40.

23 4 1
                                    

Pukul delapan pagi,dan senja baru bangun tidur. Sebenarnya jika diperbolehkan ia masih ingin memanjakan kasurnya,apalagi hari ini adalah hari pertama libur panjang semesteran. Senja akui libur panjang memang sama sekali tidak memperbaiki kualitas rebahan nya. Buktinya,masih pagi tapi ibu Mega sudah menyuruhnya ini itu.

Dan sekarang,senja sedang menjalankan tugasnya menyiram tanaman. Sedangkan ibunya sendiri kini tengah asyik memilih sayuran sembari ber ghibah ria bersama ibu-ibu sekomplek.

"Yang bener nyiramnya!"suruh ibu Mega

Senja mendengus kesal"ck iya"

Cewek itu kembali pada kegiatan nya menyiram tanaman. Setelah dirasa cukup,ia berjalan dengan mata setengah tertutup nya menuju kursi diteras rumah.

Ia duduk lantas memejamkan matanya.penampilannya kini pun terlihat urakan khas orang bangun tidur. Ia bahkan masih mengenakan piama yang sama seperti semalam, rambutnya terlihat acak-acakan seperti rambut singa.

Senja menenggelamkan wajahnya diatas meja. Matanya memang tertutup,tapi telinganya yang supersonik sangat jelas menangkap acara perghibahan ibu-ibu yang kebetulan ada di depan rumahnya. Berdasarkan Indra pendengaran nya,ia bisa mendengar kalau ibu-ibu itu sedang membicarakan sinetron berjudul dari jendela SMP yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta.

"Lah Kuwi,bocah Saiki durung apa-apa wes mikiri cinta"

(Lah itu,anak sekarang belum apa-apa sudah mikirin cinta")

"Iyo,sesuk ngger keblabasan mbene repot"

(Iya,besok kalo keblalasan baru repot)

"Makanya Bu,si senja sampe sekarang nggak saya kasih buat pacaran"kata ibu Mega ikut nimbrung

Senja mendongak lantas mengusap wajahnya kasar. Ibu-ibu memang sama saja, ghibah tidak pada tempatnya!

"Mpus udah makan belum?" Senja bertanya pada kucing nya,si mpus yang sedang rebahan santuy didepannya. Ah senja baru ingat,sampai kapan pun kucing itu tak pernah bisa menjawabnya.

"Kan bego"gumam senja

"Siapa yang bego?"tanya ayah topan tiba-tiba. Pria setengah baya itu lalu duduk di kursi yang ada di seberang meja.

Tanpa menjawab pertanyaan ayahnya,cewek itu balik bertanya"darimana yah?"

"Jogging dong"

Senja memperhatikan penampilan ayah topan dari atas sampai bawah. Ya,dari style nya memang terlihat seperti habis olahraga.

"Parah ih nggak ngajakin senja masa"kata senja sambil mengerucutkan bibirnya

"Males,bangunin kamu itu ribet. Yang ada malah kesiangan nggak jadi joging"

"Ribet nya?"tanya senja

"Soalnya kamu tidur tuh udah kaya batang,wes angel pokoke"

(Batang:bangkai)

Senja menatap ayah topan dengan tatapan datar,lantas menguap lebar. Ayah topan yang melihat pun jadi gemas sendiri,pria setengah baya itu melempar handuk kecil pada senja.

"Kalo nguap itu mulutnya ditutup,cewek itu loh!"

Senja menyengir

"Ah udah ah sini handuk ayah!"kata ayah topan,ia mengambil handuk kecilnya dari kuasa senja

"eh bentar!"ayah topan mengernyit mengamati suatu hal pada diri senja"kalung kamu....baru ya?ayah gak pernah liat sebelumnya"

Senja mengernyit,ia meraba leher jenjangnya. Ya,sebuah kalung ber bandul kupu-kupu bertengger di sana, membuat senja tersenyum mengingat kejadian semalam.

Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang