Hari minggu pagi ini kian cerah, dengan tuturan suara ayam berkokok dan awan kini mendukung untuk melakukan aktivitas di luar rumah.
Hari ini Kay hanya menjalankan aktivitas seperti hari hari minggu biasanya. Membersihkan rumah dan menemui teman-temannya.
Kini jarum jam pendek tertuju pada angka 9 dan jarum panjang tepat berada di bawah angka 12. Yang menunjukkan waktu sudah tepat jam 09.00 Kay segera bersiap siap di kamar sembari menatap cermin di depan nya yang terlihat ada pantulan wanita cantik sedang tersenyum dan berputar putar mencoba baju yang cocok untuk hari ini.
"Hemmm,, Baju biru di hari minggu. Bagus juga kannn"Kay memuji dirinya sendiri"Raka pasti terpesona niii liat penampilan gue hari ini"pikir Kay
Setelah selesai berdandan, Kay akhirnya keluar kamar lalu menyapa kakaknya, Leo dan ibunya Nanda.
Kay biasanya tinggal bersama Ayah dan Ibunya, tapi kini ayahnya sedang berada di luar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan digantikan oleh Leo yang baru saja pulang dari jakarta kemarin malam.
***
Di bawah teriknya matahari, Raka, Faiz, dan Selly masih duduk di taman dekat rumah Faiz sambil menunggu Kay dan Lesta datang
Karena suasana terasa sepi, Faiz akhirnya membuka pembicaraan dengan menanyakan Kay yang belum juga datang"Kaa? Si Kay mana? Ko belom dateng sii?"
Raka masih merasa kesal dan menjawab pertanyaan Faiz dengan jutek"Mana gue tau, gue kan bukan ema nya"
"Kenapa sii tu orang aneh banget hari ini"pikir faiz
"Ini lagi si tikus, kemana coba "Gerutu Faiz yang semakin lama keringat di keningnya semakin turun
Tak lama kemudian, Lesta datang dengan membawa satu botol minuman dingin di tanganya. di situ Faiz sudah tak tahan, ia langsung mengambil botol minum itu di tangan Lesta dan ia segera meminumnya sampai habis.
"Lu apa apaan sii! Gak sopan banget maen nyosor nyosor aja lu!" Ucap Lesta dengan kesal dan mencoba menjitak kepala Faiz
"Awww sakit tahu!" Jerit Faiz
"Emaaaaaa Minuman gueeeee di abisinn sama jin tomang iniiii"Lesta merengek dan menjambak rambut Faiz
"Berentiiii! Barusan lu jitak gue, sekarang lu jambak gue. Lu mau nya apa sii? Emang lu mau, pala gue copot iyaa??"Faiz menatap sinis wajah Lesta
Di sela sela pertengkaran Lesta dan Faiz, ada seseorang yang merasa senang bisa duduk berduaan. Selly, ya dia sangat senang bisa duduk berduaan dengan Raka, meskipun jaraknya agak jauh dan tidak ada kata yang terucap dari bibir mereka satu sama lain. Tapi Selly berpikir, dengan ini saja dia sudah cukup bahagia.
Akhirnya ada seorang perempuan yang menghampiri mereka berempat. Kay, kali ini ia datang sedikit terlambat karena ada sesuatu hal yang ia bicarakan di rumah dengan abang dan ibunya.
"Heyyy"teriak Kay
"Kay, lah ko' tumben telat"tanya Faiz
"Ya suka suka dia dong, kenapa lu yang sewot!"jawab Lesta
"Gue gak ngomong sama lo tikus!"
"Udahh udahh, jangan ribut mulu dah"Selly mencoba melerai Faiz dan Lesta
Padahal gue udah seneng banget lu gak ada, jadi gue bisa kan berduaan sama Raka"Gumam Selly
"Maaf ya, gara gara gue, kalian jadi nunggu terus kenapasan lagi"ucap Kay
"Nyadar juga lu?"ucap Raka dengan memandang sinis Kay
Semua pandangan tertuju pada Raka, pikiran mereka bertanya tanya, kenapa Raka bisa bicara sedingin itu pada Kay. Padahal sebelumnya Raka tak pernah memperlakukan Kay dingin, bahkan marah pada Kay saja tidak pernah.
"Kaa? Lu kenapa? Ko tumben dingin ke' gitu?"tanya Faiz
"Tau dah, lu tanya aja sama dia sono. Kenapa bisa bisanya dia telat, terus ngebiarin temen temennya kepanasan!"ketus Raka
Karna teman temannya tidak mau memperpanjang masalah, dan tidak mau ikut campur dengan urusan Kay dan Raka, mereka pun mengubah topik pembicaraan di tempat berbeda dengan suasana yang lebih teduh.
"Kaaa?"Kay menyenggol Raka dengan sikut tangannya
"Hemm"menepis tangan Kay
"Luu kenapa sii? Ko beda gitu sama gue"
"Beda apanya? Gue masih Raka yang lu kenal"Raka menjawab dengan wajah datarnya
"Kalo ada salah, ya omongin lah Ka. Jan gini caranya, kan gue jadi binggung juga"
"Lu gak ada salah ko, cuman ya gue yang gak sadar aja sama posisi gue"
"Lahh ko lu ngomongnya gitu sii? Maksudnya apa? Gue gak ngerti"tanya Kay
"Lu kan sekarang udah punya cowok, yauda gue mau agak jaga jarak aja sama lu. Karna gue ngehargain cowok lu"
"Cowok yang mana Ka? ngarang aja lu kalo ngomong"
"Gak perlu pura pura dah lu, gue juga udah tau ko. Gue liat pake mata kepala gue sendiri, bukan mata orang laen bukan mata domba juga. Gue liat kalo malem tadi lo pelukan sama cowok yang mungkin lebih tinggi dari gue, putih terus ganteng juga"
Kay masih bingung dengan ucapan Raka yang aneh itu, tapi Kay ingat kalo tadi malam dia berpelukan dengan abangnya di depan rumah. Dan mungkin Raka melihat semua kejadian itu
Tersenyum lebar"Ouhhh maksud lu cowok itu? Iya iya iyaaa itu cowok emang cowok paling spesial di hidup gue. Cowok yang gue sayangin setelah ayah gue"
Pertanyaan dari Raka semakin menjadi jadi"Hah? Setelah ayah? cuman ayah? Lah berarti tu cowok abang lu?"
"Iyalah abang gue, lu si aneh banget tiba tiba jutek, ngambek terus dingin ke' gitu"
"Ngak ko, gue gak ngambek. Mana bisa gue ngambek ke lu ke' gitu. Mau lu gimana gimana juga gue gapeduli"tersenyum menutupi malu nya
Kay tertawa mendengar perkataan Raka"Yakinn gak peduliiii?? Kalo gue pelukan sama Faiz berarti boleh dong yaa?"
"Nohhh sonoo! Gue tabok juga tuh si Faiz!"ucap Raka dengan menggalihkan pandanganya
"Ampunn bang Jago"lagi lagi Kay tertawa. Memang Kay itu tipe cewek yang gabisa diem dan agak petakilan wkwk
Setidaknya Raka sudah tahu, kalo yang Kay peluk malam tadi adalah Abangnya, Leo
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Ambyarr
RomansaSebelum baca, ja lupa follow yeee Vote&komen ceritanya. Bukan tentang siapa dan kenapa orang bisa jatuh cinta. tapi, bagaimana dia bisa mempertahankan rasa dan tidak sembarang menaruh rasa. Dan bagaimana rasanya nyaman nyaman tapi hanya sebatas tema...