「1. 𝕳𝖊𝖗 𝖘𝖒𝖎𝖑𝖊 𝖆𝖓𝖉 𝖙𝖔𝖗𝖙𝖚𝖗𝖊 」

341 50 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

August 12th, 2012

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

August 12th, 2012. 15.00 pm

Atsumu berjalan dengan riang dan sendirian. Tanpa ada kembaran  nya. Menghirup dalam dalam aroma tanah bekas air hujan.  Atsumu bersenandung kecil, sampai ia lewat tepat di jembatan yang biasa ia lewati.

Ada gadis disana. Bukan.. Bukan.. Dia bukan berdiri tepat di depan atsumu karna ingin menyerahkan surat atau menyatakan cintanya.

Gadis itu malah melepas sepatunya. Menaruh tas sekolah itu disampingnya, dan memanjat besi jembatan dan melebarkan tangannya. Sadar, jika gadis itu ingin melompat, Atsumu pun berlari menghampiri gadis itu untuk menghentikannya.

"JANGAN LOMPAT! "

Gadis itu menurunkan tangannya. Menoleh kearah atsumu dengan pandangan kosong. Angin berhembus menyibak rambut berwarna [h/c] panjang. Matanya tetap menatap atsumu kosong.

"JANGAN LOMPAT, OKE! JANGAN! "

Gadis itu tak menjawab. Gadis itu memutar badan 180° lalu menatap langit mendung. Bibir mungil itu berucap sesuatu.

"APA KAU BISA TURUN?! " atsumu bertanya lagi. Si gadis tetap diam tidak goyah. Angin berhembus semakin kencang. Si gadis hanya mendongak, menutup mata lalu menghirup nafas dalam dalam, dan turun dari besi jembatan.

Kaki penuh lecet itu, sampai ditanah dengan elok. Atsumu berlari dan mengguncang gadis itu. "KENAPA KAU INGIN LOMPAT HAH?! KAU TAK INGIN HIDUP LAGI?!! "

Gadis itu diam. Sedikit mendongak. Maklum perbedaan tinggi.  "...aku, memang tak ingin hidup lagi... " ucap gadis itu pelan.

"tapi kenapa? Apa kau terkena suatu masalah?" atsumu menghujani pertanyaan pertanyaan

Gadis itu menunduk.  ".....aku.... Memang seharusnya.... Tidak hidup.... Andai, aku mati lebih dulu... Aku.... tak akan seperti ini... "

"seragam ini... Kau sekolah di inarizaki juga? " atsumu bertanya hal yang tidak berguna. Sudah jelas jika itu adalah seragam sekolah inarizaki.

"... Apa kau buta? Ini jelas seragam inarizaki" perempatan siku siku mulai muncul di dahi atsumu

"untung aku sabar. " atsumu menghela nafasnya. Mengusap wajahnya kasar "kenapa kau bunuh diri? Apa kau lelah dengan dunia ini? "

"ya... Aku 'awalnya' memang diinginkan. Tapi semenjak 'istrinya' meninggal, ayahku menjadi sangat menyebalkan. Dan... Kau siapa? Aku tak mengenalimu" Atsumu kaget. Memang ada perempuan yang tidak mengenali dirinya yang tampan dan jago main voli ini?

Atsumu mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan. "namaku Atsumu, Miya Atsumu. Yoroshiku" suara atsumu melembut.

Gadis itu menatap tak percaya ke Atsumu. "...[y/n], [l/n] [y/n]. Itu namaku"

Atsumu melebarkan senyumnya. Dengan tangan masih terulur. "jaa... Aku panggil [y/n] chan ya.. "

"hai' yoroshiku miya san" [y/n] menunduk sedikit. Tak menerima uluran tangan Atsumu.

"jaa.. Terima kasih karna menggagalkan bunuh diriku. Meskipun aku mungkin akan mencobanya lagi. " [y/n] pergi sambil tersenyum tipis tapi manis dan meninggalkan Atsumu yang masih mengulurkan tangan dengan wajah yang melongo.

Tiba tiba sebuah bola voli melayang dan terkena belakang kepala atsumu. Bukannya mengaduh kesakitan, Atsumu justruh malah tersenyum bak orang masokis dengan wajah memerah.

"oii tsumu kenapa kau senyum senyum sendiri? gila ya? Oh iya.. Kau kan memang sudah gila dari dulu. " sesorang yang sepertinya melempar bola voli.

"sepertinya, aku jatuh cinta Samu" atsumu menyentuh dada kirinya.

Laki laki cloning dari atsumu alias Miya Osamu mengerutkan alisnya bingung "bukannya setiap kau melihat perempuan cantik kau berkata seperti itu? "

"Tapi ini beda Samu! Dia... " mata atsumu berbinar binar

"dia? " osamu bingung dengan kembarannya.

"dia berbeda! " atsumu mengepalkan tangannya meninju udara didepannya.

"berbeda kenapa? Matanya lebih lebarkah? Sifatnya tsundere kah? Bibirnya tebalkah? Atau dia lebih tinggi darimu? " osamu menebak nebak perkataan berbeda dari kembarannya

"dia... TIDAK MEMBALAS ULURAN TANGAN KUU!!! DIA JUGA TAK MENGENAL KU!! "

Osamu ikutan kaget. Memang ada yang tak mengenal atsumu. Ah, sepertinya ada.

'mungkin dia' osamu berpikir bahwa 'dia' yang tak mengenal atsumu.

"oh iya! Samu! Kalau tak salah kau punya gebetan kan?kenalin ke aku dong! "

"gak"

"samu jahat"

[y/n] POV

'laki laki tadi menyebalkan. Dia menggagalkan bunuh diriku. '

Kulihat jam di handphone sudah jam 3. 'gawat, bisa bisa aku di lempar gelas'

Ku berlari. Berharap para dewa menghentikan waktu meski untuk sementara.

"hosh.. Hosh.. Hosh.. " sial, kenapa sekarang?

Cklek..

"Tadai—"

Pyarr

Sebuah gelas melayang dan pecah tepat dikepalaku.

"omae... "

Mulutku komat kamit berdoa. Berharap ada suatu pencerahan dan petunjuk dari dewa.

"..osoi yo [y/n]... Apa yang kau lakukan hmm? "

Glek

Kenapa sulit sekali menelan ludah?!

"...kau... Seharusnya... MATI SANA!! " ayah mengambil pemukul baseball dan memukul lututku. Badan ku jatuh kedepan seperti sujud. Entah mengapa, ini tak terlalu menyakitkan. Apakah karna ini sudah biasa. Kenapa mataku panas? Apa aku akan menangis? Pipi ku basah! Aku sudah menangis ternyata.

"hiks.. Ittai.. Otou sha–AKH! "

"sudah ku katakan aku bukan ayahmu [y/n]. Ayahmu sudah mati bersama ibumu. Jika ibumu tak menyuruhku untuk merawatmu, mungkin kau sudah KUBUNUH dari dulu [y/n]." ayah belum selesai bicara ternyata.

"Jika saja kau tak menangis saat itu, mungkin 'istriku' masih ada disini... Itu hukuman. hukuman karna kau terlambat pulang. " ayah meninggalkan ku.

'Syukurlah, aku tak perlu kesakitan lagi'

Perlahan bangkit, rasa sakit akibat pukulan itu tongkat basball meningkat seiring lurusnya kakiku.

'seharusnya tadi aku tak mengikutinya untuk turun'

Bittersweet Memories || Miya Atsumu [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang