Pandora

1.1K 213 3
                                    

Jung Jaehyun menyesali pilihannya. Seharusnya ia mendengar apa kata teman-temannya. Seharusnya ia mengatakan yang sebenarnya pada Lisa. Atau seharusnya ia sama sekali tidak pernah melakukannya. Entahlah, Jaehyun sudah tidak lagi mampu berpikir dengan baik sejak Lisa, Lisanya dinyatakan hilang.

Ingatannya berkelana ke dua tahun yang lalu. Ke hari yang paling membahagiakan baginya. Kabar kehamilan Lisa -- istrinya membuatnya semakin menyayangi dan menjaganya. Namun kedatangan seorang wanita lain yang saat itu butuh pertolongannya membuatnya melupakan tugas utamanya sebagai suami.

Saera namanya. Mantan kekasihnya. Tidak, Jaehyun tidak selingkuh. Ia hanya membantu dan melindunginya dari suaminya yang katanya ringan tangan. Jaehyun menyediakan tempat tinggal untuk Saera di salah satu hotel miliknya. Memberikan pekerjaan dan menjaganya saat si suami menemukan jejaknya. Hampir sebagian waktu luangnya saat itu berakhir dengan Saera. Memberikan ketenangan dan dukungan agar Saera mampu kembali berdiri menggunakan kakinya sendiri.

Sayangnya Jaehyun lupa kalau di rumahnya ada seorang wanita lain yang sedang hamil muda. Seorang wanita yang berjuang mengatasi rasa mualnya setiap pagi. Mengatasi ngidamnya setiap hari dan belum lagi hormon kehamilan yang membuatnya semakin mellow.

Lisa bukan wanita egois, ia pasti akan memberikan ijinnya atau mungkin pendapatnya jika ia mengetahui yang sebenarnya. Di sinilah kesalahan paling utama Jaehyun. Bukannya menceritakan apa yang terjadi, Jaehyun malah berbohong setiap kali habis bertemu Saera. Kesalahan keduanya, Jaehyun sebenarnya lebih dari mampu menyewa bodyguard untuk menjaga Saera 24 jam penuh setiap harinya. Namun ia lupa.

Hingga puncaknya, di kehamilan Lisa yang ke empat bulan, setelah ke sekian kalinya Jaehyun mangkir dari janjinya untuk menemaninya check up, Lisa menghilang. Menurut CCTV Rumah Sakit, rekaman terakhir yang diperlihatkan adalah saat Lisa memasuki mobilnya dan mengendarainya ke arah jalan menuju rumahnya. Di tengah jalan di daerah tanpa CCTV, mobil Lisa dan Lisanya menghilang begitu saja.

Tidak ada siapapun yang melihat. Atau mungkin ada tapi tidak ada yang peduli atau tidak sadar.

Jaehyun menghela napasnya dengan kasar. Ia habis membagikan dan memasang pamflet berita kehilangan istrinya. Seperti apa yang ia selalu lakukan selama ini. Semakin menggila setelah polisi akhirnya menutup kasus kehilangan istrinya dan lebih memprioritaskan untuk mengungkap kasus lain yang lebih urgent.

"Apa kau sudah makan?" tanya Saera yang tiba-tiba dengan seenaknya sudah masuk ke dalam rumahnya.

"Jangan pedulikan aku, kumohon," pinta Jaehyun lelah.

"Mana bisa begitu. Hilangnya Lisa juga sedikit banyak karenaku. Aku hanya ingin kau tetap sehat agar bisa bertemu dengan mereka lagi," jelas Saera yang mulai berjalan ke arah dapur untuk mengeluarkan makanan yang ia beli.

"Kalau Lisa --."

"Kalau Lisa datang, aku akan menjelaskan segalanya. Hubungan kita hanya sebatas teman yang pernah kenal. Tidak lebih," potong Saera. Benar, tidak terbersit sedikitpun dalam diri Saera untuk memonopoli apalagi kembali ke pelukan Jaehyun.

Jaehyun hanyalah masa lalunya. Dia sudah tidak memiliki rasa padanya, bahkan sejak ia meminta tolong padanya. Saat itu ia memilih Jaehyun karena ia tahu Jaehyun mampu. Namun ia pun tidak menyangka kalau Jaehyun merahasiakan keberadaan dan masalahnya pada istrinya sendiri. Takut membuat Lisa cemburu, katanya. Alasan klasik menyebalkan.

Apakah pikiran lelaki pada seorang wanita harus sependek itu. Saera yakin jika Lisa tahu yang sebenarnya, Lisa juga tidak akan merasa tersakiti. Lisa pasti merasa sakit hati karena kebohongan Jaehyun yang justru memang menjadi mencurigakan.

"Apa kau sudah berhasil menghubungi mantan suamimu?" tanya Jaehyun sesaat setelah Saera menyajikan makanan yang ia beli di meja.

Saera menggeleng sedih. Bukan sedih kehilangan mantan suaminya, tapi karena mereka mencurigai keberadaannya. Hilangnya suami Saera, bersamaan dengan hilangnya Lisa.

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang