Chapter 8

5K 690 223
                                    

"Aku menolak!" Oikawa menolak mentah-mentah dan membuat teman ku langsung menitikkan air mata. Tiap kata yang dilontarkannya selalu blak-blakan.

"Hei?!" Oikawa berdiri dan menatapku tajam, itu lebih menusuk daripada Tsukishima ataupun Akaashi ketika mendapati diriku bandel.

Plakk!!

Tamparan itu langsung membuat kelas hening dan menatap ke arahku. Namun respon mereka hanya diam, sudah bukan keanehan jika Oikawa kasar pada mereka yang tidak mau menurut padanya.

Termasuk diriku.

*****

"Jadi begitu.." Ujar Tsukishima mengakhiri cerita panjangnya tentang diriku. Mengungkap semua yang disembunyikan oleh ku dan dirinya.

Akaashi menoleh ke arah ku, "Maafkan abang dek.. yang ngga tau apa masalah yang adek alami sejauh ini.. harusnya aku lebih peka," ungkapnya sambil memeluk ku dan menenangkan ku.

"Tsk, minta dihajar ternyata.." gerutu Kuroo merasa kesal seakan dia gagal menjadi seorang abang.

"J-jangan bang.. gw takut.." Aku menahan tangan Kuroo, aku takut jika setelah ini Oikawa akan lebih melakukan hal buruk padaku.

"Udah..jangan takut, Abang ada disini untuk adek..okay?" Sambung Bokuto sambil tersenyum sumringah padaku.

"Jadi.. gimana?" Sahut Tsukishima sambil membenarkan posisi kacamatanya.

*-*-*-*

SMA Seijoh, 08.49

"Sayang—"

"Iya?" Aku datang menghampiri Oikawa sebelum dirinya menyelesaikan kata-katanya.

"Ambilkan bola voli yang ada di lapangan luar, tadi tidak sengaja terlempar ke sana.." Aku menghela napas, suruhan konyol apa lagi ini? Aku berjalan turun ke bawah, ke lapangan dan mengambil bola voli itu.

"Eh lihat! Mereka siapa?!" Teriak salah satu gadis fans Oikawa melihat ke arah mendatangi empat orang cowo disana.

"Oikawa.. pacar mu.. kabur?" Mendengar itu, Oikawa langsung menyusul ku ke lapangan.

"[Name] !!" Oikawa menarik tangan ku namun berhasil ku tepis sebelum dia menggenggam kuat.

"Wait, Apa yang—" Oikawa dibuat kaget dengan kehadiran empat abang-ku. Pandangan nya seakan menunjukkan jika Oikawa mengenal nya.

"Jadi dia..?" Kuroo menarik kerah seragam Oikawa dan menatapnya kesal.

"Iya.." jawabku. Kehadiran abang-ku membuat pusat perhatian tertuju padaku dan Oikawa sebagai murid asal yang terlibat.

"Lu apain adek gua?" Tangan Bokuto yang semenjak tadi sudah gatal, akhirnya digunakannya untuk menampar pipi Oikawa.

"Sekarang seimbang kan?" Tambah Tsukishima melihat ke arah Oikawa, beradu pandang kekesalan.

"Andaikan kau tidak melakukan hal buruk pada adikku..kami ngga akan kesini," ujar Akaashi menatap Oikawa tajam.

"Oh! Sudah gua ambil duplikat nya! Jadi lu ga bisa hilangin bukti dari satu pihak.." Ujar Tsukishima sambil mengeluarkan handphone nya menunjukkan hasilnya meretas cctv.

Kecerdasan Tsukishima soal teknologi ditambah dirinya yang suka mengotak-atik laptopnya memang tidak bisa diremehkan, tidak kaget jika Tsukishima berhasil meretas cctv itu dengan mudah.

Oikawa melepaskan cengkraman Kuroo, menyikut dada Kuroo dan membuatnya mundur dilanjut dengan pukulan kuat membuat Kuroo mundur untuk kedua kalinya. "Shit," umpat Kuroo.

"Dek..lu ga bilang kalo dia pinter ngelawan..wajar aja kalo dia disegani.." komentar Kuroo tertawa kecil melihat Oikawa.

"Bokuto! Lu ngga pengen nyoba beladiri lu? Atau lu cuma bisa bolos doang?" Ejek Kuroo menarik perhatian Bokuto. "Heleh, bisa-bisa.. lu nya aja yang ngga pernah liat gua latihan.. nongkrong mulu kerjaan lu.." bantah Bokuto sambil mendekati Oikawa dan mengayunkan kakinya, menendang lengan Oikawa dan menghajarnya, sementara Oikawa melakukan hal yang sama.

"Heh itu bukan termasuk dalam latihan bego.." Ucap Kuroo meneriaki Bokuto yang menghajar Oikawa tanpa ampun, begitu juga sebaliknya.

"Lho, masa? Berarti gua salah dong?" Bokuto berhenti memukul Oikawa dan berbalik sambil memberikan serangan, Bokuto mengayunkan kaki nya ke atas dan menghempaskan pada bahu Oikawa.

"Fuck.." umpat Oikawa sambil menyisir rambutnya ke belakang, melawan Bokuto sedikit lebih susah menurutnya.

"Nah gitu.. ketauan banget lu bolos!" Cibir Kuroo pada Bokuto.

Dari balik sakunya Oikawa mengeluarkan pisau dan berjalan mendekati Bokuto, "Heh Bokuto, awas!" Sahut Kuroo. Oikawa menarik Bokuto, tangannya mengapit leher Bokuto.

"Lihat?" Oikawa menahan tangan bokuto sementara tangan kanannya menempelkan pisau tajam di leher nya.

"K-kuroo tolongin gua.." pinta Bokuto dengan nada sok melemah.

"Yeuu manja..." Dari balik saku belakangnya, Kuroo mengeluarkan pistol dan mengarahkannya pada Oikawa.

Bokuto langsung membelalakkan matanya, "Heh gila lu, gua mati nanti!" Teriak Bokuto sambil berusaha melepaskan cekikan Oikawa.

"Tembak aja! Kita akan seimbang!" Ujar Oikawa menantang dan menempelkan pisau itu di leher Bokuto.

Kuroo tak memperdulikan ucapan Oikawa  dan hanya memfokuskan pandangannya pada Oikawa, dan—

Dorr!!

"Bokuto!" Suara tembakan terdengar bersamaan dengan panggilan Kuroo. Bokuto menginjak kaki Oikawa dan berhasil melepaskan diri.

"Cih! Tembakan nya meleset!" Kesal Kuroo. Ia menurunkan pistol nya dan mulai mengisi nya kembali dengan peluru ke dua.

"Serius lu bawa senjata? Kemaren lu bilang ga bawa.." Bokuto berjalan ke tempat Kuroo dengan raut terkejut.

"Gua sudah memperkirakan bakal kayak gini, makanya gua bawa!" Kuroo menyipitkan matanya dan mengarahkan kembali pada Oikawa.

"Hentikan!!" Sela seseorang membuat Kuroo berhenti melakukan aktifitas nya. Kuroo melirik ke arah sumber suara dan terlihat Iwaizumi yang berjalan ke arah Oikawa.

Kuroo menurunkan pistol nya, "Lu siapa?" Tanya Kuroo menatap dingin pada Iwaizumi.

"Gue rekan nya, kalau lu berani mengarahkan pistol lu, lu berurusan sama gue!" Ucap Iwaizumi membela Oikawa.

"Hah?! Lu buta apa gimana njeng? Lu ngga liat apa yang sudah dia lakukan ke adek gw?!" Ucap Kuroo dengan lantang menunjukkan sikap Oikawa.

Kuroo berjalan mendekati Oikawa, "Sini lu!" dan menarik kerah seragamnya lalu menyeret Oikawa ke ruang kepsek.

My 4 big brother {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang