Untuk membela diri saja, seakan tak punya kuasa. Aku, hanya sebutir abu yang mampu diempas dengan satu tiupan.
—Asyilla Maharani Carolline—
[Hati yang menjerit sakit]
———————
Ananta Senia Willsen—Gadis itu langsung dilarikan ke ruangan UGD, karena dokter harus segera menangani kondisi Ata secepat mungkin. Sementara teman-temannya, mereka semua menunggu diruang tunggu.
Di ruang tunggu, mereka semua tampak gelisah. Mereka terus merapalkan doa untuk Ata bisa selamat. Puih-puih kegelisahan kini sedang menerka-nerka mereka. Tak menyangka, bahwa Ata akan mengalami kejadian ini. Yang tak lebih menyangkanya lagi, ini semua adalah perbuat Asyilla.
Mereka berpikir, bahwa Asyilla yang mereka kira Atta, merasa sangat sakit hati karena mereka sudah menghakiminya. Maka dari itu, Asyilla mencoba membunuh Atta, gadis yang bertransmigrasi ke dalam tubuh Asyilla. Itulah yang ada di pikiran mereka masing-masing. Namun nyatanya, pikiran itu sangat salah besar.
Asyilla, dan teman-temannya menghampiri mereka yang tengah duduk di kursi panjang rumah sakit. Dengan rasa takutnya, Asyilla terus berjalan mendekati. Semoga saja, mereka mau mendengarkan penjelasannya. Karena ini semua, bukanlah salahnya.
Mereka yang melihat Asyilla ada di sini, mereka langsung menatap Asyilla dengan tatapan sinis, bahkan sangat muak. Mereka sudah terlalu benci dengan Asyilla. Apalagi dengan segala perbuat Asyilla yang tidak bisa di toleransikan lagi. Dan sekarang, apa pantas Asyilla ada di sini? Yah, mereka tidak tahu saja, bahwa yang berada di ruang UGD itu adalah Ananta Senia Willsen, bukan Asyilla.
“Ngapain lo ke sini, hah?” Asegaf membentak Asyilla dengan menaikkan satu oktaf nadanya. Matanya menatap Asyilla nyalang. Asyilla hanya bisa menundukkan wajahnya.
“Gue Cuma mau lihat keadaan dia,” jawab Asyilla menunduk.
“Mau memastikan Asyilla mati atau enggak, gitu?” tanya Marvel sinis.
“Lo semua bisa gak sih, kalau ngomong gak usah pakai urat?! Asal lo tahu, orang yang sedang lo hakimi ini, adalah Asyilla. Dan wanita yang ada di ruangan itu, adalah Atta!” Lagi-lagi Ogi membela Asyilla. Tidak menerima, jika Asyilla selalu di sudutkan.
“Harus berapa kali lo bilang, bahwa dia itu Asyilla? Sadar Gi, sadar! Dia itu Atta. Dia yang sudah menyebabkan Asyilla terbaring lemah di UGD sana,” tukas Amel mencoba menyadarkan temannya itu.
Ketika sedang beradu mulut, tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. Dokter itu menghampiri mereka membuat aksi adu mulut itu harus terhenti.
Mereka menatap dokter itu dengan penuh harap. Berharap bahwa Atta, yang mereka kira Asyilla itu baik-baik saja dan dapat di selamatkan. Jika tidak, mereka akan menuntut pertanggung jawaban pada Asyilla.
“Keluarga Asyilla?” tanya dokter itu.
“Saya kekasihnya, Dok,” ucap Asegaf menjawab.
Deg!
“Sep, gue Asyilla. Gue di samping lo,” batin Asyilla sangat sendu.
“Pasien sudah saya tangani, dan kita hanya menunggu dia sadar saja,” jelas dokter tersebut. Membuat mereka semua bernapas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Fiksi Remaja-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...