OH MY HUMAN

37 14 20
                                    






..

“OH MY HUMAN”

..

Genre : Fantasy Demon

Write in [Bahasa]

🔞No Child, guys🔞

⚠Smut Only⚠

Cr : @Lullabyluy

“Jangan percaya aku. Aku selalu bohong bahkan ketika aku sedang berbohong.”






..

Takdir darah keturunan Pangeran kegelapan adalah hidup dikegelapan pula. Tak perduli betapa terangnya dunia, dalam lingkup hidupnya ia hanyalah Sang penanggung dosa.

Bernafas dalam gulita, menjadi satu didalam kata kesuraman yang nyata.

Akan tetapi semua nampak berbeda manakala dipenghujung senja, seorang manusia menghampirinya yang tengah tergeletak ditepi jalan akibat dilanda sekarat.

Seperti manusia yang harus makan agar tetap hidup. Begitupula Justine, dia harus melakukan dosa jika dia masih ingin memijakkan kaki di dunia.

Singkatnya, Ia akan sekarat, ketika ia tiada melakukan dosa. Itu adalah takdirnya.

Manusia itu, begitu bersinar. Justine G. Alvradio benar-benar tak paham akan sistem kerja dunia ini. Bagaimana mungkin, seorang manusia, bisa begitu bersinarnya tak perduli hari telah bergulir dilingkupi malam.

“Hei, kau baik-baik saja?” itu adalah kata pertama si manusia, vocalnya terdengar bergetar, seolah ia begitu cemas pada Justine yang bahkan tidak dikenalnya ini.

“Aku baik-baik saja.” Salah satu sisi perutnya terasa ringan, tidak lagi ada sakit dibagian sana.

Ah, Justine tengah berbohong. Pantas saja.

“Tidak. Kau tidak baik-baik saja. Lihatlah ini, kau bahkan terbatuk darah! Ayo, aku akan mengantarmu kerumah sakit!”

Tanpa perduli pada sanggahan Justine, si manusia itu dengan keras kepalanya membawa tubuh lemah si pendosa dalam gendongan punggungnya.

Setiap pijakannya terlihat begitu gugup, terburu-buru terbukti dari betapa memburunya nafas itu.

“Kemanapun. Asal jangan rumah sakit. Bisakah?” Justine melirih, berbisik tepat dimana telinga si manusia berada.

Berkibat pada pijakan itu yang kemudian terhenti total.

Manusia itu meilirik kebelakang. “Lantas, dimana rumahmu?”

Benar. Dimana rumah Justine? Dimana ia tinggal? Dan, tempat mana yang dapat ia klaim sebagai rumahnya? Apakah Neraka pantas disebut sebagai rumah?

“Kalau begitu, Aku akan membawamu kerumahku. Kita bicarakan masalah rumahmu nanti. Kau tidak baik-baik saja, kau tidak baik-baik saja.”

Racauan penuh kekhawatiran itu menjadi lullaby tersendiri bagi Justine. Menjadi pengantar tidur, menemaninya hingga kedua kelopaknya menutup sempurna.





















OH MY HUMAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang