Mr. Albara | 22. Perasaan

1.8K 147 45
                                    


H

appy reading 😘😘😘





Sebuah payung menutupi tubuh Albara yang terkena air hujan. Albara menatap seseorang itu. Dan betapa terkejutnya Albara mengetahui orang itu.

"Jangan main hujan nanti kamu sakit." Senyum yang begitu di rindukan oleh Albara.

"Lena." Apa benar yang Albara lihat sekarang bahwa Lena berada tepat di hadapannya sambil membawa payung dengan senyum manis miliknya yang begitu Albara rindukan.

"Iya, aku di sini." Lena tersenyum kepada Albara.

Albara memeluk tubuh Lena begitu erat seolah-olah tidak mau kehilangan Lena untuk kedua kalinya. Balasan pelukan Albara terima dari Lena. Membuat Albara semakin mengeratkan pelukannya kepada Lena. Sekian lama berpelukan akhirnya Lena melepaskan pelukannya dari Albara. Mengusap wajah lelah yang tampak dari wajah Albara. Kantung mata yang kurang tidur, badan kurus yang kurang makan, rambut panjang karena tidak terawat. Semua benar-benar jauh berbeda dari Albara yang dulu.

"Kamu kenapa menjadi seperti ini? Kemana Albara yang dulu aku kenal?" ucap Lena sambil mengelus pipi Albara.

Usapan tangan Lena membuat rasa nyaman yang Albara rasakan.

"Aku seperti ini karena aku rapuh tanpamu," ucap Albara jujur.

"Aku tidak ke mana-mana. Aku selalu berada di sisimu. Tapi kamu selalu memintaku pergi darimu," ujar Lena dengan nada sedih.

"Maaf atas kejadian yang dulu. Tapi sekarang aku benar-benar menyesal. Aku mohon kembalilah bersamaku." Albara memohon kepada Lena hingga bersujud di hadapan Lena.

Lena berjongkok dan mengelus pipi Albara.

"Ingin rasanya kembali bersamamu tapi aku tidak bisa. Carilah wanita yang bisa membahagiakanmu. Jauh dari diriku ini yang sangat tidak bisa melayani kamu sebagai suamiku," ungkap Lena.

Albara menggelengkan cepat. "Kamu adalah istri yang terbaik untukku hanya saja aku yang tidak pernah bersyukur telah memiliki kamu."

"Tapi aku tidak bisa kembali bersamamu lagi." Lena mulai pergi meninggalkan Albara yang masih meneriaki namanya.

"LENA! JANGAN PERGI! AKU MOHON! LENAAAA!!!" Teriakan sudah Albara lakukan tapi Lena tetap berjalan terus tanpa menoleh kebelakang.

"Lena."

"Lena."

"Lena."

"Bang. Bangun."

"Abang, sadar."

"Lena." Albara terbangun dari mimpi bertemu dengan Lena yang begitu nyata baginya.

"Lena di mana?" tanya Albara kepada Arland.

"Lena? Bukannya Lo sudah bertemu Lena di pemakaman tadi?" jawab Arland.

"Iya, benar gue ketemu Lena, tapi Lena pergi. Terus Lena kemana sekarang? Apa dia pergi ke kamar mandi?" Albara bangkit dari tidurnya dengan seimbang badan yang kurang.

Mr. Albara ( #2 KURNIAWAN SERIES )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang