せる4

1.5K 208 34
                                    

Puk

"Bukan gitu kakakku sayangggg."

Jisung memukul pelan pipi kekasihnya dan mencubiti pipi yang agak chubby itu. Ia tau kekasihnya lagi gemukan akhir-akhir ini.

Buka hamidun ya cuma lagi banyak ngemil kalau tidak begitu makan 4ever. Namanya juga Lee Minho.

"Oh ya, kakak ngapain di sini? Jam segini lagi. Bukannya lagi kerja?" tanya Jisung.

"Kakak libur sayang."

"Lho kok tumben?" bingung Jisung.

Minho tersenyum melihat reaksi kekasihnya. Kemudian dia mengangkat kekasihnya ke udara.

"Kakak naik pangkat sayang. Untuk hari ini kakak mau quality time di rumah kamu. Rayain kenaikan pangkat kakak."

"Beneran? Serius kak?"

Minho mengangguk antusias.

"Avv selamat sayangku."

Jisung langsung mencium Minho begitu mendengar kabar baik. Yang dicium menerima saja. Toh dia juga menikmati nya.

Tanpa menghiraukan pasangan yang ada di depan pintu yang sedang melihat mereka.

"Ternyata sejak dulu memang sudah bucin," tebak Jeongin.

"Sayang jangan begitu. Apa kita ke satpamnya aja langsung? Daripada menonton adegan 18+ itu," ajak Hyunjin.

"Ayo ke pak satpam aja deh."

Jeongin menarik kakaknya pergi dari kantor Jisung dan berjalan menuju pos satpam.

かぞく

"Kak, aku masih heran bagaimana bisa ayah dan ibu seperti itu bahkan sebelum menikah."

Hyunjin menoleh ke adiknya. "Mungkin sudah mendapat persetujuan dari nenek, Jeong. Kamu kan tau nenek dari pihak ibu itu orangnya humble, gaul juga."

"Semudah itu?"

"Hubungan mereka sepertinya sudah terjalin sejak lama. Mungkin itu alasan nenek merestui ayah dan ibu."

Jeongine ber'O'ria sembari mengangguk pelan.

Di saat berjalan menuju pos satpam. Sekelibat ide berjalan di pikiran Jeongin. Diam-diam laki-laki manis itu terkekeh memikirkan reaksi seperti apa yang akan ditunjukkan olehnya.

Hyunjin pastinya bingung melihat adiknya tertawa-tawa sendiri seperti orang gila.

Plis Hyunjin, itu adikmu. Bisa-bisanya kamu berbicara seperti itu. Tidak taukah jika kamu bucin dengan laki-laki manis itu.

"Kenapa tertawa-tawa sendiri?"

"Aku hanya memikirkan sebuah rencana untuk mengerjai ayah dan ibu."

Hyunjin terdiam, langkahnya terhenti. Reflek juga dengan Jeongin yang ikut terseret.

"Kok berhenti? Masih jauh lho, kak."

"Kamu jangan aneh-aneh ya, Jeong. Kita ini di era dulu. Satu kesalahan kamu lakuin akan merubah segalanya di masa depan."

Jeongin mengangguk paham. "Aku tau kak. Tapi sepertinya tanpa kita. Mungkin kita tidak akan ada. Aku merasakan akan ada orang ketiga di hubungan ayah dan ibu. Tentunya orang ketiga itu bukan berasal dari kita."

"Bagaimana kamu bisa tau? Kamu cenayang hah?"

Jeongin menepuk pelan tangan kakaknya. "Ish bukan gitu kak! Aku pernah dengar ayah dan ibu bertengkar di suatu malam. Saat itu kakak lagi tidur dan aku kebelet buang air jadinya aku turun ke kamar mandi yang di lantai bawah. Tidak sengaja saat mau kembali ke lantai atas, aku mendengar ayah dan ibu bertengkar."

"Kenapa tidak beri tau kakak, hm?"

"Ngantuk, aku langsung tidur pas itu."

Hyunjin menggeleng pelan. "Kamu mendengar nama asing tidak?"

"Aku mendengarnya dari ibu, kak! Kalau tidak salah marganya Hwang dan Yang."

"Kamu yakin?"

Jeongin mengangguk pelan.

"Kira-kira siapa ya orang itu...?"

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Double up ehehe^^

Jangan lupa tinggalkan jejak!

[1/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang