-saat semesta tanpa sadar mulai bekerja membentuk takdir-
____
"Apa kau sudah ingat ?" Tanya Seokjin dengan kesinisan yang kental pada nada suaranya. Napas lelaki itu sedikit tersenggal. Meski wanita yang ada dipunggung tidak gemuk, menggendongnya sambil terus berjalan dengan tujuan yang belum jelas cukup membuatnya kelelahan.
Sohyun, wanita itu menggeleng sambil mengendurkan pegangan pada lehernya. Jika saja Seokjin bisa melihat, wajah wanita itu tampak sedih sekaligus frustasi.Begitu menyesali karena sudah nekat keluar rumah, namun tidak mengingat alamat dan arah jalan yang tadi dilewati untuk pulang. Sial ! tidak ada satupun barang yang wanita itu bawa. untuk dijadikan petunjuk,kecuali pakaian dan sepasang sandal kamar yang dia pakai.
"Aaah...,aku lelah," Seokjin menggerutu ketika suhu terasa semakin dingin setelah hampir dua jam berada dijalanan. Lelaki itu menghentakan kakinya cukup keras, memilih berhenti untuk istarahat.
Sejenak Seokjin menarik napas,memejamkan matanya, walau masih ada rasa kesal dalam hati dia berusaha untuk tetap sabar. Jika bukan karena rasa kemanusiaan, Seokjin tidak akan mau merepotkan diri seperti saat ini. Mengingat waktu sudah menunjuk pukul dini hari, terlalu sepi dan berbahaya. Apalagi untuk seorang wanita yang sedang dalam kondisi tidak baik. Meski dia adalah orang yang membuatnya kesal, sampai menyematkan label gila pada wanita itu. Karena berlarian setelah turun dari pesawat hingga menabraknya, tidak minta maaf justru memarahinya.
"Apa kau akan menurunkanku disini ?" Tanya Sohyun sedikit takut sambil memajukan wajahnya hingga hampir menyentuh pipi, Seokjin." Meski sebelumnya aku bersikap buruk padamu. tolong kali ini saja bantu aku ,karena disini sangat menakutkan."
Seokjin menghela napas, lalu sedikit menoleh hingga Sohyun reflek menarik mundur wajahnya." Aku tidak setega itu, meski jujur dalam hati aku masih kesal dengan sikap burukmu sebelumnya.
Mana mungkin Seokjin tega. Membiarkan wanita yang menurutnya bodoh larut malam sendirian dijalanan yang sepi. Apalagi luka bengkak dikakinya terlihat sudah mulai parah. Sungguh dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang yang baru ia kenal beberapa waktu barusan. Tidak berpikir jauh soal resiko yang akan dialami atas tindakan konyolnya saat ini.
Jarum jam merangkak diangka dua-malam,namun belum ada tanda-tanda wanita itu sudah mengingat. Terlebih juga ia merasakan tubuh wanita itu menggigil, semakin bodoh terlihat. Memasuki musim dingin keluar rumah tidak mengenakan jaket. maka hanya ada satu arah tujuan yang jelas untuk mengakhiri perjalanan buntu itu. Sebelum mereka mati konyol kedinginan,akhirnya Seokjin memutuskan,akan membawa wanita itu untuk pulang dulu kerumahnya.
"Mungkin ibuku punya baju hangat yang bisa kau pakai dan juga mengobati lukamu," ucapnya sambil melanjutkan langkah.
Sohyun mengangguk tanpa bantahan." Terimakasih dan maaf sudah merepotkanmu."
" Hem.."
💮💮💮💮💮
Seokjin mengembalikan keatas meja cangkir berisi teh hangat. Suhu tubuhnya membaik berkat mesin penghangat ruang tamu yang bekerja sangat baik. Saat ini dirinya sudah duduk disofa bersama Sohyun, yang sudah berganti pakaian lebih hangat. Dibawah tatapan tajam penuh tanda tanya tiga orang berpiyama disebrang mereka.
Sangat penasaran, dan cukup terganggu diwaktu istirahat karena ulahnya. Terlebih membawa orang asing juga malam-dini hari pulang kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not one's cup of tea -End- Seokjin💜Sohyun
Фанфикitu kalimat frasa bisa kau gunakan untuk hal yang tak kau sukai. Misal seperti aku tak suka ada wanita lain diantara hubungan kita-Sohyun- Start : 21 oktober 2020 End : 10 agustus 2021