Chapter 32: Kerajaan Rubah Putih

418 22 1
                                    





"Eehh... A-aku masih belum mengerti ma-masalah yg dihadapi anakmu, sayang." Ucap Alice tersenyum rengkuh.

"Aku tidak ingin menyimpan rahasia apapun lagi Alice, jadi aku menceritakan semuanya. Itu terserah padamu ingin percaya atau tidak." Jawab ayah dgn raut wajah yg nampak serius.

Nona Alice menatapku dan Liya disebelahku dgn tatapan bingung. "Gadis ini, sebenarnya sudah mati?" Tunjuknya.

Ayah menghela nafas dan menggeleng. "Sudah kubilang, Ellie belum mati tapi tergantikan oleh gadis lain yg sudah mati bernama Liya, nona Alice... Berapa kali aku harus menjelaskannya.." Protes ayah.

Alice terdiam dgn kepala yg tertunduk. Matanya mulai berkaca-kaca. "Ma-maafkan aku. Ini pertama kalinya aku mendengar hal semacam ini, di film-film pun aku belum pernah lihat... Ini sulit bagiku."

Raut wajah ayah yg tadinya emosi sekarang menghilang, ia menatap sendu ke arah tante Alice. "I-iya baiklah... Tidak masalah, kau tidak harus mengerti, ini salahku karna memaksamu utk mencerna hal-hal yg belum pernah kau dengar..."

Ayah merangkul tante Alice. Dan sekarang air mata perlahan mulai menetes dari pelupuk matanya. Bagus, sekarang aku dan Liya merasa tidak enak. Kasihan tante Alice harus dibebankan dgn hal semacam ini. Kami bahkan membuat ayah harus membatalkan acara kencan nya bersama tante Alice karna ingin mengambil mutiara milik tante Luo yi malam ini.

"Sssttt... Nona sayang, tidak masalah.. Kau hanya harus percaya, kalo kau tidak mengerti ya sudah.. Aku tidak ingin memaksamu.. Maafkan aku." Ucap ayah sembari mengelus rambutnya.

Melihat ayah menenangkan tante Alice terlihat seperti melihat ayah dan Ibu kandungku, Olivia. Mereka mengingatkanku pada momen saat mendiang ibuku menangis, lalu ayah datang dan memberikan pelukan.

"Aku sangat mencintaimu, aku berusaha keras untuk mengerti semua hal tentangmu dan Reiji, kau pasti kesal karna punya pacar yg bodoh kan?" *hiks

"Ti-tidak tidak... Aku tidak menganggapmu begitu. Aku juga mencintaimu Alice, kumohon berhentilah menangis.." Jawab ayah terbatah.

"Tante sama sekali tidak bodoh kok, aku mengerti, semuanya butuh waktu bagi tante untuk mencerna semua masalah ini. Tapi bukan berarti tante bodoh, maafkan ayah karna tadi sedikit emosi. Yah, akhir-akhir ini mood-nya sedang buruk karna sesuatu.." Ucapku sembari melirik sinis ke arahnya.

"Aishh.. Anak ini..!" Aku mundur sebelum ayah memberiku catukan keras dikepalaku. Dan liya hanya terkekeh kecil dibelakang.

"Be-benarkah?" Ucap tante Alice terisak.

Aku mengangguk.

"Eeh... De-dengar, nona sayang... Aku harus segera pergi, Luo yi pasti sudah menungguku dibawah.. Aku janji, setelah mendapatkan mutiara itu, aku akan menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu.." Jelas ayah sembari menghapus air mata tante dgn ibu jari.

"Ta-tapi... Apa kau akan baik-baik saja? Mendatangi habitat siluman rubah putih kedengarannya berbahaya, aku khawatir..." Ucap tante Alice dgn nada yg mengecil.

Ayah tersenyum simpul dan mengecup kedua tangan tante Alice. "Jangan khawatir, aku bukan manusia biasa. Sekarang, tolong jaga Reiji dan hantu kecil ini... Pastikan mereka tidak berbuat yg tidak-tidak yah?"

"Ayah apa-apaan sih!" Protesku.

Tante Alice hanya terkekeh dan mengangguk.

"Nah begitu, aku merasa tenang saat melihatmu tersenyum. Aku pergi dulu yah..." Ucap ayah.

"Hati-hati sayang..." Lambai tante Alice.

Ayah mengangguk dan keluar menyusul tante Luo Yi yg daritadi menunggu ditempatnya.

Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang