Semuanya sirna, di saat kehancuran mulai menghampiri hidupnya. Cinta yang tumbuh mekar, kini harus layu secara perlahan.
—Asyilla Maharani Carolline—
[Penyesalan sering kali datang terlambat]
————————
Tak ada secercah harapan untuk Asyilla kembali hidup bahagia. Semua kehidupannya sudah hancur dalam waktu sekejap. Asyilla sudah sangat lelah, menjalankan penderitaan yang sama sekali tidak pernah dirinya perbuat atas satu kesalahan. Apa Tuhan sekejam itu kepadanya?
Asyilla ingin sekali mengakhiri setiap penderitaan itu. Namun, setiap penderitaan itu akan berakhir, namun ada saja kendala dan setiap kejadian yang kembali harus menimpanya. Mana, yang katanya Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umatnya?
Asyilla terus mengendarai mobilnya untuk menuju Jakarta. Setiap di perjalanan, ia tak henti-hentinya menangis, dengan satu tangannya menepuk dadanya yang terasa sesak. Sakit sekali rasanya, jika harus menanggung beban ini sendirian.
“Aku pasrah Tuhan,” lirih Asyilla begitu pilu.
Dengan kecepatan sangat penuh, Asyilla terus mengendarai mobilnya. Dirinya tidak memedulikan pengendara yang lainnya yang tengah menyumpah serapah pada Asyilla. Dirinya mengendarai mobilnya dengan perasaan kecewa dan hancur sekarang. Tanpa Asyilla sadari, lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Namun dirinya terus menerobos hingga terjadi tabrakan yang begitu sangat parah.
Sreakk!
Bruuk!
Mobil Asyilla ditabrak oleh mobil bus dari arah sebelah kiri, membuat mobilnya terseret jauh dan terguling. Hingga mobil itu mengalami kerusakan parah.
Kesadaran Asyilla semakin melemah, dirinya tengah menahan sakit di seluruh tubuhnya. Cairan kental berwarna merah mengalir di setiap kujur tubuhnya.
“Tu-Tuhan, kau bo-boleh pe-peluk aku. Ta-tapi tunggu a-aku me-minta maaf terhadap teman-temanku,” gumam Asyilla. Pandangannya semakin mengabur, detik itu juga Asyilla tak sadarkan diri.
Lalu lintas di sana seketika macet total. Para polisi langsung mendatangi ke tempat terjadinya Asyilla kecelakaan. Tanpa Ogi tahu, kini Asyilla sangat membutuhkan pertolongan. Nyawanya kini sedang di ambang kematian. Namun, Ogi sedang berusaha mengungkapkan kebenaran untuk Asyilla. Dan kebusukan Ata harus segera di akhiri.
Ogi dan yang lainnya mencoba pergi ke sekolah untuk mengecek CCTV yang di sana. Ogi sengaja mengajak Sandy, agar Sandy percaya bahwa Asyilla tidak bersalah atas jatuhnya Atta dari anak tangga. Ogi sudah tak tahan lagi, melihat sahabatnya yang selalu di hakimi oleh teman-temannya.
Mereka semua memasuki ruang CCTV, yang sangat kebetulan tidak ada seorang penjaga di sana. Ogi, dengan sangat lihai, mencoba mencari tempat kejadian, dengan jam yang tertentu. Dan ya, Ogi berhasil melacak CCTV itu.
Di layar komputer itu, terdapat aksi tarik menarik oleh Aurel dan juga Asyilla. Sandy terus menatap layar komputer itu penuh saksama. Namun, saat gambar itu menujukkan Aurel yang menarik tangan Atta dengan spontan, membuat Atta harus terpeleset dan terjatuh dari anak tangga itu.
“Lihat, yang salah itu Aurel! Tapi lo sama yang lain, malah menghakimi Asyilla!” tukas Ogi penuh emosi. “Oh iya gue lupa, lo sama yang lain kan gak percaya, kalau seseorang yang tengah berada di dalam raga tubuh Atta itu adalah Asyilla.”
Iren menyahut, dan menepuk bahu Sandy pelan. “Harusnya lo sadar, San, kalau dia itu Asyilla, sahabat lo. Apa lo gak pernah ngerasain naluri seorang sahabat itu gimana? Apa lo gak bisa melihat mata teduh itu? Mata yang selalu lo tatap?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Teen Fiction-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...