Prolog

2.5K 226 33
                                    


Before you begin to read, please be aware of the following contents this books will include

~ Mature Scenes

~ Violence

~ Dark Scenes

~Toxic relationship

If you are not comfortable reading any of these titles, press the back button 😊

.
.
.

Hueningkai mendengar ada suara nafas berat terdengar dari sekitar tempat dimana Ia bersembunyi, Ia pun kemudian menyadari bahwa itu adalah suara nafasnya sendiri. Hueningkai menutup hidung dan mulutnya dengan satu telapak tangan miliknya, punggungnya semakin menekan ke dinding yang berada dibelakangnya, seolah ingin masuk lebih dalam ketempat persembunyian itu agar siapa pun yang tengah mengejarnya tidak dapat menemukannya.

Samar - samar Hueningkai mendengar suara langkah kaki dari kejauhan, juga suara pintu - pintu yang terbuka dan menutup seolah orang itu sedang memeriksa setiap ruangan yang ada disana. Kai bisa merasakan jika detak jantungnya berdetak semakin kencang hingga bahkan Ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

Kedua matanya terpejam saat Kai melihat sebuah bayangan yang memasuki ruangan dimana Ia bersembunyi. Kai bisa melihatnya dari celah balik pintu lemari dimana Ia bersembunyi. Punggungnya semakin menekan dinding lemari bagian belakang seolah berharap bahwa dinding itu bisa menelannya.

Kai membuka kedua matanya, dan melihat dari celah pintu lemari bahwa lelaki yang memasuki ruangan itu tengah meneliti setiap sudut ruangan tersebut dengan mata tajamnya. Aura kuat yang terpancar dari lelaki itu seolah mendominasi udara yang Kai hirup.

Kedua mata berwarna coklat itu menatap sekali lagi pada setiap sudut ruangan itu sebelum tubuhnya berbalik meninggalkan ruangan tersebut. Melihat hal ini, Kedua tangan Kai terkulai disisi samping tubuhnya. Kai menghela nafas yang tanpa sadar sejak tadi telah Ia tahan. Dan tanpa Ia sadari sebuah suara rintihan meluncur dari bibirnya yang sedikit bergetar.

Sial

Kai mengumpat menyadari kesalahan yang Ia telah lakukan, Ia telah mengungkap tempat persembunyiannya sendiri. Dan benar saja, sebelum Kai bisa menggerakkan otot-otot tubuhnya, pintu lemari tempat Ia bersembunyi pun terbuka. Kedua matanya pun segera bersinggungan dengan sepasang mata tajam berwarna coklat. Kai begitu mengenal tatapan itu, tatapan yang dulu pernah Ia puja. Tatapan yang selalu membuatnya tidak berdaya, seperti saat ini. Melihat tatapan mata itu membuat tubuh Kai seolah beku.

" I found you." Ucap lelaki itu dengan suara yang terdengar berat dan dalam. Betapa Kai merindukan suara itu, suara dari orang yang dulu Ia cintai, mungkin juga masih, jika saja orang itu tidak menghancurkan hidup Kai.

Kai merasakan sesuatu yang terasa dingin menyentuh bibirnya, satu ibu jari lelaki itu mengusap lembut bibir bawah Kai. Sementara jari jemari yang lain menopang dagu Kai sehingga wajah Kai mendongak.

"I missed you, My jagiya."Ucap lelaki itu dengan tatapan matanya yang dengan lembut menatap Kai.

"It's over, Hyung. I don't want to be with you anymore" Ucap Kai satu tangannya menepis tangan Yeonjun yang memegang dagu Kai.

"Stop lying. " Ucap Yeonjun dengan nada tinggi.

Yeonjun menarik tubuh Kai, dan mendorongnya hingga punggung Kai mengenai dinding yang ada disebelah lemari dimana Kai bersembunyi.
"I know you still feel for me. Stop denying it."  Bisiknya.

"I am not. You're just being delusional, Hyung!" Ucap Kai.

Mendengar ucapan Kai membuat amarah Yeonjun memuncak, gigi-giginya yang menggeretak dan rahangnya pun mengeras.

Dengan kasar, Yeonjun menyerang bibir Kai. Kai mendorong dada Yeonjun dan mencoba melepaskan ciuman Yeonjun.

Erangan yang terdengar dalam keluar dari bibir Yeonjun, saat Kai menggigit bibir bawah Yeonjun dengan cukup keras sehingga Yeonjun melepaskan pagutan dibibir mereka.

Dengan ibu jarinya, Yeonjun menghapus darah yang keluar dari luka akibat yang dilakukan Kai tadi.

"I don't feel anything for you anymore." Kai mendorong dada Yeonjun, berusaha keluar dari kukungan lelaki yang lebih tua darinya itu.  Namun tubuh Yeonjun tidak bergerak, tatapan matanya melembut.

"Please Kai, don't say that. I love you and only you." Ucap Yeonjun lirih kedua matanya nampak berkaca-kaca. Yeonjun menyandarkan kepalanya kebahu Kai dan membenamkan wajahnya keleher Kai, sesuatu yang selalu Ia lakukan jika Ia menginginkan kasih sayang.

Jika tidak melihat bagaimana masa lalu hubungan mereka berdua serta segala hal yang telah Yeonjun lakukan mungkin Kai akan merasa iba melihat bagaimana Yeonjun sekarang. Tapi Kai justru merasa puas, karena Yeonjun pantas mendapatkannya.

Fatal Attraction ~Yeonkai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang