"minggir si miskin mau lewat""bajunya bahkan lebih buruk dari lap di rumah ku"
"oh dia , si anak tukang ojek itu"
"kau tidak pantas berteman dengan kami sampah"
---
aku berjalan seolah tidak mendengar hinaan mereka.
itu hal yang biasa untuk murid beasiswa sepertiku.
jika bukan karna ayah yang memintaku , aku pun tidak ingin sekolah di sini.
ah tidak bahkan tempat ini lebih pantas ku sebut penjara.
"YAKKKK, BERANI KAU MENGATAINYA LAGI KUROBEK MULUT KALIAN SATU SATU" somi terlihat sangat marah dan meneriaki murid² yang menghinaku barusan
"som udah aku gapapa" lirihku karena aku tak tahan mendapat lirikan tajam dari mereka semua
"BERANI LIRIK LIRIK, AKU PASTIKAN SETELAH INI MATA KALIAN TERLEPAS DARI TEMPATNYA" bahkan aku yang temannya pun merasa merinding mendengarnya
murid murid tadi nampak berdecih tidak suka kepada somi.
somi yang melihat itu sontak semakin marah
"KEKAYAAN MU TIDAK SEBANDING DENGANKU, BARU SEGITU SUDAH BELAGAK, MEMANGNYA JIKA KAU MATI HARTAMU AKAN IKUT DI PENDAM DALAM TANAH ?" mereka skakmat mendengar ucapan somi
murid yang setau ku bernama tzuyu itu memutarkan matanya sinis.
tzuyu dikenal sebagai murid berandalan yang suka menindas murid murid lemah sepertiku.
oleh sebab itu dia dibenci banyak orang
tapi karena tampangnya cantik, jadi kejahatannya dapat ditutupi
"TUNGGU APALAGI. BUBAR SEKARANG, AKU MALAS MELIHAT WAJAH SEORANG PECUNDANG SEPERTI KALIAN"
semuanya terpaksa bubar karena jika tidak somi akan mengamuk lagi.
aku menarik nafas lega karena keadaan sudah kondusif, tapi aku kasihan pada somi karena ia harus rela berteriak demi membela ku.
somi adalah teman ku semenjak aku masuk sma ini
somi dan heejin adalah satu satunya murid yang mau berteman dengan ku apa adanya.
tanpa melihat perbedaan kasta yang jelas aku dan mereka sangat jauh
ayah somi adalah direktur utama sekolah yang terbilang sangat elite ini. dan heejin setauku orang tuanya mempunyai perusahaan tekstil terbesar di italia
sedangkan diriku hanya anak dari seorang tukang ojek dan ibuku sudah meninggal sejak 4 tahun lalu karena penyakit leukimia yang di deritanya.
tidak apa apa, ibuku sudah bahagia disurga, semoga saja dia bangga mempunyai anak sepertiku.
pun aku tidak malu mempunyai ayah seorang tukang ojek, justru aku bangga karena ayah sosok pekerja keras, ayah adalah panutanku sampai kapanpun.
dan tentunya kehadiran somi dan heejin membuatku sedikit lega karena setidaknya aku di kelilingi orang orang baik.
"padahal tidak harus seperti itu, aku tidak apa apa som" ucapku meminta maaf pada gadis itu
"ah bodoamat aku terlalu muak dengan kuman kuman itu, dan, aku tidak suka dia mengejek teman ku yang cantik ini"
ucapnya sambil mencubit pipi chubby ku dan diahiri dengan senyumannya yang manis
"aaaa... sakittt... kamu itu selalu seperti ini, kajja masuk, nanti keburu bel, aku tidak mau dihukum gara gara telat masuk kelas, bisa bisa beasiswa ku di cabut" ucapku sambil memegang tangan somi guna menariknya untuk berlari ke kelass
"OKEE LESSGOOO" teriaknya semangat
[ crazy rich husband ]
huang renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY RICH RENJUN
Fanfiction"kamu kalo mau apa apa bilang aja sayang, gausah kek gini ih, ntr aku beliin satu toko sekalian" -HRJ