prolog

550 74 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𓆉︎

lomba siapa yang paling cepat sampai dengan sepeda, genangan air yang sengaja diinjak agar mengenai yang lain dan aksi tarik-menarik robot-robotan mana yang ingin dijadikan jagoanㅡdonghyuck hafal betul dengan sederetan hal konyol yang ia lakukan bersama jeno dan renjun setiap akhir pekan, mereka benar-benar mengulang persis kegiatan bermain mereka setiap hari minggu.

mereka berada sekolah dasar yang sama, tentunya dengan rengekan ketiganya kepada masing-masing orang tua. kendati ketiganya berada di kelas yang berbeda, kala lonceng istirahat berkumandang ketiganya akan tetap berada di meja yang sama. donghyuck bahagia berbagi bekal dengan keduanya, dan bahagia juga mengganggu bekal mereka.

donghyuck tidak akan lelah membicarakan bagaimana pertemuan pertama ketiganya. dalam pikiran laki-laki mungil itu, jeno terlihat sangat imut, pun dengan renjun yang datang bersama ibunya dengan es krim coklat yang mencair di tangan. mereka memang tak sengaja bertegur sapa, namun tidak menyangka menjalin hubungan erat seperti saudara di tahun berikutnya.

usianya tidak lebih dari sepuluh jari yang disatukan, namun donghyuck tau bentuk kebahagiaan itu adalah renjun dan jeno. tak perlu banyak syarat, cukup mereka bertiga, dan akan donghyuck bahagia

namun hari itu donghyuck merasa bahwa hanya dirinya yang membutuhkan mereka.

hari itu hari mingguㅡhari yang siapapun tau selalu donghyuck nantikan. ia mengendarai sepedanya ke kediaman keluarga huang dengan perasaan senang. kegiatan bermain mereka dimulai pukul dua, tempatnya bergantian setiap minggu.

namun agaknya ia kecewa ketika sampai di sana dan mendapati jeno dan renjun bermain dengan anak laki-laki asing yang tak pernah ia lihat sebelumnya. donghyuck segera turun dari sepedanya dan mendatangi ketiga anak laki-laki yang tampak tak sadar dengan kehadirannya,

ia merasa digantikan.

"kalian bermain tanpaku!"

ketiganya terperanjat lalu segera menghentikan kegiatan bermain mereka. mereka menatap donghyuck yang marah dengan bingung,

mereka tidak melakukan kesalahan, 'kan?

mereka memang tidak melakukan kesalahan apapun selain bermain dengan orang baru.

kesal dengan tatapan yang teman-temannya berikan, donghyuck mendekat dan mendorong bahu anak laki-laki yang berdiri di antara jeno dan renjun. anak itu hampir tersungkur, namun jeno dengan cepat menahan tubuhnya.

"donghyuck!" jeno balas mendorong sembari menatapnya marah. dorongan itu tidak kuat, namun jeno tidak pernah marah sebelumnya.

"kalian jahat! kalian memilih teman baru daripadaku!"

donghyuck segera berlari ke arah sepedanya, lalu mengayuhnya sepedanya menjauhi rumah itu. dalam hati ia berharap mereka menghentikannya, namun keduanya tidak memanggil donghyuck untuk kembali. donghyuck kecewa, ia tidak mau lagi peduli.

𓆉︎

"hai!"

donghyuck menatap horor anak laki-laki yang tiba-tiba muncul di hadapannya, lalu sedetik kemudian memberikan tatapan tak suka. anak ini lagi, pikirnya. anak itu mengenakan seragam yang sama dengannya, namun kentara sekali ia menggunakan seragam baru. maka donghyuck bisa menyimpulkan anak ini baru saja pindah ke sekolahnya.

seakan tak mengindahkan tatapan donghyuck yang menyuruhnya untuk pergi, anak laki-laki itu dengan berani mendudukkan dirinya di hadapan donghyuck lengkap dengan kotak bekal hijau terang yang dihiasi stiker lucu. ada banyak stiker mobil kesukaan donghyuck di sana.

cukup dengan stiker itu, donghyuck tidak menginginkan anak laki-laki ini berada di dekatnya.

"kenapa duduk di sini? aku tidak mau melihatmu!"

kembali tidak mengindahkan ucapan donghyuck, anak laki-laki itu mengulurkan tangan padanya.

"ayo berteman."

"aku tidak mau."

"kita harus berteman."

"aku tidak mau jadi temanmu."

"kenapa tidak mau?"

"kamu merebut jeno dan renjun dariku!"

uluran tangan itu masih setia di sana, "aku tidak," ia menggeleng, "aku juga ingin jadi temanmu."

"aku sepupu renjun, kami saudara. aku tidak merebut temanmu, 'kan?"

"hei, cepat balas, tanganku pegal." ujar anak itu lagi.

donghyuck menghela napas, dengan pasrah dirinya mengulurkan tangan dan membalas jabatan tangan anak itu.

"nama kamu, apa?" tanyanya sedikit terbata. donghyuck tidak ambil pusing dengan bagaimana anak menanyakan namanya dengan 'apa', namun akhirnya percaya bahwa anak laki-laki ini benar sepupu renjun.

"lee donghyuck." ia menatap anak laki-laki yang sekarang tersenyum lebar padanya. "namamu?"

"liu yangyang."

"yangyang?"

"ya, yangyang." lalu anak lelaki yang mengaku bernama angyang itu tertawa melihat raut kebingungan donghyuck.

namanya memang terdengar asing. semenjak kepindahannya ke sini beberapa sering menanyakan apakah namanya benar-benar terdiri dari dua suku kata yang diulang penulisannya, maka melihat kebingungan donghyuck pun ia tak lagi heran.

"liuyang,"

"hm?"

"boleh aku panggil kamu liuyang?"

anak itu mengangguk, "aku belum pernah dipanggil begitu sebelumnya."

"maka aku yang pertama!"

"tentu." liuyang kembali mengangguk, lalu melanjutkan, "apakah sekarang renjun dan jeno boleh bergabung?"

donghyuck menatapnya bingung, namun matanya segera mengikuti arah mata liuyang ke arah renjun dan jeno yang berdiri tak jauh dari mereka. donghyuck dengan senyum di wajahnya mengangguk antusias.

tidak ada yang salah dari menambah satu teman baru, bukan?

𓆉︎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 kids.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang