Namaku Ibra aku lahir di keluarga yang perekonomian nya terbilang kurang mampu, anggota keluarga kami ada 4 orang. Aku, Bapak, Ibu, Kakak perempuan yang bernama Desi, aku adalah seorang anak laki laki yang akan menginjak kelas 3 SMA, kami tinggal di desa yang jauh dari keramaian kota, aku bersyukur lahir di keluarga ini, meskipun tidak sehangat keluarga keluarga seperti yang ada di sinetron atau film yang tayang di tv.
Cara yang di tetapkan bapak kami untuk mengungkap kan perhatian kepada kami pun berbeda, cara kasar sudah biasa di keluarga kami ini, menyuruh dengan membentak, melarang dengan memukul, meskipun terkadang aku jengkel dan ingin memberontak. Aku tetap bahagia bisa tumbuh di keluargaku ini, mungkin itu cara orang tua kami mengungkapkan rasa sayangnya terhadap anak anak nya.
Oh iya, kak Desi ini bekerja di salah satu pabrik sepatu yang berada di kotaku. Sayang, belom genap satu tahun dia harus di PHK karena pengurangan pekerja di pabriknya, dia sudah menganggur di rumah selama 5 bulan, aku pun bersedih karena tidak ada lagi yang membantu meringankan biaya sekolahku, apalagi sebentar lagi aku akan lulus, ingin sekali rasanya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tapi apa boleh buat, mungkin aku harus bekerja untuk membantu perekonomian keluargaku yang semakin hari semakin melemah, Bapak yang hanya bekerja sebagai Petani yang setiap panen hasilnya di bagi dua dengan pemilik tanah, sedangkan Ibu tidak bekerja karena punya riwayat sakit asma dan komplikasi, yang setiap terkena debu penyakitnya akan kambuh. Dan aku adalah satu satunya harapan Bapak Ibu, semoga kelak aku bisa sukses dan bisa membuat orang orang yang aku sayangi bangga, aku percaya roda kehidupan itu berputar, dan sekarang posisiku sedang berada di bawah, usaha dan do'a akan membuat roda itu berputar dan aku lah yang harus memutarnya sendiri.
Sang fajar telah tersenyum dan memancarkan sinar nya saat ini, burung burung berkicau bersaut sautan, dan dapur telah berfungsi dengan semestinya, kulihat ada ibu yang sedang menyiapkan sarapan buat kami.
"Sedang masak apa bu"
tanyaku sambil mengalungkan handuk di leherku
"Ibu lagi masak tahu tempe sama sambal, kamu cepetan mandi, nanti telat ke sekolahnya"
jawab ibu sambil menyiapkan makananya
"Iya bu"
Aku bergegas mandi dan ganti pakaian lalu pergi ke dapur mengambil makanan, aku makan di teras rumah, karena di rumah tidak ada meja makan, makan bersama di satu meja saja belum pernah, mungkin nanti jika aku sudah bekerja akan ku belikan meja panjang seperti punya pak kepala desa yang cukup buat makan bersama 10 orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara (Katanya)
Short StoryKisah ini menceritakan seseorang yang hidup dalam keluarga sederhana, Ayah nya seorang petani dan Ibu hanya mengurus keluarga karena sakit, kakak nya yang di PHK pabrik membuat Ibra hidup serba pas pasan, tetapi Ibra tidak patah semangat walaupun co...