Itu dia hidaka mahiro , sedang berjalan santai menuju ruang BK padahal orang tuanya sudah menunggu dia di dalam ruangan.
Saat dia membuka pintu , dirinya langsung ditatap oleh mama dan guru nya.
"Ayo cepat duduk mahiro." Pinta guru BK.
"Jadi ini dia raport mahiro untuk semester ini , seperti yang bisa dilihat nilainya mengkhawatirkan. Bila mahiro tidak bisa meningkatkan nilainya saya tidak yakin dia akan bisa naik kelas di semester depan."
"Dan juga nilai sikap mahiro itu masih kurang. Jangan sampai kamu lupa mahiro kalau nilai sikap juga dijadikan pertimbangan untuk kenaikan kelas."
Mama hidaka hanya bisa menghela napas , entah berapa kali dia menasihati mahiro tetapi semuanya hanya dianggap angin lalu.
"Saya sudah sering memarahinya Bu tapi itu semua tidak berguna , dia tidak pernah mendengarkan saya."
Mahiro mendengus pelan , sudah bosan dia mendengar semua ocehan dari orang tua serta gurunya.
"Saya rasa dia harus mendapat seorang tutor." Ucap guru BK.
"Saya sudah pernah mencobanya Bu , namun tetap saja hasilnya nihil."
"Ehm ada satu tutor yang dapat dibilang manjur untuk mengajar anak - anak yang sebelas dua belas dengan mahiro. Dia juga murid di sekolah ini."
"Berarti seusia dengan mahiro?"
"Iya betul sekali."
"Memangnya bisa anak seusia mahiro menjadi tutor?"
"Tentu saja bisa , anak ini sangat pintar dan sikapnya juga baik. Sudah banyak murid lain yang diajar olehnya dan hasil nilai mereka langsung meningkat."
"Wah hebat sekali anak itu , boleh deh jadi tutor anak saya. Boleh minta nomor anak itu?"
"Sebentar ya." Guru itu menuliskan nama serta nomor teleponnya di kertas lalu memberikannya kepada mama hidaka.
"Saya harap nanti nilai mahiro bisa meningkat ya."
mahiro benar - benar tidak peduli , dia bahkan tidak melirik kertas yang diberikan oleh guru BK.
Dia juga menatap malas guru BK tersebut.
"Baik bu terima kasih atas sarannya , kami pamit dulu ya." Ucap mama hidaka sambil tersenyum.
"Mahiro bilang makasih dong." Bisik mama hidaka kepada anaknya.
"Makasih bu." Ucapnya malas.
Yaampun rasanya mama hidaka ingin melempar mahiro dari atap gedung sekolah ini.
Memang nilainya terendah di sekolah ini dan sikapnya juga tidak baik , tapi dia kan penerus perusahaan papanya. Jadi nilai serta sikap tidak penting karena masa depannya sudah terarah.
Sepanjang perjalanan di mobilnya , mama hidaka memarahi mahiro. Sedangkan dia? Menatap Handphonenya sambil membalas pesan dari pacar - pacar nya.
Tapi bagaimana jika tutornya itu justru menarik perhatiannya yang berujung menjadi hubungan spesial.
⫹⫺ To Be Continued
© NENGLILIS
KAMU SEDANG MEMBACA
TUTOR ៸៸ MAHIRO JYUNHAO
Fanfiction𖥻 terkadang guno menyesal sudah menjadi tutor untuk siswa menyebal kan bernama mahiro ─ bweliant ─ homopobic minggat. ─ bahasa semi baku. ﹫. ft ' bugvel