25

9.3K 624 27
                                    

"Kak, kemarin kita ketemu si Sandrina. Di depan apotek. Keadaan dia kacau banget kak. Baju nya lusuh, rambut dia juga acak-acakan banget." Ucap Audi.

Aku yang sedang menyusui Alea langsung menoleh ke arah Audi dan Citra. Ku lihat Citra mengangguk kan kepalanya.

"Iya kak, tapi dia sendirian nggak sama anak nya." Sahut Citra.

Ku hembuskan nafas ku pelan. Lalu kembali menatap Alea. "Biarin aja, mungkin itu karma buat dia." Jawabku.

"MAMA!!!"

"ADIK MANA?!!"

Itu suara teriakan Saka. Ku alihkan pandangan ku ke arah pintu, sembari menempelkan jari telunjuk di depan bibir ku. Memberitahu Saka agar tidak berteriak.

Saka mengangguk sambil menutup mulutnya, ia berjalan ke arahku di ikuti oleh kedua orang tua ku.

Audi menmangku Saka agar ia bisa melihat adiknya yang sedang tertidur.

"Ihh cantiknya, mirip mama nih." Ucap Saka sembari menoel-noel hidung lancip Alea. Aku tersenyum mendengarnya lalu mengelus puncak kepala Saka.

"Iya loh kak, adik mirip kamu. Cuma mata nya aja yang mirip Jason." Sahut bunda ku, lalu menggendong Alea.

"Selamat ya kakak, semoga selalu menjadi mama yang terbaik buat anak-anak." Itu suara ayah. Aku mengangguk sembari tersenyum.

"Iya yah, terimakasih." Jawabku.

"Kalau ada masalah, di bicarakan baik-baik dulu ya. Jangan main kabur-kaburan. Malu, anak nya udah empat ini." Lanjut ayah.

Aku terkekeh mendengarnya, lalu tersenyum kembali pada ayah. "Iya ayah ku tercinta,"

Tak lama kemudian, pintu ruang rawat inap ku terbuka. Disana terdapat Jason bersama Bryan dan Evan yang membawa beberapa kantong plastik.

"Makan dulu yuk,"

"Ehh, ada ayah sama bunda toh." Setelah meletakkan kantong plastik, Jason menghampiri ayah dan bunda lalu ia menyalimi tangan ayah.

"Papa, di sini ada abang juga loh!" Protes Saka.

Jason tertawa, lalu ia menggendong Saka. "Ehh, ada abang juga. Kok abang nggak pulang aja? Kasihan loh adik-adik di rumah nggak ada temen nya kalau abang tinggal."

Saka mendengus. Lalu ia mengalihkan pandangan nya. "Kan abang baru pulang sekolah pa, jadi sekalian aja abang ikut nenek sama kakek kesini. Lagian bentar lagi abang juga mau pulang." Jawabnya ketus.

Jason terkekeh, ia lalu mencium pipi Saka gemas. "Iya abang, gitu aja ngambek."

Jason pun membawa Saka ke arah Bryan dan Evan, di sana juga telah ada Citra dan Audi yang telah berpindah tempat.

Bunda yang masih menggendong Alea duduk di samping tempat tidur ku, lalu di susul ayah.

"Bun, anak-anak nggak rewel kan?"

Bunda menggeleng, ia lalu menatapku. "Enggak kak, selagi ada susu dan camilan kesukaan mereka. Mereka pasti diam. Cuma Tama sempat nangis nyariin kamu, untuk adik-adik mu sigap banget ngehibur Tama."

Aku mengangguk, bersyukur kedua adik ku mau di mintai tolong untuk menjaga anak-anak. Nanti, setelah aku keluar dari rumah sakit aku akan memberikan hadiah pada mereka berdua.

Aku menguap, lalu mengucek kedua mata ku dengan tangan yang terbebas dari infus.

"Kakak kalau ngantuk tidur aja, biar Alea bunda yang jagain." Ucap bunda.

Aku mengangguk. "Makasih ya bunda, kalau gitu kakak tidur dulu. Ini mata udah nggak bisa di ajak kompromi banget."

Bunda terkekeh, lalu mengusap rambut kepala ku dengan sayang. Aku pun memejamkan kedua mataku.

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang