Bagian 1 dari Cerita tentang Danu

8 2 0
                                    

Di suatu hari didunia lahir lah seorang anak laki-laki yang begitu lucu dan imut, dia lahir dari rahim seorang perempuan bernama Sinta. Yang kemudian anak itu diberi nama Danu.
Danu dan Sinta hanya tinggal di sebuah kontrakan kecil didesa yang jauh dari hingar bingar kota, hanya saja desa tersebut menghubungkan jalur untuk dua kota besar.

Sejak dari lahir, Danu memang tidak mengetahui siapa ayahnya atau suami dari ibunya. Berkali-kali ia bertanya kepada ibunya tentang keberadaan sang ayah, yang jelas saja Sinta kesulitan menjawab pertanyaan itu. Karena, Sinta pun tidak mengetahui siapa ayah dari Danu. Bukan tanpa alasan Sinta tidak mengetahui siapa ayah dari Danu. Karena memang, Sinta adalah seorang pelac*r yang melayani semua pria yang datang ke kontrakannya. Sampai akhirnya ia dikagetkan karena sudah dua bulan lebih dia tidak mengalami menstruasi, dan juga di nyatakan positif hamil oleh bidan yang tak jauh dari kontrakannya.

Sinta tau, tidak mungkin dia meminta pertanggungjawaban dari laki-laki yang selalu datang ke kontrakannya. Sepintas, Sinta timbul niat untuk menggugurkan kandungannya. Disisi lain dia tak tega kalau untuk membunuh janinnya sendiri. Lantas, dia pun memutuskan untuk melahirkan janin tersebut kedunia dan akhirnya lahirlah Danu.

Tahun demi tahun berlalu, Danu tumbuh dengan cepat ia pintar dan tampan. Lima tahun sudah Sinta membesarkan Danu dengan penuh kasih sayang, merawat Danu dengan tulus tanpa mengharapkan apa pun. Hingga suatu malam ketika Sinta sudah menina bobokan Danu, datanglah seorang pria yang baru kali ini datang ke kontrakannya. Pelan-pelan Sinta pun melakukan tugas nya sebagai seorang pelac*r memuaskan birahi seorang laki-laki yang sama sekali tidak pernah ia kenal. Lagi pula, itu tidak jadi masalah yang terpenting laki-laki itu membayar sesuai dengan tarif.

Paginya, Danu bangun ia pergi ke kamar pagi untuk membersihkan wajahnya dan buang air kecil. Lalu meminum segelas air putih yang ada di meja di dapur kontraknya. Dan lalu masuk ke dalam kamar ibunya yang tertutup rapat, setelah dibuka disana ibunya terbaring sangat lemah dengan darah yang mengalir dari atas kepala dan dadanya, matanya melotot, mulutnya terbuka seperti seorang yang baru saja disiksa. Danu berteriak memanggil ibunya yang bersimbah darah itu. Lalu, para tentangga pun mulai berdatangan dan kaget melihat Sinta yang terbujur kaku dan tewas dengan mengenaskan.

Dua tahun sudah kejadian yang mengerikan itu berlalu. Kini Danu tinggal di sebuah panti asuhan didesa tersebut. Ibunya memang hidup sebatang kara, tak jelas keberadaan ibu dan ayahnya atau kakek dan neneknya berada. Jadi Danu dirawat dengan sangat baik di panti asuhan sederhana yang bernama Rindu Bunda. Danu tumbuh menjadi anak yang tampan dan lucu. Tapi sejak kejadian itu, Danu berubah menjadi anak yang pendiam. Ia jarang berbicara atau bermain dengan anak-anak yang lain. Hanya ada satu orang bisa membuatnya berbicara yaitu Laksmi, seorang perempuan yang satu tahun lebih muda dari Danu. Dima Laksmi memang sudah berada di panti asuhan itu sejak bayi. Panti asuhan itu tidak terlalu luas, hanya terdiri dari dua ruangan besar yang masing-masing ruangan di isi oleh laki-laki dan perempuan yang diberi pembatas di antaranya, ruangan yang satu lagi dibuat menjadi meja makan yang panjang sekaligus ruang bermain bagi anak-anak. Tapi meskipun begitu halaman panti asuhan itu sangatlah luas, bahkan di belakang ada sebuah kebun singkong dan buah mangga.

Beberapa bulan dari situ datanglah sepasang suami-istri di Ibukota, mereka bukanlah orang kaya hanya keluarga sederhana yang berkecukupan. Singkat cerita, sepasang suami istri itu mengadopsi Danu. Lalu, membawanya ke Jakarta. Danu tidak bisa menolak, meskipun dia harus begitu berat jikalau berpisah dengan Laksmi sendirian di panti asuhan. Tapi disisi lain, ini bagus untuk dirinya untuk kehidupan yang lebih baik.

Janu di rawat dengan penuh perhatian dari ayah dan ibu angkatnya, ia dibesarkan seperti anak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya, kini Danu sudah bukanlah lelaki yang imut dan tampan lagi. Ia sudah menjadi pria dewasa dengan suara yang beratnya. Kini Danu bekerja di salah satu pemerintahan daerah di Jakarta, lebih tepatnya kantor kelurahan. Setiap harinya Danu berangkat bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore, selalu begitu. Hingga akhirnya, sepulang kerja teman kantor Danu yang bernama Rizal mengajak Danu untuk ke salah satu tempat hiburan di Jakarta. Kebetulan, hari itu Danu merasa penat karena banyaknya kerjaan yang belum ia selesaikan. Danu pun menerima ajakan temannya tersebut, tepat pukul 8 malam sesampainya Danu dan Rizal ditempat tersebut, raut wajah Danu terlihat bingung karena ternyata tempat yang mereka kunjungi adalah tempat panti pijat. Di sisi lain Rizal terlihat biasa saja, seperti seseorang yang sudah terbiasa datang dan mampir ke tempat tersebut. Danu dan Rizal perlahan masuk kedalam panti pijat itu. Sesampainya mereka ditempat kasir, Rizal pun langsung mengurus segala sesuatu yang mereka inginkan. Selagi Rizal sedang berbicara dengan penjaga kasir datang seorang wanita yang menggunakan dress putih penuh dengan corak bunga-bunga melewati setiap pintu-pintu kamar, rambutnya tak panjang hanya sebahu. Tetapi Danu terpukau dan menatap wanita itu, Danu terpukau bukan karena kemolekan tubuh wanita itu melainkan bibir tipis dan binar mata yang wanita itu miliki. Wanita tersebut pun datang berjalan menghampiri ke arah Danu dan mengajak Danu ikut dengannya, wanita itu menggenggam tangan Danu sambil berjalan ke arah kamar. Saat berjalan ke arah kamar, Danu merasa tak asing dengan sentuhan tangan tersebut, pintu demi pintu Danu lewati tetapi pandangan nya hanya tertuju ke arah tangan wanita itu. Sesampainya Danu dan wanita itu di dalam kamar, Danu hanya bisa diam duduk di atas kasur wanita itu tertawa melihat tingkah laku Danu yang kaku, wanita itu pun berbicara kepada Danu "baru pertama kali ya mas?", Lalu dengan sedikit kaku Danu pun menjawab "iya mbak". Wanita itu membalas dengan senyuman, kemudian pelan-pelan wanita itu pun berjalan ke arah Danu, tetapi Danu hanya terdiam menatap wajah wanita tersebut dengan sangat hati-hati wanita itu membuka satu persatu kancing baju Danu, lalu melepaskannya Danu pun kini bertelanjang dada. Kemudian, wanita itu pun meminta Danu untuk berbaring di atas kasur dan Danu pun mulai merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja.

Wanita itu kini tepat berada di belakang punggung Danu. Secara perlahan, wanita tersebut menyentuh tubuh Danu dan mulai memijat tubuh Janu dengan sangat lembut. Selama setengah menit tidak ada pembicaraan diantar mereka hingga wanita itu yang membukanya "kamu orangnya pekerja keras ya?", Lalu Danu menjawab "memangnya kenapa?" "badan kamu sangat kaku mas". Danu hanya terdiam, lalu balik bertanya "kamu sudah lama kerja ditempat ini?" "Sudah satu tahun, sebelumnya aku bekerja di salah satu tempat makan, karena kondisi ekonomi aku keluar."
Danu kembali bertanya "kamu sudah menikah?" Perempuan itu menjawab "belum, memangnya ada ya? lelaki yang mau menikahi wanita yang bekerja di panti pijat."

Danu hanya terdiam dan menikmati setiap pijatan tangan wanita tersebut. Lalu wanita itu kembali bertanya "kamu sudah menikah?" Danu menjawab "belum". "Bukannya gampang ya, bagi seorang lelaki yang bekerja di pemerintahan daerah mendapatkan perempuan?" Danu menjawab "banyak sih ibu-ibu di daerah rumahku, yang ingin menjodohkan aku dengan anak mereka. Tapi aku menolaknya, karena aku sudah mengenal gadis yang aku cintai dan dia sangatlah baik."
Wanita itu kembali bertanya "pasti gadis itu cantik, putih, bibirnya tipis, matanya bulat dan tajam." Danu menjawab "aku tidak tau, aku mengenalnya sejak aku masih kecil, saat itu aku adalah sosok anak yang pendiam semua bermulai setelah kejadian yang menimpa ibuku, hingga sampai ia meninggal dunia. Dialah satu-satunya perempuan yang membuat aku kembali berbicara saat itu, dia yang merubahku. Aku ingat sebelum aku dibawa oleh keluarga angkatku, dia sempat menggenggam tanganku. Ya, hanya itu yang membekas dalam diriku, sentuhan tangannya dan nama perempuan itu Laksmi." Wanita panti pijat itu pun terkejut, ia menjauhkan jarinya dari tubuh Danu dan menghentikan pijatannya lalu duduk di samping tubuh Danu. Sontak, Danu pun beranjak duduk disampingnya dengan raut wajah yang merasa kebingungan dengan penuh keraguan wanita itu bertanya kepada Danu
"Apa benar nama kamu Danu?" dengan penuh keyakinan Danu menjawab "iya, aku Danu."

Seketika, setelah pengakuan Danu, wanita itupun menangis. Danu masih heran dengan sikap wanita tersebut dengan nafas yang tersendak-sendak, wanita tersebut berbicara kepada Danu "aku, adalah wanita yang berani mengajakmu berbicara. Aku yang menyentuh tanganmu, sebelum kamu meninggalkan panti dan aku wanita yang selalu mencari-cari dirimu hingga saat ini. Aku, Laksmi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita tentang DanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang