27. Rasa bersalah

4.1K 213 23
                                    


"Ck, lo kemana sih, Rai!"

"Railin, angkat panggilan gue!"

"Kenapa ponsel Railin mati?"

Arsan terus bermonolog, ia sedang berusaha untuk menghubungi ponsel Railin. Namun, ponsel gadis itu sepertinya mati. Arsan semakin merasa bersalah, karena kejadian tadi siang.

Sekarang, hari sudah semakin gelap. Tetapi Railin masih belum pulang ke markas. Apa dia tidak akan kembali? Semoga itu tidak terjadi. Arsan sungguh tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri, jika sampai Railin pergi dan meninggal mereka.

Pria itu menggeram, ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Arsan melempar badannya pada sofa yang ada di dekatnya, saat ini hanya ada Arsan seorang diri di dalam markas. Arsan mengacak-acak rambutnya sendiri, ia benar-benar frustasi saat ini.

Tatapan mata Arsan terlihat kosong. "Rai, lo pernah bilang sama Joy. Kalau ... sebagian cewek itu akan nyaman menjadi teman saat pertama kali lo deketin dia karena sebagai seorang teman. Apa itu artinya, lo cuma aganggap gue sebagai teman?"

Sewaktu Railin mengatakan hal itu, rasanya Arsan seperti tertampar. Hatinya terasa hampa. Seakan, merasakan sebuah penolakan. Arsan bahkan belum pernah menyatakannya pada Railin, namun perkataan Railin seolah memang menolak Arsan tanpa harus Arsan mengungkapkan perasaannya.

Ia sudah terlebih dahulu tertolak, sebelum mengungkapkan isi hatinya.

"Gue suka sama lo, Rai."

"Gue .... sayang sama lo."

"Gue ..... cinta sama lo."

"Gue gak mau kehilangan lo!"

"Tapi gue terlalu pengecut, buat bilang perasaan ini."

"Jujur, gue emang lemah tentang perasaan. Dan itu juga yang buat gue, takut buat mengulangi hal yang sama kayak dimasa lalu."

Tanpa Arsan sadari oleh nya, Rey, Joy, dan Ardan sedari tadi memperhatikan Arsan. Mereka memang sudah mengetahui, bahwa Arsan menyukai Railin. Hanya saja, mereka juga mengerti bagaimana pengkhianatan yang dilakukan orang pada masa lalunya Arsan. Jadi mereka paham, dan Arsan juga bersikap wajar, jika ia masih takut untuk membuka hatinya kembali.

"Gue yakin, kali ini dia pasti ketemu sama cinta sejatinya," ujar Joy, sembari menatap Arsan dari tempat nya.

"Hm, gue harap Railin emang dihadirkan buat Arsan," sahut Rey, yang berada di antara Joy dan Ardan.

"Railin pasti datang buat selalu ada bareng Arsan, buat ngebantu dia untuk ngelupain masa lalunya, dan nambal hati Arsan," timpal Ardan, yang berada di sebelah Rey.

~~~

Hari sudah mulai sore, para anggota Rancher juga anggota inti sedang berkumpul di markas. Mereka bercanda, tertawa, dan berbincang-bincang.

Sedangkan satu orang yakni pemimpin mereka, hanya diam tidak bersuara sedikit pun sedari tadi. Pandangan matanya seolah kosong, tidak menghiraukan kehebohan yang tercipta oleh para anggotanya.

Sedari tadi Arsan hanya diam seolah mulutnya terbungkam. Railin, dia lah yang sedang Arsan pikirkan. Mengapa dia belum juga kembali? Dimana gadis itu berada? Hari sudah mulai akan gelap. Jika sampai Railin benar-benar pergi, Arsan tidak akan memaafkan dirinya.

Rey, Joy, dan Ardan hanya bisa melihat Arsan sendu. Mereka juga ikut bersalah, karena telah berbicara seperti sebelumnya pada Railin. Seharusnya mereka juga tidak memaksa Railin untuk selalu menceritakan masalah pribadinya.

Setiap orang pasti punya privasi yang tidak seharusnya orang lain tahu. Dan Railin berhak untuk menceritakan ataupun menutupi tentang kisah hidupnya.

Mereka ingin meminta maaf pada Railin. Tetapi, mengapa Railin belum juga ada di markas? Apa dia tidak akan pulang? Lalu di mana dia akan tinggal nantinya, sedangkan Railin memilih pergi dari rumah orang tuanya. Mereka harus segera mencari Railin. Di luar, matahari sudah mulai terbenam, dan hari akan gelap.

Mereka takut, jika terjadi sesuatu pada Railin di luar sana. Belum lagi, musuh-musuh Rancher ada di mana-mana. Bagaimana jika Railin bertemu dengan mereka yang sudah tahu bahwa Railin bergabung dalam anggota Rancher. Dia seorang perempuan, tidak mungkin bisa melawan musuh dari geng motor lain yang kebanyakannya adalah laki-laki.

Arsan, Rey, Joy, dan Ardan tidak akan terlalu khawatir jika Railin melawan mereka dengan mengikuti balapan, tapi bertarung dengan geng motor lainnya? Rasanya tidak mungkin. Tubuh Railin tidak besar, sedangkan tenaganya? Bahkan Railin selalu meminta mereka untuk membukakan tutup botol minuman.

Lalu, bagaimana bisa Railin melawan mereka? Ditambah lagi, geng motor yang selalu mencari masalah dengan Rancher selalu bermain curang dan tak jarang mereka akan mengeroyok anggota Rancher yang sedang sendiri hingga kritis.

"Kita harus cari Railin!" tegas Arsan, membuat mereka yang ada di sana menoleh kearahnya.

"Iya, San. Bisa bahaya kalau Railin ketemu geng motor lain, apalagi geng motor Avail!" sahut Ardan.

"Nah, apa lagi geng Avail dari dulu gak pernah bisa diajak damai," timpal Joy.

Geng Avail, adalah geng motor yang selalu membuat ulah. Bukan hanya pada Rancher tetapi dengan geng motor lainnya. Bahkan, Avail sangat meresahkan bagi masyarakat. Banyak dari mereka yang selalu masuk dan keluar dari jeruji besi karena ulah mereka yang selalu membegal, mencuri, ugal-ugalan, dan balapan liar yang membuat warga resah dibuatnya.

Pernah waktu itu, Rancher membuat perjanjian perdamaian. Namun bukannya berdamai, mereka justru malah menyerang anggota Rancher membuat mereka enggan untuk membuat perjanjian perdamaian kembali. Aura permusuhan saat mereka akan bertarung, begitu kuat seakan mereka memang musuh abadi sampai kapanpun.

Arsan terdiam. Benar apa kata Ardan dan Joy, jika sampai Railin bertemu dengan mereka maka akan sangat berbahaya untuk keselamatan Railin. Tidak akan Arsan biarkan itu terjadi. Jika mereka sampai melukai Railin sedikit saja, Arsan pastikan Avail hanya akan tinggal nama. Tidak akan ia biarkan siapapun menyakiti Railin, bahkan seujung kuku pun.

"Ayo, kita cari Railin sekarang!" tegas Arsan, pada semua anggota Rancher yang ada di sana. Mereka yang mendengar perintah Ketua Rancher tersebut, melaksanakan perintah dari Arsan. Arsan keluar dari markasnya, disusul dengan Rey, Joy, Ardan, dan anggota Rancher lainnya.

Mereka semua menaiki motor masing-masing. Arsan melajukan motornya di paling depan, memimpin mereka. Kemudian, di samping Arsan ada Rey, di belakang mereka ada Ardan dan Joy, disusul oleh para anggota mereka dibelakang. Jalanan yang mereka lewati seolah adalah kekuasaan mereka, dimana jalan itu dipenuhi oleh para anggota Rancher.

Sepanjang jalan yang mereka lewati, mereka sama sekali tidak menemukan Railin. Padahal cukup lama mereka mencarinya, tetapi Railin tetap tidak dapat mereka temukan. Lalu, dimana Railin berada? Railin pergi cukup jauh, hingga mereka tidak menemukannya.

Bahkan, mereka kini ada di perbatasan jalanan yang dikuasai oleh Avail. Mereka tidak masalah jika harus bertarung, namun Railin? Masalahnya, motor yang Railin kendarai sudah dipakaikan logo Rancher. Jika sampai anggota Avail melihat Railin, mereka pasti akan berbuat sesuatu pada gadis itu.

Arsan memperlambat laju motor yang ia kendarai, kemudian berhenti membuat yang lain juga ikut terhenti di belakangnya. Tak jauh dari tempat Arsan berhenti, di depan sana terdapat segerombolan anggota Avail yang terlihat sedang mengerubungi seseorang.

Pandangan Arsan tak sengaja melihat sebuah motor, yang mirip dengan motor milik Railin. Hingga mata Arsan membulat, begitu menemukan logo Rancher pada motor itu. Benar saja, apa yang mereka tidak inginkan terjadi juga pada akhirnya. Jika itu adalah motor milik Railin, maka orang itu juga adalah Railin.

"San, itu motor Railin? Berarti orang itu..." tunjuk Ardan, pada seseorang yang sepertinya akan diserang oleh segerombolan anggota Avail yang ada di sana. Mereka berjumlah delapan orang, dimana orang itu adalah orang yang paling sering mencari masalah.

"Railin!"

****

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang