Red Class Poetry

18 3 0
                                    

~KAMU~

Kala sang rintik air jatuh ke bumi.
Jatuh timbulkan kenangan yang luruh.
Luruh sebab yang terkecewakan.
Terkecewakan oleh dirimu yang telah tinggalkanku.

Tinggalkanku dalam kelabu.
Kelabu yang membuat hidupku menjadi sendu.

Sendu menatap dirimu.
Dirimu pergi seiring waktu.

Saat kita tertawa.
Tertawa bahagia sebelum kehadirannya.
Kehadirannya hanya memberikan luka.
Luka yang dalam bagiku.

Bagiku, kedatanganmu menghadirkan luka juga bahagia untukku.
Apa maumu? Bisakah hanya satu saja yang kau berikan?
Berikan aku sedikit kebahagiaan.
Kebahagiaan yang bisa membuatku bangkit kembali.

Kembali dirimu hadir dalam kenangan.
Kenangan indah yang kini menjadi suram.
Suram, sampai membuatku tertawa.
Tertawa bodoh, memercayaimu sebagai segalanya.

Segalanya hanya ilusi semata.
Semata-semata hanya untuk memperdaya.
Memperdaya diriku begitu mudah bagimu.
Bagimu, aku itu apa? Begitu teganya dirimu terhadapku.
Terhadapku kau perlakukan aku seperti sampah. Tetapi terhadap yang lain kau perlakukan istimewa.

Istimewa mereka dapatkan, lalu aku? Padahal aku selalu membantumu dan kau berlaku baik padaku ketika ada maunya.
Maunya diriku agar kau perlakukan aku sama seperti mereka. Tetapi apa daya, tidak ada yang bisa aku lakukan.

Writers Poetry by : ~Liev
                                     ~Azzahwa
                                     ~Mutiara
                                     ~Fahdil Lee
                                     ~Dhea Rusfa

Note : Meyla (salah satu member Red Class yang tidak ikut karena kesibukan dia di dunia nyata).

END

Puisi ini tidak menggunakan tema khusus, melainkan membuat puisi lanjutan dari kata atau kalimat terakhir puisi sebelumnya. Setiap member dan aku membuat 2 baris. Jika ada typo atau kesalahan penulisan yang lain silahkan berkomentar. Jika suka silahkan vote dan komen. Terimakasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puisi Bersambung (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang