Aku duduk menyendiri tepat diujung cafe langgananku. Setiap harinya setelah jam pulang kerja aku memang selalu menyempatkan diri untuk sekedar minum secangkir teh atau kopi hangat dicafe itu. Pemiliknya juga sudah sangat mengenalku.
"Ini pesanan anda nona" aku terkesiap saat seorang pelayan sudah membawa nampan dengan ice coffe dan french fries yang kupesan.
"Terima kasih" balasku mengaduk perlahan ice coffe yang sudah kupesan.
"Nona sendirian saja?" Aku terdiam. Menatap spontan pelayan cafe yang mempertanyakan kesendirianku. Apa maksudnya itu?
"Apa?"
"Ah maksud saya, kenapa dalam beberapa hari ini nona selalu sendirian? dimana pria yang sering bersama nona?" Tanyanya lagi. Ya aku tau pasti yang dia maksud adalah kekasihku Lee Taeyong. Astaga aku sudah seperti orang bodoh yang terus dihantui rasa kekhawatiran.
"Dia sedang sibuk dikantornya" berbagai alasan kuucapkan. Padahal kenyataannya aku sama sekali tidak tau dia ada dimana.
Memang kuakui sebagai seorang pebisnis muda yang sukses, sangat jarang ia meluangkan waktu untukku. Ya aku memahami itu. Tapi apakah dihari liburjuga harus bekerja? Aku rasa perkantoran swasta juga menerapkan tidak adanya jadwal kerja saat hari libur. Tapi bagi Lee Taeyong, sepertinya semua hari sama pentingnya.
Aku mendesah nafas kasar. Syukurlah, pelayan itu bisa mengerti kondisiku. Jujur untuk beberapa saat ini aku ingin terbebas dari nama itu. Nama yang terus membuat kepalaku memberontak ingin menghakiminya dengan pertanyaan yang terus terngiang dikepalaku.
Kring!
Dering ponsel terdengar cukup jelas. Aku merogoh tas yang kubawa, benar saja tertera nama Yoon Jihyun disana, ya dia sahabatku, lebih tepatnya sahabatku diperusahaan yempatku bekerja.
"Halo"
"Kau ada dinana?" Pertanyaannya semakin membuatku curiga.
"Aku dicafe, ada apa?"
"Apa kau bisa menemuiku? Aku berada diclub malam, didaerah xx"
Tunggu? Club malam? Untuk apa dia menyuruhku kesana? Bukannya dia sudah mengetahui aku tidak menyukai hal-hal seperti itu?
"Jihyun-ah, aku..."
"Ya aku tau, tapi aku menemukan bukti penting yang membuatmu syok"
Aku semakin bingung dengan arah ucapannya. Sepertinya dia sangat yakin sekali. Syok?
"Tapi aku sedang..."
Ting!
"Aku sudah mengirimkan beberapa foto. Kau bisa lihat sendiri" secara sepihak aku menutup sambungan ponsel dari Jihyun, kembali mengamati foto yang dikirim oleh Jihyun.
Mataku membulat mendapati foto yang baru saja kulihat. Lee Taeyong duduk berdampingan bahkan berpelukan dengan seorang pria.
Ting!
Kembali sebuah pesan diterima. Namun kali ini bukan sebuah foto, melainkan sebuah pesan singkat dari Jihyun.
"Aku tidak sengaja melihat Taeyong diclub malam ini. Dia sedang bersama lelaki. Mereka juga tampak mesra"
"Aku coba menanyakan pada pelayan disini, dan mereka bilang kalau pria yang dipeluk oleh Taeyong adalah seorang gay"
Benar yang dikatakan Jihyun, aku syok. Gay? Jika pria itu gay, lalu untuk apa Taeyong bersamanya? Apakah selama ini Taeyong menyembunyikan jati dirinya yang merupakan pria tidak normal? Kalau memang seperti itu, artinya selama ini dia sudah membohongiku?
_________