Pramuka #3 (Amel)

9.2K 47 6
                                    

Kegiatan persami ini sangat aku nantika sebenarnya. Meskipun begitu sebenarnya aku tidak ingin mengikuti kegiatan ini. Alasannya adalah tentang kebiasaanku saat malam yang terkadang masih ngompol. Memang tidak tiap hari, tetapi terkadang aku bangun pagi dengan keadaan basah dan bau pesing. Dan aku takut nantinya saat kegiatan pramuka nanti aku malah mengompol saat tidur.

Selain itu juga ada kegiatan jurit malam di kuburan. Aku ini orangnya sangat penakut, dan aku takut jika nanti saat kegiatan jurit malam aku malah ngompol karena ketakutan. "Mau ke toilet tengah malem aja gua udah takut, apalagi ini jurit malam ke kuburan". Gumamku saat memikirkannya.

Saat mengemas barang untuk pergi persami besok. Aku masih berpikir bagaimana jika malam saat tidur nanti aku ngompol? Atau bagaimana nanti saat jurit malam aku juga ngompol? Sudah pasti aku sangat malu. Terlebih teman-temanku tak ada yang tau tentang kebiasaanku yang masih mengompol saat tidur.

Kemudian akupun teringat dengan adikku yang masih memakai popok. Dan tanpa pikir panjang akupun ke kamar orang tuaku dan mencoba mengambil salah satu popok adikku. Dan aku melihat popok ukuran XXL, dan tanpa pikir panjang aku mengambilnya. Setelah dapat akupun berlari ke kamar dan mencoba memakainya, ternyata ukuran pinggangnya pas dan nyaman saat aku pakai. Maklum, aku memiliki badan yang kecil dan imut, hehe.

Setelah memakainya tanpa pikir panjang, dan aku teringat "oh iya, kenapa gua gk bawa popok aja ya ke persami nanti?" Dan tanpa pikir panjang aku langsung berdiri dan mengambil lagi 3 popok adikku dan langsung aku masukkan ke tas untuk dibawa besok, lalu akupun tidur.

Pagi hari kurasa kasurku kering, artinya aku tidak ngompol. Dan aku merasa kalau aku memakai celana dalam yang agak mengganjal. Ternyata aku masih memakai popok adikku, dan popok ini sekarang telah penuh karena ompolku.

Kemudian akupun mandi dan bersiap untuk pergi persami. Dan akupun berpikir untuk memakai popok saat persami nanti. Dan tanpa pikir panjang akupun melepas celana dalamku dan ku ganti dengan popok adikku ini.

Saat persami aku khawatir kalau teman2ku yang lain tahu kalau aku pakai popok. Sampai saat ini tidak ada yang sadar. Dan untungnya aku menggunakan popok, karena toilet yang selalu penuh sehingga aku tak perlu lagi ke toilet untuk pipis.

Saat sore, beruntung aku bawa popok ganti, karena punyaku sudah agak penuh dan tentunya harus ganti. Aku hanya perlu mandi dan ganti popok lagi.

Saat sebelum jurit malam aku tidur. Dan saat aku terbangun beruntung aku malam ini tidak ngompol, dan popokku masih tetap kering. Namun aku sedikit kebelet.

Saat jurit malam tentunya aku sangat takut. Aku tak berani membuka mata saat berada di kuburan, aku hanya menempel di pundak Fitri saja. Dan dia juga agak gemetar, aku tahu Fitri juga ketakutan saat itu. Namun dia tetap ingin terlihat bahwa dia sama sekali tidak takut.

Saat Fitri bilang melihat penampakan di pohon, akupun langsung menjerit dan seketika aku ngompol. Fitri pun nampaknya juga sangat ketakutan karena badan dan kaki dia gemetar karena melihat penampakan itu.

Lalu tak lama ada orang yang turun dari pohon dengan kain putih. Akupun dan Fitri terjatuh karena kaget, Fitri tampak seperti membisu, dan aku berteriak histeris. Saat itu aku sadar kalau aku sedang pipis, namun rasa takut membuat aku hanya bisa pasrah membiarkan pipis ini mengalir. Beruntung aku menggunakan popok. Tentu kalau tidak pasti rok dan celanaku basah semua.

Namun saat aku terduduk lemas, lututku yang menempel pada Fitri terasa hangat dan basah. Aku memberanikan diri membuka mataku untuk melihat asal air tersebut, dan ternyata Fitri terduduk diam karena ketakutan dan juga dia ngompol.

Lalu tak lama orang itu pergi, dan akupun masih menjerit dan menangis karena takut. Dan aku lihat Fitri yang tadinya diam mematung tiba-tiba menundukan kepalanya dan menangis.

Aku tahu kalau Fitri ngompol, namun aku hanya bisa diam karena masih sangat ketakutan. Dan akhirnya teman-temanku yang tadi kabur kembali ke kami berdua. Dan saat itu rasa takutku mulai berkurang.

Saat itu Fitri masih menunduk dan menangis. Dan kemudian Ratih melihat kalau dia ngompol, dan Fitri hanya diam menunduk sambil menangis. Lalu Rena pun penasaran apakah aku juga ngompol, dan akupun menunjukan rokku yang kering, namun karena aku pakai popok jadi mereka tidak tahu kalau aku juga ngompol.

Setelah jurit malam, aku dan Fitri bersama ke kamar mandi. Fitri ingin mengganti celana dan roknya yang kena ompol. Dan akupun sekalian menemani dia sambil ingin mengganti popok. Beruntung aku bawa 3 popok saat itu, karena popok yang pertama sudah dipakai dari rumah dan yang kedua yang kupakai sekarang ini sudah penuh, bahkan aku merasakan agak bocor karena di bagian selangkangan terasa agak basah. Mau tidak mau akupun harus mengganti popok ini, karena aku takut setelah ini aku ngompol lagi.

Kami pun berdua kembali ke tenda, beristirahat, dan tidur untuk menunggu kegiatan berikutnya di pagi hari.

Saat terbangun pagi hari aku mencoba merasakan popokku, dan benar saja aku ngompol. Popokku terasa basah dan empuk namun sepertinya belum terlalu penuh. Lalu kita pun bangun dan melanjutkan kegiatan berikutnya. Setelah selesai kita pun beres-beres dan pulang.

Saat kegiatan pagi sampai pulang aku beberapa kali pipis di popok. Saat terasa kebelet aku langsung membiarkan pipis keluar tanpa ditahan. Tak ada yang tahu kalau selama kegiatan persami aku selalu menggunakan popok dibalik seragamku. Dan akupun pulang dengan menggunakan popok.

Keesokan harinya saat masuk sekolah ada kabar tentang kejadian persami, diantaranya ada yang ngompol saat jurit malam (tentu ini Fitri yang ngompol), dan ada kabar kalau selama persami ada yang menggunakan popok, karena di kamar mandi cewek ada popok bekas. Dan akupun teringat saat setelah jurit malam aku lupa untuk membuang popok itu dan malah aku tinggalkan di kamar mandi.

Untungnya belum ada yang tahu siapa pemilik popok itu. Ketika kita tim satu regu persami berkumpul untuk membahas hal itu, aku hanya berpura-pura tidak tahu. Dan kita semua tetap menjaga rahasia bersama kalau yang ngompol saat jurit malam itu adalah Fitri.

Dan saat ini aku mengobrol bersama mereka sambil menggunakan popok. Setelah persami itu aku jadi ingin mencoba menggunakan popok ke sekolah. Dan hari ini aku mencobanya.

Setelah itu, akupun menjadi sering memakai popok dan perlahan menjadi kebiasaan. Setiap ke sekolah aku selalu memakai popok dan juga saat tidur malam. Akibatnya sekarang setiap malam aku selalu ngompol.

Kumpulan Cerita NgompolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang