.

" Ya, semuanya di sini." Ujar Vallen terdengar senang

" Semuanya?" Alice mengernyit. Sebelum...

" Mom." Sebuah suara getir membuat wajah Alice mematung beberapa detik, seakan tak percaya, bola matanya langsung berlinang air matan. Itu suara...

" Alfa?" Tanya Alice gemetar

" Apa Alfa di sini? Alfa sudah ke luar dari rumah sakit?" Ia terlihat benar benar terharu. Vallen memegang tangannya hangat

Benar saja, tampak Sherra mendorong kursi roda Alfa yang masih terlihat pucat.

" Anggap saja ini adalah kado pernikahan kalian ya. Alfa terus membaik dan akhirnya sadar. Selamat Alice, Vallen." Ujar Mira membelai wajah putih cucunya.

" Kak Vallen aku mau bertemu Alfa. Aku ingin turun." Ujar Alice.

Vallen pun mengantarkan Alice menuruni tangga. Alfa yang melihat kondisi ibunya mengernyit. Tentu saja, ia tidak tahu apapun.

" Sa..yang. nak, kau baik baik saja kan? Alfa, ini mommy nak." Alice meraba wajah Alfanya haru lalu memeluk anaknya itu erat

" Ibu sangat merindukanmu Alfa." Isaknya

" Siapa yang membuatmu begini?" Tanya Alfa dengan sorot mata menajam marah

" Sudahlah, itu sudah berlalu. Yang penting kita sekarang sudah bersama." Jawab Trevian sinis

" Aku tidak bertanya padamu! Siapa yang membuatmu begini mom?" Tanya Alfa meraba wajah ibunya.

" Raya!" Jawab Vallen membuat Alfa mengernyit

" Dia anak sahabatku, ingat?" Imbuhnya

" Kenapa dia melukai mommy?" Tanya Alfa dingin

" Dia menyukaiku." Jawab Vallen tenang. Semua yang hadir merasa ada aura tegang yang terpancar

" Sudah sudah, ayo kita makan. Aku sudah membawakan banyak makanan di mobil. Sherra bisa tolong ambilkan nak?" Tanya Mira mencoba mencairkan suasana. Tapi...

" Apa kau pikir aku berselera makan setelah melihat kondisi ibuku!" Tekan Alfa

" Sayang kau baru sembuh. Jangan pikirkan ibu ya nak. Ayo kita makan!" Ajak Alice meraba tangan Alfa dan menggenggamnya lembut

" Kau harus bertanggung jawab. Kau selalu membuat masalah dengan para wanita. Aku ingin kau berjanji, ibu akan bisa melihat lagi dengan cara apapun!" Tatap Alfa tajam ke arah Vallen yang hanya mengulas senyum memasukkan tangannya ke dalam saku celana

" Aku semakin yakin kau benar benar anakku." Gumamnya membuat Mira mengulas senyum.

" Bukan jawaban itu yang ingin aku dengar dad." Tekan Alfa

" Alfa, semuanya. Aku sangat lapar, bisakan kita makan dulu?" Tanya Alice meredam suasana yang mulai hangat.

" Ayoo sayang kemarilah!" Mira merangkul lengan putrinya hangat. Merekapun meminta pelayan menyajikan makanan yang dibawa Mira ke ruang makan

Di sana, suasana yang hangat begitu terasa. Gelak tawa dan canda menggema di ruangan megah itu. Dua keluarga besar Alvaro dan Abigail menjadi 1.

Mira tersenyum melihat wajah putri dan anak anak yang begitu bahagia, juga menatap wajah Vallennya.

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang